Hubungan konsentrasi klorofil-a dengan hasil tangkapan ikan lemuru

November. Nilai produksi lemuru pada tahun 2007 juga terlihat berfluktuasi, dimana nilai produksi tertinggi pada bulan November yaitu sebesar 2.199.891 kg dan nilai produksi terendah pada bulan Juli sebesar 253.689 kg. Pada tahun 2008 nilai produksi lemuru tertinggi juga terjadi pada bulan November dengan nilai produksi sebesar 2.586.532 kg. Sementara nilai produksi lemuru terendah pada tahun 2008 yaitu pada bulan Juli dengan nilai produksi sebesar 90.720 kg.

4.4. Hubungan konsentrasi klorofil-a dengan hasil tangkapan ikan lemuru

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wudianto 2001 diketahui bahwa variasi konsentrasi klorofil-a memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap produksi ikan lemuru di perairan Selat Bali. Gambar 12 menunjukkan fluktuasi sebaran konsentrasi klorofil-a dan produksi ikan lemuru yang didaratkan di TPI Pengambengan Bali selama 5 tahun Januari 2004 – Desember 2008. Secara keseluruhan tren fluktuasi konsentrasi klorofil-a dan produksi lemuru hampir sama, namun puncak peningkatan konsentrasi klorofil-a dan produksi lemuru tidak terjadi bersamaan. Gambar 12. Grafik fluktuasi 5 tahun konsentrasi klorofil-a dan produksi ikan lemuru yang didaratkan di TPI Pengambengan Bali 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Waktu Sela Lag Bulan 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 K o e fi s ie n K o re la s i r -0.318 -0.261 -0.113 0.047 0.184 0.276 0.344 0.368 0.301 0.223 Berdasarkan grafik pada Gambar 12, dapat dilihat adanya waktu sela time lag antara peningkatan konsentrasi klorofil-a dan produksi. Hubungan signifikan yang terkait dengan waktu sela tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis korelasi silang yang ditampilkan dalam korelogram korelasi silang Crosscorelation pada Gambar 13. Batas signifikan Korelasi Gambar 13. Korelogram korelasi silang antara konsentrasi klorofil-a dan produksi lemuru Hasil analisis korelasi silang menunjukkan adanya korelasi yang positif antara konsentrasi klorofil-a dengan produksi lemuru. Korelasi ini signifikan pada waktu sela 1 – 4 bulan. Berdasarkan hasil analisis korelasi silang tersebut, diketahui bahwa peningkatan konsentrasi klorofil-a akan mempengaruhi peningkatan produksi ikan lemuru pada waktu sela 1 – 4 bulan. Hubungan yang signifikan antara peningkatan konsentrasi klorofil-a dan produksi lemuru di perairan Selat Bali terkait dengan melimpahnya plankton yang merupakan sumber makanan bagi ikan lemuru pada musim timur yang disebabkan karena kondisi perairan yang subur pada periode tersebut. Tingginya unsur hara di permukaan pada saat upwelling di musim timur akan meningkatkan konsentrasi fitoplankton di perairan. Fitoplankton merupakan tingkatan yang paling rendah dari rantai makanan di laut dan merupakan sumber makanan bagi zooplankton dan ikan kecil. Ikan lemuru merupakan jenis ikan pemakan plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton. Oleh karena itu, kelimpahan fitoplankton dan zooplankton yang tinggi di perairan mampu menopang stok makanan bagi ikan lemuru sekaligus juga mampu meningkatkan kelimpahan ikan lemuru. Sementara waktu sela yang terjadi antara peningkatan konsentrasi klorofil-a dengan produksi ikan lemuru berhubungan dengan siklus hidup ikan lemuru seperti yang dikemukakan dalam penelitian oleh Merta 1992 dan Wudianto 2001. Musim pemijahan ikan lemuru di Selat Bali umumnya terjadi sekitar bulan Mei – Juli, setelah mencapai ukuran dewasa yaitu lemuru kucing 15 cm. Larva ikan yang disebut sempenit mencapai ukuran 7,5 – 10,5 cm ditemukan pada bulan Agustus - September. Kemudian pada bulan Oktober - Desember, ukuran lemuru yang ditemukan mencapai 11,5 – 12,5 cm protolan. Sementara pada bulan Januari - Februari ukuran lemuru mencapai 13,5 – 14,5 cm, dan sepanjang Maret - Juli panjangnya mencapai 15,5 – 18,5 cm. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Merta 1992 dan Wudianto 2001, diketahui kelimpahan fitoplankton di perairan Selat Bali yang umumnya terjadi pada periode musim timur bersamaan dengan masa pemijahan bagi lemuru dewasa. Sementara itu kelimpahan produksi lemuru yang umumnya terjadi pada periode musim peralihan II didominasi oleh ikan lemuru jenis protolan.

4.5. Hubungan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan lemuru