42
ditemukan sebanyak 153 jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tetugal Popowia bancana merupakan jenis determinan dengan kerapatan 813
individuha. Selanjutnya jenis Tembaras Memecylon sp dengan kerapatan 760 individuha, Rengas Gluta rengas: 707 individuha, Pelawan Tristania
maingayi : 493 individuha dan Ubar salim Syzygium sp 467 individuha.
c. Tumbuhan tingkat tiang
Hasil analisis vegetasi dari seluruh blok pengamatan pada tingkat tiang ditemukan sebanyak 128 jenis, dengan 98 jenis lebih banyak di Blok Pemanfaatan
dibanding blok Rimba 63 jenis atau blok Riset 49 jenis. Jenis Pisulan dan Ubar salim Syzygium sp merupakan spesies yang
memiliki kerapat tertinggi yang sama yaitu 117 individuha. Selanjutnya jenis Tetugal Popowia bancana 97 individuha, Ubar putih Syzygium tawaense 93
individuha dan Bulu-bulu Ficus fasculosa 90 individuha. Tinggi pohon antara 7 – 16 meter dengan rata-rata tinggi 12.5 meter. Bila dilihat dati tinggi pohon, di
blok Rimba berkisar antara 6-16 meter rata-rata 11 meter lebih tinggi dari blok Riset yang berkisar antara 4-15 meter rata-rata 9.5 meter dan di blok
Pemanfaatan yang bervariasi antara 4-11 meter rata-rata 7.5 meter.
d. Tumbuhan tingkat pohon
Analisis vegetasi seluruh blok pada tingkat pohon ditemukan sebanyak 123 jenis
, dimana pada blok Rimba lebih banyak ditemukan jenis 83 jenis dibanding blok Riset 61 jenis atau blok Pemanfaatan yang hanya 59 jenis.
Jenis Rengas Gluta rengas merupakan jenis dengan kerapatan tertinggi sebesar 26 individuha. Selanjutnya jenis Pempaning Quercus bennettii: 22
individuha, Nyatoh Palaquium rostratum: 16 individuha, Getah merah Palaquium boornensis: 15 indha dan Lanan 14 individuha. Tinggi pohon di
blok Rimba antara 7-32 meter rata-rata 17.7 meter lebih tinggi dari blok Riset yang berkisar antara 8-29 meter rata-rata 16.8 meter dan di blok Pemanfaatan
yang bervariasi antara 8-25 meter 15.5 meter Bila dilihat masing-masing blok pada tabel 7 di atas, maka blok Rimba
memiliki total jenis tumbuhan lebih banyak yaitu 147 jenis 1559 individu dibanding blok Pemanfaatan dengan 135 jenis 1343 individu dan blok Riset
43
dengan 125 jenis 828 individu. Bila dilihat per jenis tumbuhan, hampir semua jenis yang ada di Blok Riset dan Blok Pemanfaatan terdapat di Blok Rimba, tetapi
sebaliknya jenis seperti aru, damar batu, duku hutan dan lowari puspa yang terdapat di blok Rimba tidak ditemukan dalam petak contoh di blok Pemanfaatan
maupun blok Riset lampiran 3. Salah satu ukuran keanekaragaman hayati adalah kekayaan jenis species
richness yaitu jumlah jenis spesies dalam suatu komunitas Magurran 1988,
diacu dalam Santosa 1995. Dengan menghitung kekayaan jenis semua tingkatan tumbuhan berdasarkan indeks margalef , maka blok Rimba memperoleh nilai
19.86 lebih kaya dibanding blok Pemanfaatan 18.60 dan blok Riset 18.46 gambar 13. Dan secara parsial pada tingkat semai, pancang dan pohon blok
Rimba kekayaan jenisnya lebih tinggi dibanding blok lainnya dilihat dari besarnya nilai indeks margalef, tetapi untuk tingkat pancang blok Pemanfaatan yang paling
tinggi kekayaan jenisnya. Berdasarkan penelitian ini sarang dibangun mulai di tumbuhan tingkat pancang, tiang dan pohon, maka apabila hal tersebut dikaitkan
dengan pemilihan pohon sarang maka dengan ketersediaan jenis tumbuhan yang ada besar kemungkinan di blok Rimba akan lebih banyak peluang memilih di
tingkat pancang dan pohon dibanding blok lainnya, sebaliknya di blok Pemanfaatan peluang lebih besar di tingkat tiang.
Indeks Kekayaan Jenis di masing-masing blok pada setiap tingkat tumbuhan
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
RIMBA RISET
PEMANFAATAN
Blok
In d
ek s m
ar g
al ef
Semai Pancang
Tiang Pohon
Gambar 13. Indeks kekayaan jenis pada tiap tingkatan tumbuhan vegetasi di
blok Rimba, Riset dan Pemanfaatan.
