Produksi Ikan Lemuru Sardinella lemuru di Selat Bali

bersuhu rendah ke lapisan permukaan. Sehingga pada saat terjadi IODM secara tidak langsung suhu permukaan laut di perairan Selat Bali juga menurun.

4.3. Produksi Ikan Lemuru Sardinella lemuru di Selat Bali

Data hasil tangkapan ikan lemuru yang diperoleh berupa data sekunder dari TPI Pengambengan Kabupaten Jembrana dan Dinas Perikanan Kabupaten Jembrana Bali, dan hasil wawancara. Data yang diperoleh terdiri dari data waktu bulan penangkapan, jumlah dan jenis hasil tangkapan, serta jumlah trip penangkapan selama kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 2004 sampai tahun 2008 Lampiran 4. Ikan lemuru dikenal sebagai ikan musiman karena kehadirannya hanya pada musim tertentu saja. Menurut Nikiyuluw 2005 di Selat Bali setiap tahun pada permulaan musim hujan yakni September – Oktober lemuru mulai muncul di perairan Selat Bali dengan ukuran sempenit ukuran kecil. Kemudian jumlahnya semakin banyak dan mencapai puncaknya pada bulan Desember sampai Februari dengan ukuran yang semakin besar. Ukuran lemuru dewasa lemuru kucing banyak ditemukan pada akhir musim lemuru yaitu Februari atau Maret. Menurut Nikiyuluw 2005, berdasarkan data produksi bulanan lemuru dari tahun ke tahun terlihat bahwa musim lemuru dimulai pada akhir Musim timur yaitu pada bulan Agustus dan mencapai puncaknya pada Musim peralihan II yaitu pada bulan Oktober dan November. Produksi lemuru mulai menurun pada bulan Februari sampai akhir musim lemuru pada bulan April. Dimulainya musim lemuru pada akhir Musim timur diduga berkaitan dengan fenomena upwelling yang secara intensif terjadi pada Musim timur di sekitar bagian Selatan Selat Bali. Menurut Ilahude 1975 dan Birowo 1979 dalam Nikiyuluw 2005, daerah upwelling merupakan daerah potensial perikanan karena pada saat upwelling perairan tersebut subur. Gambar 11. Produksi ikan lemuru di yang didaratkan di TPI Pengambengan Bali pada bulan Januari 2004 – Desember 2008 Sumber: TPI Pengambengan Bali dan Dinas Perikanan Kabupaten Jembrana – Bali Berdasarkan Gambar 11 diatas, diketahui bahwa jumlah produksi ikan lemuru selama kurun waktu 5 tahun cenderung berfluktuasi. Secara umum, peningkatan produksi lemuru terjadi pada bulan Oktober – Desember dengan rata- rata produksi sebesar 1.261.902 kg. Pada tahun 2004 produksi lemuru tertinggi terjadi di bulan Juni yaitu sebesar 1.343.218 kg, dan produksi terendah pada bulan Maret yaitu sebesar 121.197 kg. Pada tahun 2005 produksi lemuru tertinggi terjadi di bulan Maret dengan jumlah produksi sebesar 941.007 kg, sedangkan produksi terendah pada bulan Januari dengan jumlah produksi 43.017 kg. Pada tahun 2006 nilai produksi tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah produksi mencapai 2.737.133 kg, sedangkan produksi terendah terjadi pada bulan Juni dengan jumlah produksi 36.595 kg. Pada tahun 2006 terlihat bahwa produksi lemuru mulai meningkat pada bulan Juli dan mencapai puncaknya pada bulan November. Nilai produksi lemuru pada tahun 2007 juga terlihat berfluktuasi, dimana nilai produksi tertinggi pada bulan November yaitu sebesar 2.199.891 kg dan nilai produksi terendah pada bulan Juli sebesar 253.689 kg. Pada tahun 2008 nilai produksi lemuru tertinggi juga terjadi pada bulan November dengan nilai produksi sebesar 2.586.532 kg. Sementara nilai produksi lemuru terendah pada tahun 2008 yaitu pada bulan Juli dengan nilai produksi sebesar 90.720 kg.

4.4. Hubungan konsentrasi klorofil-a dengan hasil tangkapan ikan lemuru