Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

9 4. Untuk menguji pengaruh financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 5. Untuk menguji pengaruh profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 6. Untuk menguji pengaruh kepemilikan kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, financial leverage dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap praktik perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bermanfaat menjadi bahan referensi tambahan dalam penelitian yang berkaitan dengan praktik perataan laba. 10 3. Bagi investor maupun calon investor, diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan untuk memahami faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan praktik perataan laba. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perataan laba Perataan laba merupakan salah satu tindakan manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen sebagai agen dalam perusahaan. Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan atau penurunan profitabilitas dalam jangka panjang. Konsep perataan laba sejalan dengan konsep manajemen laba yang pembahasannya menggunakan pendekatan teori keagenan. Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Ketika manajer mempunyai informasi yang lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan pihak eksternal, manajer kemudian menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya Abiprayu dalam Cendy, 2013. Menurut Belkaoui 2000 mendefinisikan perataan laba adalah sebagai suatu upaya yang disengaja dilakukan manajemen untuk mencoba mengurangi 12 variasi abnormal dalam laba perusahaan dengan tujuan untuk mencapai suatu tingkat yang normal bagi perusahaan. Sedangkan menurut Fudenberg dan Tirole 1995 dalam Samosir, 2011, perataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba atau laporan laba agar laba yang dilaporkan kelihatan stabil. Barnet et al. membedakan tiga dimensi perataan dalam Belkaoui, 2000 sebagai berikut : 1. Perataan melalui terjadinya peristiwa dan atau pengakuan Manajemen dapat menentukan waktu terjadinya transaksi sedemikian rupa sehingga efek transaksi tersebut terhadap income akan cenderung memperkecil variasinya dari waktu ke waktu. Waktu terjadinya peristiwa yang direncanakan misalnya riset dan pengembangan sebagian besar akan merupakan fungsi dari aturan akuntansi yang mengatur tentang pengakuan akuntansi terhadap peristiwa tersebut. 2. Perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu Berkaitan dengan terjadinya dan pengakuan suatu peristiwa, manajemen memiliki kebebasan yang lebih untuk mengendalikan penentuan periode yang dipengaruhi oleh kuantifikasi peristiwa tersebut. 3. Perataan melalui klasifikasi sehingga disebut perataan klasifikatori Ketika statistik laporan income selain income bersih nilai bersihnya semua pendapatan dan biaya merupakan objek perataan, manajemen dapat mengklasifikasi elemen-elemen dalam laporan income untuk mengurangi variasi dari waktu ke waktu dalam statistik tersebut. Beberapa alasan seorang manajer melakukan praktik perataan laba Syahriana, 2006 adalah sebagai berikut : 1. Aliran laba yang merata dapat meningkatkan keyakinan para investor karena laba yang stabil akan mendukung kebijaksanaan dividen yang stabil pula sebagaimana yang diinginkan para investor. 2. Penyusunan pos pendapatan dan biaya secara bijaksana yang melalui periode beberapa metode tertentu, manajemen dapat mengurangi kewajiban perusahaan secara keseluruhan. 3. Perataan laba dapat meningkatkan hubungan antara manajer dan pekerja karena kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat menimbulkan permintaan upah yang lebih tinggi bagi para karyawan. 13 4. Aliran laba yang merata dapat memiliki pengaruh psikologis pada ekonomi dalam hal kenaikan atau penurunan dapat dihidarkan serta ras pesimis dan optimis dapat dikurangi.