44
Tumbuhan Pakan Orangutan
Dari hasil penelitian di 30 petak contoh yang tersebar di 3 blok penelitian telah diidentifikasi 79 spesies tumbuhan berbeda dari berbagai tingkatan yang
merupakan sumber pakan bagi orangutan lampiran 3. Itu berarti hanya merupakan 32 dari 249 spesies tumbuhan yang ditemukan di seluruh petak
contoh penelitian. Jumlah ini akan jauh meningkat bila identifikasi pakan dilakukan juga pada tanaman merambat yang kecil, anggrek, epifit, pakis dan
palma kecil. Dari 79 jenis tumbuhan pohon pakan orangutan yang teridentifikasi dan sekaligus juga digunakan sebagai pohon sarang ada 31 jenis atau sekitar
39.24 lampiran 4. Jenis pakan di blok Rimba di tingkat semai lebih beragam, hal ini dapat
dilihat dari jumlah jenisnya ada 39 bila dibanding pada blok Riset yang ditemukan 31 jenis dan di blok Pemanfaatan 29 jenis. Sebaliknya ditingkat pancang dan
tiang, blok Pemanfaatan lebih tinggi jumlah jenis tumbuhan pakannya dengan masing-masing jumlah 46 jenis pancang dan 40 jenis tiang, sementara di blok
Rimba masing-masing terdapat 45 jenis pakan tingkat pancang dan 33 jenis pakan tingkat tiang. Namun di tingkat pohon blok Rimba memiliki keragaman jenis
lebih banyak yakni berjumlah 49 jenis, sementara di Blok Riset ada 34 jenis pakan dan Blok Pemanfaatan hanya 31 jenis . Bila dilihat dari kekayaan jenis
berdasarkan indeks margalef, secara keseluruhan blok Rimba paling kaya jenis dengan indeks 9.52 dibanding blok Pemanfaatan 8.96 dan blok Riset 8.75.
Secara parsial tumbuhan pakan pada tingkat semai, tiang dan pohon blok Rimba memiliki indek kekayaan jenis lebih tinggi dibanding dua blok lainnya, tetapi
untuk tingkat pancang blok Pemanfaatan indeks 8.91 kekayaan jenisnya lebih tinggi dibanding blok Rimba 7.72 maupun blok Riset 7.10.
Untuk lebih ringkasnya dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 14 dibawah ini. Artinya secara keseluruhan bahwa ketersediaan pakan akan lebih
memadai jumlah jenisnya atau lebih banyak pilihannya di blok Rimba dibanding dua blok lainnya.
45
Tabel 7 Jumlah jenis pakan dengan kerapatan di masing-masing blok pada setiap tingkat tumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon
No Blok Parameter Semai
Pancang Tiang
Pohon Total
1 RIMBA Jenis
39 45
33 49
65
Individu 291
298 71
169
829
Kerapatan 48500
7947 473
282 Kekayaan jenis indeks Margalef
6.70 7.72
7.51 9.36
9.52
2 RISET Jenis
31 35
28 34
54
Individu 116
120 75
115
426
Kerapatan 29000
4800 750
288 Kekayaan jenis indeks Margalef
6.31 7.10
6.25 6.95
8.75
3 PEMANFAATAN Jenis
29 46
35 31
59
Individu 207
156 216
69
648
Kerapatan 51750
6248 2160
173 Kekayaan jenis indeks Margalef
5.25 8.91
6.33 7.09
8.96
Kerapatan Tumbuhan Pakan Vegetasi pada Tumbuhan Tingkat Semai
20000 40000
60000 80000
100000 120000
RIMBA RISET
PEMANFAATAN PAKAN
VEGETASI
Kerapatan Tumbuhan Pakan Vegetasi Pada Tumbuhan Tingkat Pancang
5000 10000
15000 20000
RIMBA RISET
PEMANFAATAN PAKAN
VEGETASI
Kerapatan Tumbuhan Pakan Vegetasi pada Tumbuhan Tingkat Tiang
1000 2000
3000 4000
5000 6000
RIMBA RISET
PEMANFAATAN PAKAN
VEGETASI
Kerapatan Tumbuhan Pakan Vegetasi pada Tumbuhan Tingkat Pohon
100 200
300 400
500
RIMBA RISET
PEMANFAATAN PAKAN
VEGETASI
Gambar 14. Kerapatan antara tumbuhan pakan dengan vegetasi pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon di blok Rimba, Riset dan Pemanfaatan
46
Indeks kekayaan jenis tumbuhan pakan
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00 9.00
10.00
RIMBA RISET
PEMANFAATAN Blok
in d
k es m
ar g
al ef
Semai Pancang
Tiang Pohon
Gambar 15. Indeks kekayaan jenis pakan pada tiap tingkatan tumbuhan di blok Rimba, Riset dan Pemanfaatan
Kerapatan tertinggi untuk 10 jenis tumbuhan pakan pada masing-masing tumbuhan tingkat semai, pancang, tiang dan pohon dapat dilihat pada lampiran 5.
