Unit Angkutan Barang Jakarta UTRKJ Unit Angkutan Barang Bogor UTRKB Unit Angkutan Barang Tangerang UTRKT Unit Angkutan Barang Bekasi UTRKK

118 Tabel 7.5. Hasil Estimasi Unit Angkutan Barang Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Unit Angkutan Barang Jakarta UTRKJ

Intercept -370330 TNRJ = Total jalan non-rel Jakarta 0.1501 0.0001 2.48 - TNRBTK = Total jalan non-rel Botabek -0.0583 0.0020 -0.83 - QINDJ = Produksi sektor industri Jakarta 0.0083 0.0005 0.33 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9648; Adj R -SQ = 0.9560; DW = 2.075

2. Unit Angkutan Barang Bogor UTRKB

Intercept 2384.1809 IJNGB = Jalan Negara Bogor 0.0286 0.0207 0.28 - TNRJTK = Total jalan non-rel Jak. Tang. Bek. 0.00016 0.1651 0.22 - TUDAGB = Total unit aktivitas perdag. Bogor 0.0507 0.0606 0.18 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9656; Adj R-SQ = 0.9570; DW = 0.581

3. Unit Angkutan Barang Tangerang UTRKT

Intercept -61134 TNRT = Total jalan non-rel Tangerang 0.0319 0.0039 3.83 - TJJ = Total Jalan Jakarta 0.0023 0.2355 - - TBK = Total jalan Bogor, Bekasi -0.0053 0.0558 -1.00 - PDRBT = PDRB Tangerang 0.00023 0.2730 - - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9577; Adj R-SQ = 0.9424; DW = 2.377

4. Unit Angkutan Barang Bekasi UTRKK

Intercept -33111 TJBT = Total jalan Jakarta, Bogor, Tangerang 0.00095 0.2764 - - UIBMK = Unit industri besar-menengah Bek. 25.3766 0.1129 0.89 - GINDK = Peng. Pemda utk sek.industri Bek. 17.5564 0.1301 0.24 - RPDRBW = Rasio PDRB wilayah 17240 0.0877 0.75 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.6156; Adj R-SQ = 0.4758; DW = 1.422 Potensi kenaikan jumlah unit angkutan barang di wilayah Bogor tidak banyak berubah baik disebabkan oleh dilakukan perluasan infrastruktur jalan di wilayah itu sendiri ataupun perluasan infrastruktur jalan di wilayah tetangga bahkan juga jika terjadi kenaikan jumlah unit aktivitas di sektor perdagangan wilayah tersebut. Hal ini sesuai dengan nilai elastisitas dari variabel-variabel dimaksud yang hanya besifat inelastis berkisar 0.18 – 0.28. Pada wilayah Tangerang potensi kenaikan unit angkutan barang adalah sangat besar yaitu sebesar 38.3 persen ketika dilakukan perluasan infrastruktur jaringan jalan non- 119 rel sebesar 10 persen. Jumlah unit angkutan barang di wilayah Tangerang juga berpotensi berkurang sebesar 10 persen bilamana dilakukan perluasan infrastruktur total jaringan jalan wilayah tentangga Bogor-Bekasi sebesar 10 persen. Di wilayah Bekasi, potensi kenaikan unit angkutan barang bukanlah disebabkan oleh perluasan infrastruktur jalan melainkan oleh jumlah unit industri besar-menengah elastisitas 0.89.

7.1.3. Aktivitas Sektor Perumahan-Bangunan URUM

Secara statistik estimasi terhadap persamaan unit perumahan wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi yang disajikan pada Tabel 7.6 adalah baik. Nilai-nilai koefisien determinasi, R 2 masing-masing persamaan cukup tinggi berkisar antara 0.6157 hingga 0.8836 dan probabilitas F mencapai alfa 99 persen. Secara statistik nilai-nilai tersebut mengindikasikan variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun bersama- sama dapat menjelaskan perilaku unit perumahan masing-masing wilayah. Hasil estimasi menunjukkan variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap unit rumah-bangunan berturut-turut: 1 Wilayah Jakarta URUMJ adalah total jalan Jakarta TJJ, total jalan wilayah tetangga yaitu Bogor- Tangerang-Bekasi TBTK, total pengeluaran Pemda DKI Jakarta TGOVJ, total kredit perumahan nasional KRRUM dan besaran PDRB Jakarta PDRBJ; 2 Wilayah Bogor URUMB : total jalan Bogor TJB, total jalan Jakarta-Tangerang- Bekasi TJTK, rasio PDRB Bogor RPDRBB dan total pengeluaran Pemda Bogor TGOVB; 3 Wilayah Tangerang URUMT : jalan tol Tangerang IJTLT, total jalan Jakarta TJJ dan besaran PDRB Tangerang PDRBT; dan 4 Wilayah Bekasi URUMK : total jalan Bekasi TJK, total jalan Jakarta TJJ, total jalan Bogor TJB, total jalan Tangerang TJT, produksi sektor perumahan-bangunan 120 wilayah Bekasi QRUMK dan jumlah populasi Bekasi POPUK. Variabel-variabel pengaruh pada persamaan unit rumah-bangunan yang berhubungan secara negatif berturut-turut pada : 1 wilayah Jakarta adalah total jalan Jakarta dan PDRB Jakarta; 2 wilayah Bogor : total jalan Jakarta-Tangerang-Bekasi; 3 wilayah Tangerang : jalan tol Tangerang dan PDRB Tangerang; dan 4 wilayah Bekasi : total jalan Bogor, total jalan Tangerang TJT dan produksi sektor perumahan-bangunan wilayah Bekasi Tabel 7.6. Hasil Estimasi Unit Rumah-Bangunan Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Unit Perumahan Jakarta URUMJ Intercept