2.1.2 Kepemilikan kas

Kas adalah aset perusahaan yang paling likuid dan karena itu dicantumkan pada urutan aset yang pertama dalam kelompok aset lancar Dunia, 2005 :109. Kas meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki perusahaan serta elemen-elemen lainnya yang dapat dipersamakan dengan kas. Menurut Jensen 1986, dikutip dari Mambraku, 2014 cash holding didefinisikan sebagai arus kas bebas yang dapat digunakan manajer untuk memenuhi kepentingan manajer diatas kebutuhan dari pemegang saham, oleh karenanya hal ini dapat memperburuk konflik interest diantara kedua belah pihak. Kas akan tersedia bagi perusahaan ketika keuntungannya melebihi kebutuhan investasinya. Ketika perusahaan memiliki kas berlimpah dan perusahaan yakin tentang profitabilitas dari investasi maka kelebihan uang tunai akan dibayarkan dalam bentuk dividen. Menurut Syahyunan 2004: 50 ada beberapa motif yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas, yaitu : 1. Motif transaksi transaction motive Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatan sehari-hari. 2. Motif berjaga-jaga satefy motiveprecautionary motive Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya. 3. Motif spekulatif speculative motive 14 Motif spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada. 4. Motif compensating balance Motif ini merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Jumlah uang dalam rekening disebut compensating balance. Teori agensi mengungkapkan dua hipotesis pada kebijakan tingkat pemegangan kas perusahaan, yang pertama adalah teori free cash flow dimana perusahaan menimbun jumlah kas yang terlalu besar dan manajemen memilik menimbun kas tersebut untuk kepentingan pribadi dibanding harus dibayarkan terhadap shareholder dan untuk mendapatkan kemudahan dan fleksibilitas dan yang kedua adalah teori risk reduction dimana manajer perusahaan yang menolak risiko akan meningkatkan kepemilikan kas mereka untuk mengurangi eksposur risiko Dewi dalam Mambraku, 2014.

2.1.3 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Jensen 1986 dalam Mambraku, 2014 menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan dapat 15 menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga kinerja perusahaan semakin bagus. Penelitian oleh Christiawan dan Tarigan 2004 dalam Aggraeni, 2013 menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut meningkat pula. Dilihat dari segi agency theory, kepemilikan manajerial dianggap sebagai sebuah solusi atas permasalahan yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham.

2.1.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Menurut Agnes Sawir 2004 dalam Dewi, 2010 16 ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda: Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan-kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak mempunyai 17 staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen.

2.1.5 Financial leverage

Leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aset suatu dana. Semakin besar leverage menunjukkan bahwa dana yang disediakan oleh pemilik dalam membiayai investasi perusahaan semakin kecil, atau tingkat penggunaan utang yang dilakukan perusahaan semakin meningkat. Rasio utang dapat digunakan agar dapat menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam. Menurut Syahyunan 2004:114 mengatakan financial leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus dibayar oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. financial leverage dikatakan rugi jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar Riyanto dikutip Amanza ,2012. Risiko keuangan menunjukkan bahwa sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan utang. Tingkat leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa risiko perusahaan yang tinggi pula sehingga kreditor sering memperhatikan besarnya risiko perusahaan dengan penggunaan utang yang tinggi sehingga akan dihadapkan pada kewajiban yang tinggi pula. Pada saat kondisi perusahaan rugi 18 atau pada saat laba yang tidak terlalu tinggi, maka kreditor akan dihadapkan pada risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar utangnya. Oleh karena itu manajer perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan cenderung melakukan perataan laba.

