Mitos dalam Persepsi Religi

mempersepsi tanpa memikirkan lebih lanjut apa yang dipersepsikannya salah atau benar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi timbul karena adanya faktor internal dan faktor eksternal yang berupa stimulus mengenai atau diterima alat indera dimana akan menjadi sesuatu yang berarti sehingga individu menyadari tentang apa yang diterimanya melalui reseptor setelah sesuatu yang diinderakannya diorganisasikan dan diinterprestasikan melalui proses persepsi.

5. Mitos dalam Persepsi Religi

Persepsi merupakan proses yang timbul akibat adanya sensasi. Pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Selain itu, sensasi dapat diartikan sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap suatu stimuli dasar, seperti cahaya, warna, dan suara yang kemudian akan menimbulkan persepsi. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik stimuli, hubungan stimuli dengan kelilingnya, dan kondisi di dalam individu. Definisi stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Cara pandang setiap orang, atau sering disebut persepsi diartikan sebagai sistem kepercayaan yang membentuk sistem. Berfikir tentang sifat “sesuatu” secara keseluruhan dan dampaknya terhadap lingkungan. Singkat kata persepsi merupakan struktur cara pandang yang dipengaruhi oleh kebudayaan, kemudian menggerakkan atau membentuk semacam spirit bagi individu untuk menjelaskan sebuah peristiwa. Seringkali, cara pandang dipandang sebagai perangkat persepsi dan asumsi fundamental yang meliputi bagaimana sebuah kebudayaan mengartikan kepada anggotanya untuk menerangkan sebuah universe, sifat alam, jenis spirit inpersonal, perbuatan baik buruk, keberuntungan, kemalangan atau sial, kekuasaan, dan lain-lain Liliweri 2003: 152. Mitos merupakan bagian dari sistem kepercayaan religi. Kepercayaan masyarakat tentang adanya kekuatan akan sesuatu, seperti halnya mitos air tiga rasa. Awal terbentuknya persepsi adalah adanya stimulus baik berasal dari individu itu sendiri maupun dari luar. Mitos air tiga rasa merupakan stimulus bagi masyarakat sekitarnya. Masyarakat yang datang akan memberikan persepsi yang berbeda berdasarkan pola pikir masing-masing. Percaya atau tidaknya masyarakat terhadap mitos yang berkembang merupakan persepsi religi terhadap mitos air tiga rasa.

D. KERANGKA BERPIKIR