Hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan lemuru Kesimpulan

4.5. Hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan lemuru

Hubungan antara suhu permukaan laut dan produksi lemuru disajikan dalam grafik fluktuasi pada Gambar 15. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat adanya kecenderungan peningkatan produksi lemuru pada saat suhu permukaan laut menurun. Gambar 15. Grafik fluktuasi 5 tahun suhu permukaan laut di Perairan Selat Bali dan produksi lemuru yang didaratkan di TPI Pengambengan Meningkatnya produksi lemuru pada saat SPL menurun umumnya terjadi pada periode musim timur. Walaupun diketahui adanya kecenderungan penurunan SPL pada saat produksi lemuru meningkat, namun penurunan SPL tidak langsung menyebabkan peningkatan produksi lemuru. Hubungan antara produksi lemuru dan SPL ini sebenarnya masih terkait pada konsentrasi yang melimpah pada saat musim timur. Dimana, proses upwelling yang terjadi pada musim timur menyebabkan melimpahnya fitoplankton yang merupakan makanan bagi ikan lemuru, sementara SPL pada periode tersebut menurun. 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut di perairan Selat Bali dan sekitarnya menunjukkan variasi berdasarkan pola musim yaitu pada Musim Barat dan Musim Timur. Adanya variasi konsentrasi klorofil-a dan SPL di perairan Selat Bali berhubungan dengan proses upwelling yang terjadi pada musim timur. Nilai konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Bali pada musim timur 0.71 mgm 3 – 2.25 mgm 3 lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi klorofil-a pada musim barat 0.15 – 1.78 mgm 3 . Sebaliknya, suhu permukaan laut pada musim barat 28.6 – 31.13 °C lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan laut pada musim timur 25.37 – 28.35 °C. Selain itu, secara spasial peningkatan konsentrasi klorofil-a dan penurunan SPL pada musim timur jelas terlihat pada daerah selatan perairan Selat Bali. Wilayah ini terletak pada 8,5 °LS – 8,75 °LS, dan merupakan wilayah yang paling dekat dengan Samudera Hindia. Selain variasi musim, diketahui juga adanya variasi interanual yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a dan SPL di perairan Selat Bali. Pada Musim Timur tahun 2006 terjadi anomali positif konsentrasi klorofil-a dan anomali negatif suhu permukaan laut di perairan Selat Bali. Anomali ini disebabkan oleh terjadinya fenomena IODM positif selama bulan September - November 2006. Secara umum, peningkatan jumlah produksi ikan lemuru terjadi pada bulan Oktober sampai Desember dengan rata-rata tangkapan sebesar 1.261.902 kg. Peningkatan jumlah produksi ikan lemuru secara signifikan terjadi pada bulan November 2006 dengan jumlah mencapai 2.737.133 kg. Pada periode yang sama, terjadi anomali positif konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Bali akibat fenomena IODM. Hasil analisis korelasi silang menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara konsentrasi klorofil-a dengan produksi ikan lemuru pada waktu sela 1 - 4 bulan, dengan korelasi tertinggi pada sela 2 bulan.

5.2. Saran