Buah yang paling disukai orangutan berasal dari pohon jenis getah merah Palaquium borneensis, nyatuh Palaquium rostratum, luwing Dipterocarpus
grandiflorus , kemanjing Garcinia dioicadan kerantungan Durio oxleyanus
Tumbuhan pakan merupakan salah satu komponen biotik dari habitat orangutan yang sangat penting bagi menunjang hidup dan kehidupan sebagaimana
bagi herbivora lainnya. Hal ini dikarenakan pakan bisa merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan populasi satwaliar termasuk orangutan. Orangutan
pada dasarnya frugivora pemakan buah, meliputi 61 dari seluruh waktu makan Galdikas 1978. Orangutan makan berbagai jenis makanan, memanfaatkan buah,
bunga, daun, kuncup dan kulit kayu serta cairan dari berbagai spesies pohon. Dan juga berbagai tanaman merambat yang kecil, anggrek, akar, rayap, ulat, semut,
jamur, madu, batang tunas rotan muda, tanaman menjalar, epifit, pakis dan palma kecil. Berdasarkan penelitian panjang tentang perilaku orangutan di Taman
Nasional Tanjung Puting 1971-1978, disebutkan bahwa Orangutan makan lebih dari 400 jenis makanan
1
, diantaranya 74 atau sekitar 235 terdiri atas spesies
pepohonan yang berbeda Galdikas 1978. MacKinnon 1974 dari hasil penelitian orangutan di Ula Segama berhasil mengidentifikasi ± 110 jenis makanan termasuk
1
Dari satu pohon yang sama bisa dihitung beberapa jenis makanan yang berbeda seperti buah, daun, bunga, kuncup, kulit kayu
.
47
dari 68 jenis tanaman yang 10 diantaranya 15 sama dengan spesies yang dimakan di Tanjung Puting.
Pohon Sarang
Pohon sarang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pohon dimana ditemukan sarang orangutan di atasnya. Pohon sarang yang diperoleh dapat
memiliki 1 sampai 2 buah sarang, baik itu sarang lama, sarang baru atau sarang lama yang digunakan kembali dan masih dapat terlihat re-konstruksinya. .
Dalam penelitian ini telah di identifikasi 176 pohon sarang dari 73 jenis pohon berbeda yang menyangga 206 buah sarang. Di blok Rimba ditemukan 102
pohon sarang 52 jenis, blok Riset ada 33 pohon sarang 23 jenis dan blok Pemanfaatan ditemukan 41 pohon sarang 32 jenis gambar 16
Di blok Rimba dari 52 jenis pohon sarang, jenis getah merah Palaquium borneensis
paling banyak dipilih9 individu, kemudian pempaning Quercus bennettii
8 individu, ulin Eusideroxylon zwagerii 7 individu, lurangan dan katur merah Dryobalanops oocarpa masing-masing 5 individu.
Gambaran Jumlah Pohon Sarang dan Jumlah Jenis Disetiap Blok
23 32
52 41
33 102
20 40
60 80
100 120
RIMBA RISET
PEMANFAATAN
Jenis Jumlah Pohon
Gambar 16. Jumlah individu pohon sarang berikut jumlah jenis pohon sarang tersebut di blok Rimba, Riset dan Pemanfaatan.
Sedang pada blok Riset dari 23 jenis pohon sarang, jenis bati-bati dan ulin dipilih sebagai pohon sarang masing-masing 3 individu, jenis pempaning
Quercus bennettii , medang perawas Alsseodaphne insignis dan jejantik Baccaurea sumatrana masing-masing 2 individu.
48
Sementara di blok Pemanfaatan dari 32 jenis, dipilih jenis ubar salim Syzygium sp, ulin Eusideroxylon zwagerii , renghas Gluta renghas, jangkang
Xylopia malayana bati-bati dan poga beruang Santiria laevigata masing- masing 2 individu
Secara keseluruhan dari 73 jenis pohon sarang yang di identifikasi lampiran 6
, jenis Pempaning Quercus bennettii paling banyak dipakai bersarang 12 pohon dengan jumlah sarang 20. Artinya ada pohon yang mempunyai sarang
lebih dari satu. Selanjutnya pohon Ulin Eusideroxylon zwagerii 10 pohon, Ubar salim 8 pohon, Getah merah Palaquium borneensis 9 individu dan Lurangan 6
pohon. Jenis dan jumlah pohon sarang berikut jumlah sarang ditemukan dapat dilihat pada Lampiran 7
Pohon sarang yang ditemukan di Blok Rimba bervariasi ketinggiannya, yaitu antara 9 -30 meter dengan rata rata tinggi pohon sarang 17.5 meter. Pada
Blok Riset ketinggian pohon sarang berkisar 10 - 25 meter dengan rata-rata ketinggian 15.70 meter, sedang di blok Pemanfaatan ketinggian sarang antara 7 –
25 meter dan rata-ratanya 14.44 meter. Berdasarkan sebaran diameter pohon sarang di ketiga blok pengamatan, maka persentase terbesar penggunaan pohon
sarang ada pada pohon dengan kategori diameter kecil lihat tabel 8. Tabel 8. Persentase penggunaan pohon sarang berdasarkan sebaran diameter pohon
sarang.
