Langkah-langkah pengembangan bahan ajar dan penyusunan modul

4 Aspek kelayakan kegrafikan Kelayakan kegrafikan dalam menilai kriteria kualitas penulisan buku ajar cetak meliputi beberapa komponen yaitu; a penggunaan font, jenis dan ukuran, b lay out atau tata letak, c ilustrasi, gambar, foto, d desain. Berdasarkan uraian tersebut penilaian bahan ajar yang salah satunya berupa modul berlandaskan empat aspek kelayakan yaitu isi, penyajian, bahasa, serta kegrafikan, dan mempertimbangkan dari segi tema yang diambil yaitu tentang materi tarakib atau qawa’id. Empat aspek tersebut digunakan dalam proses evaluasi bahan ajar yang dihasilkan sebagai dasar dalam memperbaiki bahan ajar tersebut.

2.2.7. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar dan penyusunan modul

Menurut Lestari 2013:3 ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1 memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran; 2 memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya; 3 kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa; 4 bahasa yang digunakan cukup sederhana, karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri. Prosedur penyusunan modul menurut Diknas www.diknas.go.id , diunduh tanggal 02 November 2013, adalah sebagai berikut: Gambar 2.1. Bagan prosedur penyusunan modul Modul disusun berdasarkan kompetensi lulusan siswa, yaitu kemampuan yang akan dikuasai siswa stelah mempelajari modul tersebut, kompetensi tersebut mencakup di dalamnya yaitu KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan acuan penelitian yang dari keseluruhannya membutuhkan referensi dan sumber bahan dalam penyusunannya. Kompetensi tersebut mendasari perumusan judul modul dan menentukan pemilihan judul modul yang tepat. Gambar 2.2. Bagan prosedur penyusunan modul Judul modul yang telah ditentukan kemudian digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi KD aspek materi pembelajaran dan indikator serta penilaiannya, untuk kemudian dijadikan rujukan dalam menyusun draft modul yang juga berdasarkan referensi dan sumber bahan lainnya, termasuk di dalamnya format penulisan modul. Gambar 2.3. Bagan prosedur penyusunan modul Draft modul yang telah disusun divalidasi oleh validator melalui instrumen validasi yang berisi penilaian terhadap draft modul tersebut. Selanjutnya, dilakukan revisi terhadap draft modul yang telah divalidasi kemudian menjadi sebuah modul yang siap dimanfaatkan dalam pembelajaran. Menurut Prastowo 2011:118 dalam menyusun sebuah modul, ada empat tahapan yang harus dilalui, yaitu 1 analisis kurikulum, bertujuan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar, 2 menentukan judul modul, dalam menentukan judul modul harus mengacu pada kompetensi- kompetensi dasar tau materi pokok yang ada dalam kurikulum, 3 pemberian kode modul, 4 penulisan modul. Terdapat lima hal penting yang sebaiknya digunakan dalam proses penulisan modul, yaitu: 1 perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai, 2 penentuan alat evaluasi atau penilaian, 3 penyusunan materi, 4 urutan pengajaran, 5 struktur bahan ajar Prastowo 2011:120. Berdasarkan uraian di atas penyusunan modul dapat dilakukan dengan merumuskan judul berdasarkan SK dan KD, kemuduan merumuskan isi modul beserta evaluasi di dalamnya. Desaian awal modul tersebut kemudian divalidasi oleh ahli kemudian direvisi sehingga menjadi modul yang efektif digunakan dalam pembelajaran.

2.2.8. Tarakib