III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Lingkup dan Batasan Penelitian
Kerangka berpikir dibatasi oleh pemahaman dari pertanyaan penelitian, yaitu: bagaimanakah peranan infrastruktur transportasi terhadap pertumbuhan
ekonomi wilayah. Berkaitan dengan wilayah sekitarnya, bagaimana pula infrastruktur tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitarnya. Sedangkan yang dimaksud keterkaitan antarwilayah dalam penelitian ini
adalah, keterkaitan infrastruktur jaringan jalan yang saling terkait terhubungkan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Wilayah Depok secara
resmi menjadi wilayah tersendiri Kota Depok tahun 2000, sementara data yang digunakan dimulai tahun 1996. Maka untuk seterusnya wilayah Depok akan
digabung ke wilayah Bogor. 3.2. Kerangka Teori Model Persamaan : Infrastruktur Transportasi dan
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pada bab sebelumnya telah dikemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah, pertumbuhan wilayah terbentuk oleh
pertumbuhan produksi sektor-sektor yang ada di wilayah tersebut. Berikut ini adalah model persamaan fungsi produksi, persamaan ini akan menggambarkan
perilaku pertumbuhan produksi satu sektor di satu wilayah, dengan memasukkan investasi infrastruktur sebagai salah satu inputnya. Model persamaan ini akan
digunakan sebagai kerangka membentuk model persamaan produksi sektor wilayah.
36
Formulasi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk sektor i sektor tertentu dalam region r wilayah tertentu, dengan berbagai tipe infrastruktur yang
diusulkan oleh Reitveld dan Nijkamp 2000 adalah : ,...,
; ,
r r
ir ir
ir ir
IN IA
K L
f Q
= .........................................................
3.1 keterangan :
Q
ir
= nilai tambah sektor i, wilayah r L
ir
= kesempatan kerja sektor i, wilayah r K
ir
= kapital privat sektor i, wilayah r IA
r
,…,IN
r
= berbagai tipe infrastruktur wilayah r, misalnya transportasi, komunikasi, suplai energi, suplai air, pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan lain-lain. Infrastruktur transportasi dapat dibedakan menurut tipe-tipenya, masing-
masing tipe tersebut dapat dimasukkan kedalam persamaan fungsi produksi. Cakupan wilayah bisa meliputi intra-regional di dalam wilayah, inter-regional
antarwilayah, bahkan mungkin antarnegara internasional. Untuk menganalisis efek infrastruktur transportasi terhadap produktivitas
ekonomi, dapat didekati dengan memasukkan nilai stok kapital dari highway dan street dan fungsi produksi Cobb-Douglas dalam bentuk log-linear Boarnet,1995,
ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut : log GCP
it
= α
+ α
1
log L
it
+ α
2
log K
it
+ α
3
log H
it
+ u
it
....... 3.2
keterangan: GCP
= gross county product produk regional bruto=PDRB wilayah L
= input labor employment wilayah K
= stok kapital swasta H
= stok kapital highway dan street i, t
= indeks wilayah dan indeks waktu.
37
Fungsi produksi ini kemudian diperluas dengan memasukkan stok kapital highway dan street dari wilayah tetangga, sehingga dari sini dapat dilihat efek
infrastruktur transportasi wilayah tetangga tersebut terhadap produksi wilayah bersangkutan. Fungsi tersebut adalah :
log GCP
it
= α
+ α
1
logL
it
+ α
2
logK
it
+ α
3
logH
it
+ α
4
logWH
it
+ u
it
...... 3.3.
keterangan : WH = lag tahun pertama dari jumlah kapital highway dan street dalam
semua wilayah sekitar. Dari persamaan fungsi produksi tersebut dapat diestimasi hubungan
infrastruktur transportasi dengan produksi baik sektoral maupun wilayah dan keterkaitan antarwilayah.
3.3. Kerangka Model : Infrastruktur Transportasi dan Keterkaitan Wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, secara fisik atau geografis berbatasan satu dan lainnya. Adanya infrastruktur jaringan jalan di
wilayah-wilayah tersebut secara langsung dapat berhubungan. Melalui infrastruktur jaringan jalan inilah terbentuk keterkaitan antarwilayah dan sekaligus
membentuk kesatuan struktur ruang Undang-undang RI. Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan.
Dalam peranannya jaringan jalan jalan raya, jalan tol, jalan rel dapat sebagai fungs i, sebagai akses, dan sebagai networking dari tiap aktivitas ekonomi
sekror. Jaringan jalan sebagai fungsi apabila dalam menghasilkan produksi output suatu aktivitas sektor menempati inherent atau menggunakan ruang
jaringan jalan. Misalnya, pedagang kakilima PKL, melakukan kegiatan aktivitasnya langsung berhubungan pada bagian jalan raya trotoar jalan, bahu
38
jalan. Sebagai akses, jaringan jalan berperan sebagai penghubung. Dalam kaitannya dengan aktivitas sektor, jaringan jalan diharapkan berperan
memperlancar proses produksi aktivitas sektor dari satu wilayah ke wilayah lainnya tetangga nya.
