17
staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu
sistem manajemen.
2.1.5 Financial leverage
Leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aset suatu dana. Semakin besar leverage menunjukkan bahwa dana yang disediakan oleh pemilik dalam
membiayai investasi perusahaan semakin kecil, atau tingkat penggunaan utang yang dilakukan perusahaan semakin meningkat. Rasio utang dapat digunakan agar
dapat menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam. Menurut Syahyunan 2004:114 mengatakan financial leverage
timbul karena adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus
dibayar oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan atau efek yang positif jika
pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. financial leverage
dikatakan rugi jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut
sebanyak beban tetap yang harus dibayar Riyanto dikutip Amanza ,2012. Risiko keuangan menunjukkan bahwa sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh
penggunaan utang. Tingkat leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa risiko perusahaan yang tinggi pula sehingga kreditor sering memperhatikan besarnya
risiko perusahaan dengan penggunaan utang yang tinggi sehingga akan dihadapkan pada kewajiban yang tinggi pula. Pada saat kondisi perusahaan rugi
18
atau pada saat laba yang tidak terlalu tinggi, maka kreditor akan dihadapkan pada risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar utangnya. Oleh karena itu
manajer perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan cenderung melakukan perataan laba.
2.1.6 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan dalam menilai kelayakan keuangan perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan
sangat berkepetingan dengan analisis kemampuan kelabaan ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam
bentuk dividen Sartono, 2001. Profitabilitas
menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba sebagai kelebihan pendapatan daripada biaya sehingga sangat bermanfaat bagi investor dalam membandingkan antar perusahaan untuk melihat
perbedaan sumber daya yang dimiliki, sedangkan bagi kreditor profitabilitas digunakan untuk memutuskan apakah memberikan pinjaman atau tidak.
Menurut Weston dan Brigham 1978 dalam Wulandari, 2013 rasio profitabilitas meliputi :
1. Margin Laba atas Penjualan Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan,
memberikan persentase laba dari setiap rupiah atau dollar penjualan.
19
2. Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba Rasio kemampuan dasar menghasilkan laba dihitung dengan membagi laba
sebelum bunga dan pajak EBIT dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan dasar perusahaan untuk menghasilkan laba, sebelum dipengaruhi
oleh pajak dan leverage, sehingga sangat berguna untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lain meskipun kondisi perpajakan dan
tingkat leverage keungannya berbeda.
3. Pengembalian atas Total Aset Return on Asset Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian atas
total aktiva ROA setelah bunga dan pajak. 4. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa Return on Common Equity
Rasio laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas saham biasa mengukur tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa ROE, atau tingkat pengembalian atas
investasi pemegang saham biasa.
2.2 Penelitian Terdahulu