24
Overall Accuracy =
100 .
N
∑
r k
ii
X
Producer’s Accuracy =
100 .
+ i
ii
X X
User’s Accuracy =
100 .
i ii
X X
+
3.5 Pengumpulan Data Lapangan
Pengukuran data lapangan dilakukan pada plot-plot contoh yang dikumpulkan pada saat kegiatan pengecekan lapangan. Setiap plot contoh
berukuran 100 m x 100 m sesuai resolusi spasial data Landsat TM, sebanyak 30 titik pengamatan. Lokasi plot contoh ditentukan koordinat geografisnya dan
direkam dengan menggunakan Global Positioning System GPS. Peletakan plot contoh bersesuaian dengan lokasi piksel pada citra.
Semua pohon yang berdiameter ≥ 10 cm pada plot contoh diukur Dbh-nya
atau diameter pada ketinggian 120 cm dari permukaan lahan.
100 m
100 m
PLOT CONTOH LANDSAT TM
a. Citra b. Lapangan
Gambar 3. Lokasi Piksel pada Citra dan Plot Contoh di Lapangan.
25 Pada Citra, Nilai Respon Spektral Vegetasi Piksel 5 DN
5
dihitung berdasarkan rata-rata DN
1
, DN
2
, DN
3
, DN
4
, DN
6
, DN
7
, DN
8
, dan DN
9
. Di Lapangan Plot Contoh berukuran 100 m x 100 m.
3.6 Pendugaan Biomassa
Pendugaan biomassa dilakukan pada area contoh yang dikumpulkan dari plot-plot contoh. Pendugaan biomassa dilakukan dengan menggunakan persamaan
alometrik. Persamaan alometrik yang digunakan adalah persamaan hasil penelitian Heriansyah et al. 2003 untuk jenis tanaman bercabang.
3.6.1 Perhitungan Biomassa
Biomassa pohon dihitung menggunakan persamaan alometrik, yang dibuat oleh Heriansyah et.al 2003. Persamaan alometrik tersebut dapat dilihat pada
tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Persamaan alometrik penduga biomassa bagian pohon. Biomassa
Persamaan Alometrik R
2
Batang W
b
= 0,0323 D
2 1,3758
99,21 Cabang W
c
= 0,0023 D
2 1,525
94,22 Daun W
d
= 0,0499 D
2 0,7763
73,48 Sumber : Heriansyah et. al 2003
Keterangan :
W
b
= W
c
= W
d
= Biomassa kg D
= Diameter setinggi dada cm
Biomassa yang diukur dalam penelitian ini adalah biomassa pohon W
p
di atas permukaan tanah above-ground biomass. Tegakan yang dihitung
berdasarkan penjumlahan biomassa batang W
b
, cabang W
c
dan daun W
d
. Sedangkan biomassa per hektar dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
26
10.000 x
A Wp
n 1
i i
∑
=
= W
Keterangan : W
= Total biomassa ton ha
-1
WP
i
= Biomassa pohon ton A
= Luas plot m
2
n = Jumlah pohon
3.6.2 Perhitungan Karbon
Biomassa hutan dapat digunakan untuk menduga kandungan karbon dalam vegetasi hutan karena 50 biomassa tersusun dari karbon Brown Gaston
1996. Pada penelitian ini pendugaan kandungan karbon dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Y = W 50
Keterangan : Y = Kandungan karbon di atas permukaan tanah tegakan ton ha
-1
. W = Total biomassa per hektar ton ha
-1
3.7 Analisis Data
Penyusunan Model Penduga Biomassa Bagian Pohon di Atas Tanah W dengan Nilai Respon Langsung Spektral DN Data Landsat TM
Model regresi yang dicobakan adalah:
1. Model Linear Berganda Y = b
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ ... + b
i
X
j
27 2. Model Logaritmik
Y = b X
1 b1
X
2 b2
... X
j bi
3. Model Eksponensial Y = e
b0 + b1x1 + b2x2 + ... +biXj
Dalam hal ini: Y
= Kandungan Karbon C bagian pohon di atas tanah kgm
2
x
1
, x
2
...xj = nilai spektral DN; j = 6 untuk Landsat TM b
, b
1
... b
i
= parameter
3.8 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah H0 : bi = 0 dan H1 : sekurang-kurangnya ada satu bi
≠ 1, 2, 3, ... p. Secara harfiah pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk menunjukkan apakah hubungan antara biomassa bagian pohon di atas tanah Y
nilai respon spektral citra Landsat TM dan nilai indeks vegetasi memiliki hubungan yang berarti.
Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui analisis sidik ragam seperti pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Sidik Ragam
Sumber Keragaman
Derajat bebas db
Jumlah Kuadrat JK
Kuadrat Tengah KT
F hitung Regresi
p-1 Β’X’Y-ky
2
JKRJKT Sisa
k-p JKT-JKR
JKSJKT Total
k-1 Y’Y-ky
2
KTRKTS
Keterangan: p = jumlah parameter
k = jumlah plot contoh
Kriteria uji adalah jika F
hit
F
tabel dbr,dbs
maka terima H
1
, sebaliknya jika F
hit
F
tabel
maka terima H .
28 Ukuran yang dapat menggambarkan tingkat ketelitian model adalah
koefisien determinasi R
2
yang menunjukkan persentase kemampuan peubah- peubah bebas nilai respon spektral DN dan indeks vegetasi dalam menjelaskan
peubah tak bebas Y, yang dapat digunakan sebagai tolak ukur ketelitian model penduga yang diperoleh. Nilai R
2
ini berkisar antara 0 – 100.
3.9 Pemilihan Model Terbaik