13
4. Aliran laba yang merata dapat memiliki pengaruh psikologis pada ekonomi dalam hal kenaikan atau penurunan dapat dihidarkan serta ras pesimis dan
optimis dapat dikurangi.
2.1.2 Kepemilikan kas
Kas adalah aset perusahaan yang paling likuid dan karena itu dicantumkan pada urutan aset yang pertama dalam kelompok aset lancar Dunia, 2005 :109.
Kas meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki perusahaan serta elemen-elemen lainnya yang dapat dipersamakan dengan kas.
Menurut Jensen 1986, dikutip dari Mambraku, 2014 cash holding didefinisikan sebagai arus kas bebas yang dapat digunakan manajer untuk
memenuhi kepentingan manajer diatas kebutuhan dari pemegang saham, oleh karenanya hal ini dapat memperburuk konflik interest diantara kedua belah pihak.
Kas akan tersedia bagi perusahaan ketika keuntungannya melebihi kebutuhan investasinya. Ketika perusahaan memiliki kas berlimpah dan perusahaan yakin
tentang profitabilitas dari investasi maka kelebihan uang tunai akan dibayarkan dalam bentuk dividen.
Menurut Syahyunan 2004: 50 ada beberapa motif yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas, yaitu :
1. Motif transaksi transaction motive Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah
uang tunai untuk membiayai kegiatan sehari-hari. 2. Motif berjaga-jaga satefy motiveprecautionary motive
Motif berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya.
3. Motif spekulatif speculative motive
14
Motif spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada.
4. Motif compensating balance Motif ini merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang
di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam
rekeningnya. Jumlah uang dalam rekening disebut compensating balance.
Teori agensi mengungkapkan dua hipotesis pada kebijakan tingkat pemegangan kas perusahaan, yang pertama adalah teori free cash flow dimana
perusahaan menimbun jumlah kas yang terlalu besar dan manajemen memilik menimbun kas tersebut untuk kepentingan pribadi dibanding harus dibayarkan
terhadap shareholder dan untuk mendapatkan kemudahan dan fleksibilitas dan yang kedua adalah teori risk reduction dimana manajer perusahaan yang menolak
risiko akan meningkatkan kepemilikan kas mereka untuk mengurangi eksposur risiko Dewi dalam Mambraku, 2014.
2.1.3 Kepemilikan Manajerial