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan dalam menilai kelayakan keuangan perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepetingan dengan analisis kemampuan kelabaan ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen Sartono, 2001. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebagai kelebihan pendapatan daripada biaya sehingga sangat bermanfaat bagi investor dalam membandingkan antar perusahaan untuk melihat perbedaan sumber daya yang dimiliki, sedangkan bagi kreditor profitabilitas digunakan untuk memutuskan apakah memberikan pinjaman atau tidak. Menurut Weston dan Brigham 1978 dalam Wulandari, 2013 rasio profitabilitas meliputi : 1. Margin Laba atas Penjualan Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan, memberikan persentase laba dari setiap rupiah atau dollar penjualan. 19 2. Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba Rasio kemampuan dasar menghasilkan laba dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan dasar perusahaan untuk menghasilkan laba, sebelum dipengaruhi oleh pajak dan leverage, sehingga sangat berguna untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lain meskipun kondisi perpajakan dan tingkat leverage keungannya berbeda. 3. Pengembalian atas Total Aset Return on Asset Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva ROA setelah bunga dan pajak. 4. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa Return on Common Equity Rasio laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas saham biasa mengukur tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa ROE, atau tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Diastiti Okkarisma Dewi 2010 yang berjudul “Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis usaha dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. financial leverage berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Penelitian yang dilakukan Rita J. D. Atarwaman 2011 yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia BEI ” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. 20 Penelitian yang dilakukan Ismed Wijaya 2011 yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba sedangkan financial leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Penelitian yang dilakukan Daniel Sandres 2011 yang berjudul “Analisis Pengaruh Karateristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, variabel ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh secara bersama-sama terhadap perataan laba dan secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap perataan laba dan variabel operating profit margin berpengaruh secara negatif terhadap perataan laba, sedangkan variabel financial leverage dan net profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mourina Samosir 2011 yang berjudul “Analisis Perataan Laba dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini besaran perusahaan, NPM, OPM dan ROA tidak berpengaruh terhadap terjadinya tindakan perataan laba. 21 Penelitian yang dilakukan oleh Samman Mohammadi, Mohammad Monfared Maharlouie, dan Omid Mansouri 2012 yang berjudul “The Effect of Cash Holdings on Income Smoothing ”. Hasil penelitian bahwa Cash holding berpengaruh signifikan dan positif terhadap income smoothing. Namun tidak ada pengaruh signifikan antara positive changes in cash holding terhadap income smoothing. Penelitian yang dilakukan oleh Yashinta Pradyamitha Cendy 2013 yang berjudul “Pengaruh Cash holding, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan terhadap Income smoothing Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2009- 2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel cash holding, profitabilitas, dan variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap income smoothing. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Siska 2014 yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang T erdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perataan laba sedangkan risiko keuangan DAR, ukuran perusahaan, dan Net Profit Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba. Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut 22 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti tahun Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Diastiti Okkarisma Dewi 2010 Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen : Perataan laba Variabel independen : Jenis usaha, ukuran perusahaan, financial leverage Variabel jenis usaha dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. financial leverage berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba 2 Rita J. D. Atarwaman 2011 Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia BEI Variabel dependen : Perataan laba Variabel independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan manajerial Ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. 23 No. Nama Peneliti tahun Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 3. Ismed Wijaya 2011 Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen : Income smoothing Variabel independen : profitabilitas, financial leverage, dan pertumbuhan perusahaan Profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba sedangkan financial leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba 4. Daniel Sandres 2011 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin dan Operating Profit Margin terhadap Perataan Laba Income Smoothing pada Perusahaan Property, Real Estate, Building Construction yang Terdaftar di BEI Variabel dependen : perataan laba. Variabel independen : Ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, operating profit margin Variabel ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh terhadap perataan laba. 5. Sri Mourina 2011 Analisis Perataan Laba dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Variabel dependen : Perataan laba Variabel independen : ROA, besaran perusahaan, NPM, dan OPM Besaran perusahaan, NPM, OPM dan ROA tidak berpengaruh terhadap terjadinya tindakan perataan laba. 24 No. Nama Peneliti tahun Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 6. Samman Mohammadi, Mohammad Monfared Maharlouie, dan Omid Mansouri 2012 The Effect of Cash Holdings on Income Smoothing Variabel Dependen : Income smoothing Variabel Independen : Cash holding, changes in cash holding, positive changes in cash holding variabel kontrol: leverage, company size Cash holding berpengaruh signifikan dan positif terhadap income smoothing. Namun tidak ada pengaruh signifikan antara perubahan positif pada cash holding terhadap income smoothing. 7. Yashinta Pradyamitha Cendy 2013 Pengaruh Cash Holding, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan terhadap Income Smoothing Studi Empiris pada Perusahaan- perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011 Variabel dependen : Income smoothing Variabel independen : Cash holdings, perubahan positif cash holdings, profitabilitas, dan nilai perusahaan. Variabel cash holding, profitabilitas, dan variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap income smoothing. 25 No. Nama Peneliti tahun Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 8. Ayu Siska PS 2014 Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variebel dependen : Perataan laba Variabel independen : Profitabilitas ROA, risiko keuangan DAR, ukuran perusahaan, Net Profit Margin NPM Profitabilitas ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perataan laba sedangkan risiko keuangan DAR, ukuran perusahaan, dan Net Profit Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

5 151 91

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, FINANCIAL Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Jenis Industri Terhadap Praktik Perataan Laba(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 3 18

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Jenis Industri Terhadap Praktik Perataan Laba(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Dan financial leverage Terhadap Praktik perataan laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014).

0 3 8

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 11

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perataan laba - Pengaruh Kepemilikan Kas, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, dan Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kepemilikan Kas, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, dan Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Per

0 0 10

Pengaruh Kepemilikan Kas, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, dan Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2011-2013)

0 0 11

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20