Unit Perumahan Jakarta URUMJ Intercept Unit Perumahan Tangerang URUMT

120 wilayah Bekasi QRUMK dan jumlah populasi Bekasi POPUK. Variabel-variabel pengaruh pada persamaan unit rumah-bangunan yang berhubungan secara negatif berturut-turut pada : 1 wilayah Jakarta adalah total jalan Jakarta dan PDRB Jakarta; 2 wilayah Bogor : total jalan Jakarta-Tangerang-Bekasi; 3 wilayah Tangerang : jalan tol Tangerang dan PDRB Tangerang; dan 4 wilayah Bekasi : total jalan Bogor, total jalan Tangerang TJT dan produksi sektor perumahan-bangunan wilayah Bekasi Tabel 7.6. Hasil Estimasi Unit Rumah-Bangunan Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Unit Perumahan Jakarta URUMJ Intercept

3890251 TJJ = Total jalan Jakarta -0.7058 0.0025 -14.17 - TBTK = Total jalan Botabek 0.3157 0.0019 5.39 - TGOVJ = Total peng. Pemda Jakarta 0.5936 0.0036 1.31 - KRRUM = Total kredit perumahan nasional 0.0069 0.0639 0.47 - PDRBJ = PDRB Jakarta -0.0080 0.0025 -1.58 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.8836; Adj R-SQ = 0.8254; DW = 1.820 2. Unit Perumahan Bogor URUMB Intercept 51530 TJB = = Total jalan Bogor 0.0088 0.2001 0.72 14.42 TJTK = Total jalan Jak. Tang. Bek. -0.0066 0.0640 -3.47 -69.28 RPDRBB = Rasio PDRB Bogor 8452.2891 0.1993 0.38 7.65 TGOVB = Total pengeluaran pemda Bogor 0.0796 0.1030 0.38 7.53 LURUMB = Lag endogen 0.9499 0.0020 0.92 18.31 Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.6157; Adj R-SQ = 0.4236; DW = 1.550

