Pengaruh mitos air tiga rasa dilihat dari segi sosial budaya

Bagi pedagang, pemilik jasa ojek, serta jasa parkir adanya air tiga rasa memberikan pengaruh yang besar secara ekonomi. Hasil dari berdagang, mengojek, dan tukang parkir cukup untuk kebutuhan sehari- hari. Rata-rata mereka sudah menggeluti pekerjaannya lebih dari sepuluh tahun. Mereka memilih untuk bertahan dengan pekerjaan masing-masing dan belum ada keinginan untuk meninggalkan. Walaupun pendapatan mereka kadang sedikit tergantung ramai atau sepinya pengunjung tapi cukup untuk sehari-hari, seperti penuturan tukang ojek berikut ini. “Biasane kulo nggih sedinten cuma saged angsal penumpang kaleh utawi tigo, dadose nggih lumayan sampun saget kangge dahar ngenjang. Biasanya saya sehari hanya mengantar dua atau tiga orang, jadi ya lumayan bisa untuk makan besok wawancara dengan Bp.Robert, tanggal 3 Mei 2011”. Hal ini juga sesuai dengan penuturan Ivan: “walaupun saya bekerja setelah sekolah, alhamdulillah hasilnya cukup untuk biaya sekolah besok mas wawancara pada tanggal 3 Mei 2011”. Jadi pengaruh mitos air tiga rasa dalam segi ekonomi adalah pengaruh terhadap masyarakat sekitar yang memiliki usaha seperti pemilik warung, tukang ojek dan tukang parkir. Bagi mereka, air tiga rasa sangat memberikan pengaruh terhadap perekonomian keluarganya yaitu cukup memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

b. Pengaruh mitos air tiga rasa dilihat dari segi sosial budaya

Mitos air tiga rasa mengundang banyak pengunjung dari berbagai kalangan, muda maupun tua. Banyaknya pengunjung tidak menjadikan saling berebut dalam mengambil air tiga rasa. Adanya air tiga rasa dapat menumbuhkan rasa solidaritas antar pengunjung. Pengurus air tiga rasa telah menyediakan beberapa gelas untuk mengambil air tiga rasa tersebut, sehingga pengunjung dapat antri dalam mengambil air. Adanya sumber air tiga rasa juga telah menimbulkan rasa saling menghargai dan menghormati antar pengunjung yang mempunyai tujuan berbeda-beda. Hal ini diperkuat oleh penuturan salah satu pengunjung sebagai berikut. “kulo sampun beberapa kali mriki mas, kulo dereng nate ngertos tiyang-tiyang podo rebutan wektu mundut toyo. Nggih kulo menghargai tiyang-tiyang ingkang mundut katah kagem keluarga wonten dalem, walaupun nunggu dangu kulo menghormati kebutuhan pengunjung liyane”. Saya sudah beberapa kali datang kesini mas, dan saya belum pernah melihat saling berebut untuk mengambil air. Ya saya menghargai orang-orang yang mengambil air banyak untuk keluarganya dirumah, walaupun menunggu lama tapi saya menghormati kebutuhan pengunjung lainnya wawancara dengan Bp. Arif, tanggal 3 Mei 2011. Di kawasan sumber air tiga rasa, terdapat peraturan yang ditempel pada sebuah papan yang tulisannya yaitu: “Dimohon dapat menjaga ketenangan, Dilarang mandi di lokasi sendang sumber air tiga rasa”. Dengan adanya larangan tersebut, maka pengunjung akan menjaga bicara dan perilakunya di kawasan sumber air tiga rasa. Pemilik warung dan jasa ojek juga menghormati semua pengunjung yang datang, sangat ramah kepada pengunjung. Pengunjung juga demikian sangat menghargai atas pekerjaan pemilik warung dan jasa ojek. Berikut salah satu penuturan pemilik warung. “Saking riyen ngantos sak niki kulo dados tu pedagang, katahipun pengunjung ingkang singgah wonteng warung kulo santun lan katah omongane. Sehinggo sami-sami nyaman lan saged saling tukar pengal aman”. Selama saya menjadi pedagang disini, kebanyakan pengunjung yang singgah di warung saya sangat santun dan banyak bicaranya. Sehingga sama-sama nyaman dan saling bertukar pengalaman wawancara dengan Bu Nur, tanggal 3 Mei 2011”. Hal ini senada dengan penuturan salah satu pemilik jasa ojek, yaitu sebagai berikut. “Katahipun pengunjung dereng nate ngeluh kaliyan ojek, amargi kulo lan rencang-rencang mbeto motor ngatos- atos mas”. Kebanyakan pengunjung tidak mengeluh dengan adanya jasa ojek disini, karena kami membawa kendaraan dengan hati-hati wawancara dengan Bp. Robert, tanggal 3 Mei 2011 ”. Adanya mitos air tiga rasa di lingkungan Makam Sunan Muria dapat menimbulkan rasa sosial yang tinggi, antara lain: saling menghormati, saling menghargai, dan memiliki solidaritas yang tinggi. Baik antara pengunjung dengan pengunjung, pengunjung dengan pemilik jasa, serta pengunjung dengan juru kunci. Masyarakat Jawa sangat mempercayai adanya kekuatan lain terhadap suatu benda. Sejak diketahui adanya air tiga rasa dan memiliki banyak khasiat maka masyarakat sangat mempercayai dengan mitos tersebut tahun 1920an. Masyarakat mulai berupaya untuk menjaga dan melestarikan hasil kebudayaan dari peninggalan Syeh Hasan Shadily tersebut. Rata-rata masyarakat yang mempercayai adanya mitos air tiga rasa merupakan masyarakat yang mengikuti tradisi nenek moyang, yaitu mempercayai terhadap kekuatan suatu benda sebagai lantaran dari Allah SWT. Berbagai cara dilakukan masyarakat Japan agar dapat melestarikan hasil kebudayaan air tiga rasa ini hingga dilakukan perehaban dan pembuatan jalan untuk menuju ke lokasi pada tahun 2000. Peraturan juga telah dibuat agar pengunjung yang datang dapat ikut menjaga dan melestarikan sumber air tiga rasa. Berikut penuturan juru kunci. “Kito sedoyo sepakat damel peraturan supados pengunjung saged jagi kelestarian peninggalan Syeh Hasan Shadily, amargi nek mboten ngoten hasil kebudayaan puniko saged musnah ngoten mawon mas”. Kami sepakat membuat peraturan agar pengunjung dapat menjaga kelestarian peninggalan Syeh Hasan Syadily, karena kalau tidak begitu hasil kebudayaan ini bisa musnah begitu saja mas wawancara dengan Bp.Sami‟un, tanggal 25 April 2011”. Mitos air tiga rasa di lingkungan Makam Sunan Muria dapat menimbulkan rasa sosial yang tinggi, antara lain: saling menghormati, saling menghargai, dan memiliki solidaritas yang tinggi. Baik antara pengunjung dengan pengunjung, pengunjung dengan pemilik jasa, serta pengunjung dengan juru kunci. Serta adanya mitos air tiga rasa di lingkungan Makam Sunan Muria ini, dapat menimbulkan pengaruh pada masyarakat dan para pengunjung untuk menjaga dan melestarikan budaya yang telah diyakini sejak zaman dahulu.

c. Pengaruh mitos air tiga rasa dilihat dari segi kehidupan beragama.