kecenderungan menyukai dan mencari perairan dengan suhu yang lebih rendah di perairan yang lebih dalam.
Menurut Gunarso 1985, fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting dalam upaya menentukan pengkonsentrasian
gerombolan ikan. Sehingga suhu memegang peranan penting dalam penentuan daerah penangkapan ikan. Menurut Laevastu dan Hela 1970, untuk meramalkan
berhasil tidaknya suatu penangkapan ikan harus memperhatikan: a suhu optimum dari semua jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan; b pengamatan
hidrografi dan meteorologi untuk memberikan keterangan mengenai isotermal permukaan; c peramalan perubahan keadaan hidrografi.
Analisis suhu pemukaan laut bukan hanya penting untuk mengetahui keberadaan dan tingkah laku ikan tetapi juga secara tidak langsung
mengindikasikan beberapa proses lain di lautan seperti percampuran massa air, upwelling
, arus, perbatasan arus, dan lain sebagainya yang keseluruhannya dapat mempengaruhi keberadaan sumberdaya ikan Laevastu dan Hela, 1970.
2.3.1. Upwelling
Upwelling adalah gerakan naiknya massa air dari lapisan yang lebih dalam
dimana massa air tersebut mempunyai suhu yang rendah dan salinitas yang tinggi serta membawa unsur-unsur hara yang kaya akan fosfat dan nitrat yang tinggi ke
permukaan. Menurut Ilahude 1998, massa air yang naik ke permukaan ini berasal dari lapisan 100 – 200 m. Oleh karena itu daerah-daerah upwelling selalu
memberikan indikasi produktivitas plankton yang tinggi pada perairan tersebut Nontji, 1987.
Dari nilai suhu dan salinitas yang diukur pada tempat yang sama posisi dan kedalaman yang sama pada saat terjadi upwelling, diketahui bahwa suhu
akan lebih rendah dan salinitas akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Pada lokasi dimana terjadi upwelling, suhu air permukaan
dapat turun sampai sekitar 25°C, dan ini disebabkan karena air yang dingin dari lapisan bawah terangkat ke permukaan Nontji, 1993.
Proses upwelling menyebabkan terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan unsur hara dibandingkan daerah sekitarnya.
Melimpahnya unsur hara di perairan saat upwelling akan merangsang perkembangan fitoplankton di lapisan permukaan yang erat hubungannya dengan
tingkat kesuburan perairan. Oleh karena itu proses upwelling selalu dihubungkan dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu diikuti
dengan meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut Birowo dan Arief, 1983; Pariwono et al., 1988.
2.3.2. Front
Front di lautan menunjukkan suatu batas antara dua tipe massa air yang
berbeda dalam hal suhu danatau salinitas, bahkan kerapatan yang mempunyai gradien suhu yang kuat Robinson, 1985. Front akan berperanan penting dalam
hal produktivitas perairan laut jika cenderung membawa bersama-sama air yang bersuhu dingin dan kaya nutrien dibandingkan dengan perairan yang lebih hangat
tapi miskin unsur hara. Kombinasi dari temperatur dan peningkatan kandungan hara yang timbul dari percampuran ini akan meningkatkan produktivitas plankton.
Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya stok ikan disekitar perairan tersebut
Robinson, 1985. Front yang terbentuk mempunyai produktivitas yang tinggi karena merupakan perangkap zat hara dari kedua massa air yang bertemu
sehingga merupakan feeding ground bagi jenis ikan pelagis Wyrtki, 1961; Laevastu dan Hela, 1970.
2.4. Klorofil dan Produksi Primer