3. Unit Perumahan Tangerang URUMT

Intercept -36239 IJTLT = Jalan tol Tangerang -0.0219 0.0121 -3.76 - TJJ = Total jalan Jakarta 0.01299 0.0001 8.72 - TBK = Total jalan Bogor, Bekasi 0.000938 0.3684 - - PDRBT = PDRB Tangerang -0.00144 0.0003 -1.29 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.7647; Adj R-SQ = 0.6791; DW = 0.953 4 . Unit Perumahan Bekasi URUMK Intercept -23184 TJK = Total jalan Bekasi 0.0218 0.0031 5.23 - TJJ = Total jalan Jakarta 0.0117 0.0030 11.07 - TJB = Total jalan Bogor -0.0152 0.0012 -3.60 - TJT = Total jalan Tangerang -0.0338 0.0001 -11.12 - QRUMK = Produksi sek. perum -bang. Bekasi -0.0191 0.0003 -1.49 - POPUK = Populasi Bekasi 0.0099 0.0098 3.61 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.8626; Adj R-SQ = 0.7711; DW = 2.387 121 Sedangkan semua variabel pengaruh lainnya berhubungan secara positif yakni makin tinggi nilai variabel tersebut makin mendorong tumbuhnya jumlah unit rumah-bangunan di wilayah masing-masing. Semua variabel pengaruh pada wilayah Jakarta memiliki efek kuat terhadap perkembangan unit rumah-bangunan wilayah tersebut, kecuali variabel total kredit perumahan. Perluasan total infrastruktur jalan Jakarta memiliki konsekuensi sangat serius mengurangi jumlah unit rumah-bangunan wilayah itu elastisitas -14.17. Begitu juga kecenderungan kenaikan PDRB Jakarta membawa efek mengurangi jumlah unit rumah-bangunan di wilayah Jakarta. Sebaliknya, efek perluasan infrastruktur jalan wilayah tetangga Bogor- Tangerang-Bekasi dan juga kenaikan total pengeluaran Pemda DKI keduanya berpotensi kuat mendorong pertumbuhan unit rumah-bangunan di wilayah Jakarta. Pertumbuhan unit rumah-bangunan di wilayah Bogor menunjukkan perkembangan atraktif. Baik perluasan total infrastruktur jalan, kecenderungan pertumbuhan PDRB dan kenaikan total pengeluaran Pemda Bogor ketiganya potensial mendorong pertumbuhan unit rumah-bangunan di wilayah itu dalam jangka panjang. Potensi ketiga variabel di atas berdasarkan pada nilai elastisitasnya sebesar 7.53 hingga 14.42 dalam jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa wilayah Bogor akan berkembang pesat dalam unit rumah-bangunan dimasa datang jika perluasan infrastruktur jalan terus dilakukan, perkembangan PDRB terus menunjukkan peningkatan dan kemampuan Pemda makin bertambah kuat membiayai pembangunan wilayah tersebut. Akan tetapi perkembangan perluasan infrastruktur jalan kawasan Jabodetabek sebagai satu kesatuan networking akan menjadi kompetitor untuk menekan berpusatnya unit- 122 unit rumah-bangunan yang potensial masuk dari wilayah tetangga ke Bogor. Indikasi kompetisi kuat ini ditunjukkan oleh nilai elastisitas variabel tersebut sebesar -69.28. Dengan kata lain perluasan networking infrastruktur jalan wilayah Jabodetabek yang makin memberikan aksesibilitas tinggi di wilayah ini berpeluang menyebarkan tumbuhnya unit-unit rumah-bangunan secara merata di wilayah tersebut. Perluasan infrastruktur jalan tol Tangerang dan peningkatan PDRB-nya berpotensi mengurangi pertumbuhan unit rumah-bangunan yang dibangun di wilayah itu. Elastisitas kedua variabel sebesar -3.76 dan -1.29 yang menunjukkan penurunan unit rumah-bangunan dapat mencapai 37.6 dan 12.9 persen jika masing-masing kedua variabel meningkat sebesar 10 persen. Dari sisi keterkaitan antar wilayah, perluasan infrastruktur total jalan Jakarta memberikan efek positif menumbuhkan unit-unit rumah-bangunan di Tangerang. Ini menunjukkan bahwa kedua wilayah tersebut berkomplemen, dan kekuatan komplemen itu sebesar nilai elastistasnya yaitu 8.72. Angka tersebut memiliki arti perluasan infrastruktur total jalan Jakarta sebesar 10 persen akan memicu pertumbuhan unit-unit rumah- bangunan di wilayah Tangerang hingga mencapai 87.2 persen. Pada wilayah Bekasi, kompetisi terjadi dengan sesama wilayah pinggiran Jakarta yaitu dengan Bogor dan Tangerang. Perluasan infrastruktur total jalan di kedua wilayah itu menyebabkan potensi pertumbuhan unit-unit rumah-bangunan di Bekasi berkurang sangat drastis. Kompetisi sangat kuat terjadi dengan Tangerang yaitu pengurangan unit-unit rumah-bangunan di Bekasi bisa mencapai hingga 11.12 persen sesuai elastisitas jika perluasan infrastruktur jalan Tangerang ditingkatkan satu persen. Sedangkan kompetisi dengan Bogor hanya sebesar 3.60 persen. Ini menunjukkan bahwa mobilitas antara Bekasi dengan 123 Tangerang sangat tinggi yang berarti peluang perpindahan unit-unit rumah- bangunan antara kedua wilayah sangat fleksibel. Sedangkan kenaikan yang makin inggi dari nilai produksi sektor perumahan wilayah Bekasi juga potensial mengurangi intensitas unit rumah-bangunan di wilayah itu elastisitas -1.49 Perluasan infrastruktur di wilayah sendiri yaitu Bekasi cukup kuat mendorong pertumbuhan unit-unit rumah-bangunan di wilayah itu elastisitas 5.23. Ini menunjukkan secara internal wilayah Bekasi tetap berpotensi untuk berkembang sebagai wilayah padat hunian. Sementara wilayah Jakarta tetap merupakan komplemen dengan Bekasi dimana perluasan infrastruktur total jalan Jakarta sangat kuat elastisitas 11.07 mendorong pertumbuhan unit-unit rumah- bangunan di wilayah Bekasi. Jika dibandingkan antara efek-efek kompetisi dan komplementer di wilayah Bekasi, kekuatan saling berkomplemen antara perluasan infrastruktur jalan Jakarta dengan tumbuhnya unit-unit rumah- bangunan di Bekasi elastisitas 11.07 hampir sama dengan kekuatan berkompetisi antara perluasan infrastruktur jalan Tangerang dengan tumbuhnya unit-unit rumah-bangunan di Bekasi elastisitas 11.12. Dapat dilihat bahwa wilayah Bekasi lebih kuat berkomplemen dengan perluasan infrastruktur Jakarta elastisitas 12.07 dibanding wilayah Tangerang elastisitas 8.72. Oleh karena itu wilayah Bekasi akan lebih menjadi sasaran wilayah pemukiman dan bangunan perkantoran. Hal ini didukung oleh efek perkembangan pendudukan yang sangat kuat mendorong tumbuhnya unit-unit rumah-bangunan di wilayah itu elastisitas penduduk 3.61. 124 7.1.4. Aktivitas Sektor Industri 7.1.4.1. Persamaan Unit Industri Besar-Menengah UIBM Pada Tabel 7.7 disajikan hasil estimasi terhadap persamaan unit industri besar-menengah wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Secara statistik hasil estimasi tersebut baik. Nilai koefis ien determinasi, R 2 masing-masing persamaan cukup tinggi berkisar antara 0.6418 hingga 0.9717 dan probabilitas F yang mencapai alfa 99 persen. Ini menunjukkan variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun bersama- sama dapat menjelaskan perilaku unit industri besar-menengah wilayah masing- masing. Tabel 7.7. Hasil Estimasi Unit Industri Besar-Menengah Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Unit Industri Besar Menengah Jakarta UIBMJ Intercept