Demikian pula jaringan jalan sebagai networking jejaring, .jaringan jalan diharapkan berfungsi lebih dari peranannya sebagai
akses, yaitu memperlancar proses produksi aktivitas sektor ke wilayah dalam jangkauan yang lebih luas lagi. Oleh karena itu, keterkaitan antarwilayah yang
terbentuk oleh jaringan jalan di wilayah-wilayah JABODETABEK akan memungkinkan unit aktivitas sektor di satu wilayah akan berpindah mobile dari
satu wilayah ke wilayah tetangga nya. Bagaimanakah pembangunan suatu jaringan jalan jalan raya, jalan tol,
jalan rel di satu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan pertumbuhan unit aktivitas sektor di wilayah sendiri dan wilayah tetangganya, dijelaskan pada
Gambar 3.1. Banyaknya aktivitas sektor yang digunakan dalam penelitian ini secara fisik berhubungan langsung infrastruktur transportasi jalan jalan raya,
jalan tol dan jalan rel. Aktivitas sektor tersebut masing-masing menghasilkan keluaran output berupa unit-unit fisik, yaitu 1 Aktivitas Perdagangan, terdiri dari
unit pedagang kakilima PKL, unit pedagang grosir dan ritel dan unit hotel. 2 Aktivitas Perangkutan, terdiri dari unit angkutan penum pang, unit angkutan
barang. 3 Aktivitas Perindustrian, terdiri atas unit industri besar-menengah, dan unit industri kecil. 4 Aktivitas Perindustrian, terdiri atas unit industri besar-
menengah, dan unit industri kecil. Dengan memasukkan faktor tenaga kerja ke dalam masing-masing aktivitas ekonomi, maka akan didapat produksi aktivitas
nilai keluaran output nya.
39
Masing-masing nilai produksi keempat aktivitas ekonomi sektor tersebut, didekati dengan menggunakan nilai produk domestik regional bruto PDRB
menurut sektor, yaitu sektor perdagangan, sektor angkutan darat kereta api, sektor rumah dan bangunan serta sektor industri. Keempat aktivitas sektor
tersebut kelak dijumlahkan, jumlah nilai output ini diartikan sebagai nilai produk domestik regional bruto PDRB wilayah. Nilai PDRB tersebut berupa nilai
nominal yang timbul dari pengaruh investasi infrastruktur transportasi yang berasal dari wilayahnya sendiri dan investasi infrastruktur transportasi wilayah
sekitarnya Gambar 3.2.
Keterangan : = Arah keterkaitan antarwilayah yang dihubungkan oleh infrastruktur transportasi
Jalan Raya, Jalan Tol, dan Rel, juga menunjukkan keterkaitan aktivitas ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi
Gambar 3.1. Bagan Keterkaitan Jaringan Jalan Antarwilayah JABODETABEK
BOGOR
•
Aktivitas Perdagangan
•
Aktivitas Perangkutan
•
Aktivitas Perumahan dan Bangunan
•
Aktivitas Perindustrian
DEPOK
•
Aktivitas Perdagangan
•
Aktivitas Perangkutan
•
Aktivitas Perumahan dan Bangunan
•
Aktivitas Perindustrian
TANGERANG
•
Aktivitas Perdagangan
•
Aktivitas Perangkutan
•
Aktivitas Perumahan dan Bangunan
•
Aktivitas Perindustrian
JAKARTA
•
Aktivitas Perdagangan
•
Aktivitas Perangkutan
•
Aktivitas Perumahan dan Bangunan
•
Aktivitas Perindustrian
BEKASI
•
Aktivitas Perdagangan
•
Aktivitas Perangkutan
•
Aktivitas Perumahan dan Bangunan
•
Aktivitas Perindustrian
40
Infrastruktur Transportasi Wilayah Sendiri WilayahTetangga
UNIT AKTIV. PERDAGANGAN
PDRB WILAYAH
UNIT AKTIV. PERANGKUTAN
UNIT AKTIV. PERUM-BANG
UNIT AKTIV. PERINDUSTRIAN
PRODUKSI AKV. PERDAGANGAN
PRODUKSI AKV. PERANGKUTAN
PRODUKSI AKV. PERUM-BANG
PRODUKSI AKV. PERINDUSTRIAN
PDRB WILAYAH di luar
INFRA.TRANS.
Gambar 3. 2. Kerangka Pikir Transmisi Pengaruh Infrastruktur Transportasi terhadap PDRB Wilayah
41
3.4. Penetapan Variabel dan Model Persamaan