Biomassa Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomassa

Biomassa di atas tanah adalah jumlah bahan organik per unit area pada suatu waktu tertentu yang berhubungan dengan fungsi sistem produktivitas, umur tegakan dan alokasi bahan organik serta strategi pemindahan Citron dan Navelli, 1984. Ditambahkan oleh Roberts et.al 1993 bahwa biomassa tanaman adalah berat bahan tanaman hidup yang terdiri dari atas dan bawah area permukaan tanah pada suatu waktu tertentu. Pendugaan biomassa bagian pohon di atas tanah tidak hanya menyediakan alat untuk membuat perbandingan di antara ekosistem seperti evaluasi produktivitas Rodin dan Bazilevich, 1967 tetapi juga sangat penting untuk aspek fungsional hutan seperti produktivitas primer, siklus nutrient dan aliran energi Hasse et.al, 1985. Chapman 1976 membagi dua kelompok metode pendugaan biomassa di atas tanah, yaitu: 1. metode pemanenan, yang terdiri dari: metode pemanenan individu tanaman, metode pemanenan kuadrat dan metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata dan 2. metode pendugaan tidak langsung, yaitu metode yang terdiri dari metode alometrik dan metode crop meter . Menurut Eong et.al, 1983, biomassa pohon dapat diduga oleh peubah- peubah bebas seperti diameter setinggi dada Dbh yang berhubungan dengan biomassa total pohon. Kusmana 1992 telah menginventarisasi penelitian biomassa di atas permukaan tanah dan LAI Leaf Area Index pada hutan mangrove subtropik dan tropik. Studi dari proyek Alternatives to Slash and Burn ASB di Sumatera menemukan bahwa cadangan karbon pada hutan primer mencapai 300 Mg CHa Hairiyah dan Murdiyarso, in press. Hutan di Indonesia diperkirakan mempunyai cadangan karbon berkisar antara 40-250 Mg CHa untuk vegetasi dan 50-120 Mg CHa untuk tanah. Pada studi inventarisasi gas rumah kaca, IPCC merekomendasikan suatu nilai cadangan karbon 138 Mg CHa atau 250 MgHa dalam berat kering biomassa untuk hutan-hutan basah di Asia Lasco, 2002. 8

2.2 Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau Kota DKI Jakarta berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW 2001 dan tercantum juga dalam RUTR 2005 terdiri atas Kawasan Hijau Lindung dan Kawasan Hijau Binaan. Dan secara khusus jenis RTH tersebut untuk Kawasan Hijau Lindung terdiri dari 1 Cagar alam, dengan bagian a Daratan dan b Kepulauan. 2 Hutan Lindung yang menurut data hanya terdiri dari 1 lokasi dan 3 Hutan Wisata. Untuk kawasan Hijau Binaan terdiri dari 1 Ruang Terbuka Hijau Fasilitas Umum dengan sub bagian a Hutan Kota, b Taman Kota, c Taman Rekreasi dan d Lapangan Olah Raga. 2 Ruang Terbuka Hijau Pemakaman. 3 Ruang Terbuka Hijau Fungsi Pengaman dengan bagian-bagian a Tegangan Tinggi, b Jalur Jalan Tol dan Median Jalan, c Sungai atau Tepian Air dan d Daerah khusus. 4 Penghijauan pulau dan 5 Ruang Terbuka Hijau Budidaya Pertanian dengan bagian-bagiannya yang terdiri dari a Kebun Bibit, b Sawah, dan c Pertanian DaratPekarangan. Dalam Instruksi Mendagri No 14 Tahun 1988 yang dimaksud dengan ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk areakawasan ataupun dalam bentuk area memanjangjalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Dalam Ruang Terbuka Hijau pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya menurut Dinas Pertamanan DKI 2001, ruang terbuka dibagi menjadi: 1 Ruang terbuka pasif yaitu ruang terbuka yang berfungsi untuk menunjang ekosistem, sedangkan kegiatan manusia relatif kecil. Contohnya taman sebagai sumber pengudaraan atau keindahan, hutan buatan, dan penghijauan tepi sungai. 2 Ruang terbuka aktif yaitu ruang terbuka yang digunakan untuk kebutuhan kegiatan manusia, contohnya adalah taman kota, plaza, lapangan olahraga, taman lingkungan, dan kebun binatang. Peran ruang terbuka dalam suatu perkotaan yaitu: 1 merupakan unsur keindahan disebabkan menciptakan harmoni tata lingkungan perkotaan. 2 Menyediakan ruang terbuka hijau yaitu berupa tanaman yang dapat mengurangi 9 pencemaran. 3 Memberikan ruang gerak bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. Berdasarkan Inmendagri No. 14 1988 dapat disebutkan tujuh ruang terbuka hijau ditinjau dari segi tujuan, yaitu: 1 Ruang Terbuka Hijau yang berlokasi pasti karena ada tujuan konservasi. 2 Ruang Terbuka Hijau untuk keindahan kota. 3 Ruang Terbuka Hijau karena adanya tujuan tuntutan fungsi kegiatan tertentu, misalnya untuk lingkungan sekitar pusat kegiatan olah raga yang dibiarkan hijau. 4 Ruang Terbuka Hijau untuk pengaturan lalu lintas. 5 Ruang Terbuka Hijau sebagai sarana olahraga bagi kepentingan lingkungan perumahan. 6 Ruang Terbuka Hijau untuk kepentingan flora dan fauna seperti kebun binatang. 7 Ruang Terbuka Hijau untuk halaman bangunan.

2.3 Fungsi Ruang Terbuka Hijau