perbedaan-perbedaan di atas menjadikan posisi guru dalam pembelajaran matematika untuk bernegosiasi dengan peserta didik, bukan memberikan jawaban akhir yang telah
jadi.
2.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Hudojo 1998: 7-8, ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme adalah sebagai berikut.
1 Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses
pembentukan pengetahuan. 2 Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan
tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3 Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistis dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya memahami suatu konsep
matematika melalui kenyataan kehidupan sehari-hari. 4 Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi
sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara peserta didik
dengan peserta didik atau peserta didik dengan guru. 5 Memanfatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif. 6 Melibatkan peserta didik secara emosional dan sosial sehingga matematika
menjadi menarik dan peserta didik mau belajar. Menurut Confrey Suherman, dkk, 2003: 78 sebagai seorang konstruktivis
ketika mengajarkan matematika, tidak mengajarkan peserta didik tentang struktur matematika yang objeknya ada di dunia ini tetapi mengajarkan mereka, bagaimana
mengembangkan kognisi mereka, bagaimana melihat dunia melalui sekumpulan lensa kuantitatif yang dipercaya sehingga menyediakan suatu cara yang powerful untuk
memahami dunia, bagaimana merefleksikan lensa-lensa itu untuk menciptakan lensa- lensa yang lebih kuat dan bagaimana mengapresiasi peranan dari lensa dalam
memainkan pengembangan kultur mereka, dan mencoba untuk mengajarkan mereka untuk mengembangkan satu alat intelektual yaitu matematika. Hal ini mencerminkan
bahwa matematika hanyalah sebagai alat untuk berpikir, fokus utama belajar matematika adalah memberdayakan peserta didik untuk berpikir mengkonstruksi
pengetahuan matematika yang pernah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya.
2.2 Teori belajar yang mendukung