Usaha Kecil, Menengah dan Mikro

Pengelolaan pulau-pulau kecil adalah bagian dari persoalan bangsa dan negara yang sangat penting. Perumusan kebijakan yang menyangkut pengelolaan pulau-pulau kecil harus memenuhi segenap kriteria pembangunan berkelanjutan, antara lain adalah sebagai berikut. 1 Secara ekonomi efisien dan optimal economically sound, 2 Secara sosial-budaya berkeadilan dan dapat diterima socio-culturally accepted and just, dan 3 Secara ekologis tidak melampaui dayadukung lingkungan enviromentally friendly.

B. Usaha Kecil, Menengah dan Mikro

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, definisi tentang usaha kecil dan menengah adalah sebagai berikut. 3. usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 4. usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Kriteria usaha mikro dan kecil dibatasi pengertiannya sebagai berikut. 1 Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut: 1 memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau 2 memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah. 2 Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut: 1 memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- dua milyar lima ratus juta rupiah. Menggunakan definisi operasional hasil penelitian Lubis 2008, usaha kecil menengah berdasarkan besarnya jumlah pekerja adalah sebagai berikut. 1 Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja di bawah 3 orang termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar. 2 Usaha kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 - 9 orang. 3 Usaha menengah, sebanyak 20-99 orang. Berbagai aktivitas ekonomi kecil turut mendukung kegiatan-kegiatan wisata bahari. Diantaranya adalah kedai minuman dan restoran kecil, toko atau warung cindramata, jasa penyewaan peralatan snorkling, diving, surfing, jet ski dan boat, jasa penyewaan sepeda, motor dan mobil, penyedia translater, warung internet, warung telepon, pedagang asongan, pedagang buah kelapa dan kegiatan ekonomi lainnya Ruhijat, 2005. C. Wisata Bahari Lautan Indonesia mengandung berbagai kekayaan hayati ikan yang mencapai 8.500 spesies dan keanekaragaman terumbu karang coral reef yang lebih dari 800 jenis. Indonesia memiliki garis pantai 91.524 km, total area laut sekitar 5,8 juta km 2 , dengan memiliki sekitar 28.000 spesies flora, 350 spesies fauna, dan 110.000 spesies mikroba. Keanekaragaman hayati tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan sektor wisata bahari. Wisata bahari adalah bagian dari wisata lingkungan atau ekowisata yang kegiatannya berdasarkan daya tarik kelautan. Kegiatan ini merupakan industri maritim yang kian hari makin menjanjikan. Daya tarik wisata bahari mencakup kegiatan yang beragam, antara lain perjalanan dengan moda laut, pengamatan kekayaan alam laut dan melakukan kegiatan di laut seperti memancing, selam, selancar, dayung maupun menonton upacara adat Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006. Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, terutama perkembangan global yang berlangsung, beriringan dengan kemajuan teknologi komunikasi atau informasi membawa pada konsekuensi iklim persaingan yang sangat ketat. Setiap negara akan terseret dalam interaksi global yang semakin membuat batas-batas negara menjadi transparan. Pemahaman yang mendalam tentang dinamika perkembangan pariwisata mutlak diperlukan untuk mempersiapkan sektor pariwisata sebagai ” The Biggest Foreign Exchange Earner”. Pariwisata adalah salahsatu industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan serta menstimulasi sektor-sektor lainnya Hidayat, 2002. Menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 1990 tentang pariwisata, maka pariwisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berkaitan di bidang tersebut. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan kegiatan lain yang terkait dengan pariwisata. Pengertian wisata bahari adalah meliputi berbagai aktivitas wisata yang menyangkut kelautan. Aktivitas wisata bahari tersebut diantaranya adalah santai di pantai atau menikmati lingkungan alam sekitar, berenang, tour keliling boat tour, cruising atau extended boat tour, surfing, diving, water ski dan sailing. Beberapa atraksi wisata adalah taman laut terumbu karang dan biota laut, formasi karang buatan artifisial reef, obyek purbakala, ikan-ikan buruan dan pantai yang indah. Pendayagunaan laut sebagai medium wisata memerlukan persyaratan tertentu, antara lain: 1 keadaan musim atau cuaca yang cukup baik sepanjang tahun, 2 lingkungan laut yang bersih dan bebas pencemaran, 3 keadaan pantai yang bersih dan alami, yang disertai pengaturan-pengaturan tertentu akan bangunan dan macam kegiatan, 4 keadaan dasar laut yang masih alami, misalnya taman laut yang merupakan habitat dari berbagai fauna dan flora, dan 5 gelombang dan arus yang relatif tidak terlalu besar serta aksesibilitas yang tinggi Hidayat, 2002. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata, Pemerintah telah mengintruksikan kepada sejumlah menteri untuk melakukan keterpaduan pembangunan kebudayaan dan pariwisata. Salahsatu instruksinya adalah kepada Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri Perindustrian. Instruksi untuk Menteri Kelautan dan Perikanan adalah: 1 mendukung pengembangan pariwisata bahari dengan menyediakan informasi kebaharian, dan 2 meningkatkan pengelolaan dan pengawasan terhadap kelestarian Taman Laut Nasional. Sedangkan kepada Menteri Perindustrian diinstruksikan untuk mengembangkan industri mikro, kecil dan menengah untuk mendukung sektor kebudayaan dan pariwisata. Kegiatan wisata bahari yang sudah berkembang di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain adalah di wilayah Sunda Kecil Bali hingga Lombok, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Usaha berbasis wisata bahari yang dilakukan di beberapa tempat di Indonesia disesuaikan dengan keistimewaan yang ada di daerah masing-masing. Wisatawan penggemar kegiatan selam diving dengan lokasi tersaji pada Lampiran 1.

D. Metoda Analisis