Kegunaan Strategi Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Sektor Wisata Bahari di Pulau Kecil (Studi Kasus Pulau Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara)
Pulau Daratan Rendah Low Island yang terbentuk dari pulau vulkanik maupun non vulkanik, dengan ketinggian daratannya dari muka laut tidak besar.
Sebagai contoh, adalah Kepulauan Seribu. Pulau Atol Atolls yang umumnya merupakan pulau vulkanik yang ditumbuhi
terumbu karang tepi fringing reef, berubah menjadi terumbu karang penghalang barrier reef, dan terakhir berubah menjadi atol bentuk cincin.
Sebagai contoh, adalah Kepulauan Tukang Besi dan Takabone Rate. Departemen Kelautan dan Perikanan 2006, menyatakan bahwa pulau-
pulau kecil di Indonesia memiliki arti penting atas beberapa fungsi berikut. 1 Fungsi Pertahanan dan Keamanan. Pulau-pulau kecil terutama di wilayah
perbatasan dari sudut pertahanan dan keamanan memiliki arti penting sebagai garda depan dalam menjaga dan melindungi keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Pulau-pulau kecil tersebut menjadi pintu gerbang keluar masuknya aliran orang dan barang seperti misalnya di
Pulau Sabang NAD, Pulau Sebatik Kalimantan Timur dan Pulau Batam Kepulauan Riau, yang juga rawan terhadap penyelundupan barang-
barang ilegal, narkotika, senjata, dan obat-obatan terlarang. 2 Fungsi Ekonomi. Wilayah pulau-pulau kecil memiliki peluang yang besar
untuk dikembangkan sebagai wilayah bisnis-bisnis potensial yang berbasis pada sumberdaya resource based industry seperti industri perikanan,
pariwisata, jasa transportasi, industri olahan dan industri-industri lainnya yang ramah lingkungan sebagai pendukung pertumbuhan wilayah.
3 Fungsi Ekologi. Secara ekologis, ekosistem pesisir dan laut pulau-pulau kecil berfungsi sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi dan bio-
geokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah, sumber energi alternatif, dan sistem penunjang kehidupan lainnya. Hal ini terkait erat dengan
potensikarakteristik penting pulau-pulau kecil, yaitu mengandung habitat dan ekosistem terumbu karang, lamun, mangrove yang menyediakan
barang ikan, minyak, mineral logam dan jasa lingkungan penahan ombak, wisata bahari bagi masyarakat.
Lebih lanjut dinyatakan oleh Bengen 2003, bahwa pembangunan pulau- pulau kecil merupakan kasus khusus pembangunan karena memiliki ciri khusus
yang meliputi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia beserta aspek ekonomi, sosial serta budaya yang spesifik. Pulau-pulau kecil memiliki potensi
untuk dikembangkan dengan mengindahkan kaidah-kaidah pengelolaan yang berkelanjutan baik secara ekologis maupun ekonomi dalam pemanfaatannya.
Beberapa karakteristik pulau-pulau kecil yang dapat menjadi kendala pengembangannya antara lain adalah sebagai berikut.
1 Ukuran yang kecil dan terisolasi menyebabkan sangat mahalnya sarana dan prasarana, serta minimnya sumberdaya manusia SDM yang handal.
2 Kesulitan atau ketidakmampuan untuk mencapai skala ekonomi yang optimal dan menguntungkan dalam hal administrasi, usaha produksi, dan
transportasi. 3 Ketersediaan sumberdaya alam SDA dan jasa-jasa lingkungan yang ada
pada akhirnya akan menentukan daya dukung suatu sistem pulau-pulau kecil dalam menopang kehidupan manusia dan kegiatan
pengembangannya. 4 Produktivitas sumberdaya alam SDA dan jasa-jasa lingkungan yang ada
saling terkait satu sama lain secara erat. Keberhasilan usaha pertanian, perkebunan atau kehutanan di lahan darat yang melupakan prinsip-prinsip
ekologis, dapat mengakibatkan kematian atau kerusakan pada industri perikanan pantai dan pariwisata bahari di pulau-pulau kecil.
5 Budaya lokal yang kadangkala bertentangan dengan kegiatan pembangunan terutama pariwisata, karena budaya wisatawan asing
yang tidak sesuai dengan adat atau agama setempat. Departemen Kelautan dan Perikanan DKP melalui Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. PER.20MEN2008 yaitu turunan dari Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang pemanfaatan pulau-pulau kecil
dan perairan di sekitarnya telah memberikan arahan bahwa pemanfaatan pulau- pulau kecil dengan luas
≤ 2.000 km
2
hanya dapat digunakan untuk kepentingan sebagai berikut.
1 Konservasi. 2 Pendidikan
dan pelatihan.
3 Penelitian dan Pengembangan. 4 Budidaya
laut. 5 Pariwisata.
6 Usaha perikanan dan kelautan secara lestari. 7 Pertanian
organik. 8 Peternakan.