KATEGORI UKURAN
DIAMETER POHON SARANG
cm LOKASI BLOK
TOTAL RIMBA RISET PEMANFAATAN
KECIL 23 – 92.67
90 88
27 82
36 82
153 86.9
SEDANG 92.68 –
162.35 9
9 6
8 5
18 20
11.4 BESAR
162.36 – 232.03 3
3 3
1.7
Pada blok Rimba dari 102 pohon sarang, 90 pohon diantaranya 88 masuk dalam kategori diameter kecil. Demikian pula di blok Riset dari 33 pohon
49
sarang, 27 pohon 82 berdiameter kecil dan di blok Pemanfaatan dari 41 pohon sarang, 36 diantaranya 82 berdiameter kecil.
Tajuk pohon merupakan bagian pohon yang dibentuk oleh pola percabangan atau dahan-dahan serta rantingnya. Faktor lingkungan sangat
berpengaruh terhadap bentuk tajuk, sehingga sifat morfologi tajuk kurang berperan sebagai ciri pengenal pohon Sutisna dkk. 1998. Bentuk tajuk pohon
sarang yang dapat di identifikasi dari penelitian ini umumnya berbentuk tidak beraturan type E. Diameter tajuk bervariasi antara 3 - 9 meter dengan rata rata
diameter 6.1 meter. Tabel 9 dan Gambar 17 menunjukkan jumlah dan persentase bentuk tajuk dari 176 pohon sarang yang teridentifikasi.
Tabel 9. Bentuk tajuk pohon sarang
NO BENTUK TAJUK TYPE
JUMLAH 1 KERUCUT
A 9
2 KOSONG SALAH SATU SISI
B 44
3 SILINDER C
18 4 BOLA
D 29
5 TIDAK BERATURAN
E 66
6 PAYUNG F
10
Bentuk Tajuk Pohon Sarang 5
25
10 16
6
38
Kerucut Kosong salah satu sisi
Silinder Bola
Tidak beraturan Payung
Gambar 17. Persentase bentuk tajuk dari 176 pohon sarang Orangutan yang diamati
Sarang orangutan, biasa disebut sarang harian untuk bermain dan istirahat serta berlindung dari sengatan matahari dikenali dengan konstruksi yang lebih
rapuh, tipis, ramping, dibangun tepat di pohon pakan dalam hal ini dilakukan
50
untuk memudahkan proses pengambilan buah sambil bermain. MacKinnon 1974 menyebutkan hampir selalu sarang dibangun tepat atau dekat dengan pohon pakan
terakhir menjelang malam, sementara Rijksen 1978 di Ketambe mengatakan sangat jarang sarang dibangun tepat di atau dekat pohon pakan, alasan yang bisa
diberikan adalah akan adanya ancaman gangguan dari spesies lain termasuk manusia yang juga memanfaatkan buah yang disukai oleh orangutan. Namun pada
penelitian ini dari 73 jenis pohon sarang, 31 jenis diantaranya 43 juga merupakan jenis pohon pakan lampiran 4
Sarang Orangutan
Bersarang meliputi pematahan dan perlakuan pada cabang-cabang danatau tanaman untuk menyusun sarang untuk tidur, bangunan alas untuk tempat makan
atau pelindung tubuh di atas kepala untuk menahan hujan Galdikas 1978. Jumlah sarang yang ditemukan dalam penelitian ini 206 buah sarang yang
tersebar di 3 blok yaitu di Blok Rimba 123 sarang, Blok Riset 38 pohon dan Blok Pemanfaatan 45 sarang gambar 18. Data-data sarang berupa tinggi pohon dan
sarang, diameter dan bentuk tajuk, tinggi bebas cabang, posisi dan kelas sarang serta bahan sarang dan sumbernya akan ditunjukkan pada Lampiran 8.
Jumlah Sarang Orangutan
123 38
45
BLOK RIMBA BLOK RISET
BLOK PEMANFAATAN
Gambar 18. Jumlah sarang ditemukan di blok Rimba, Riset dan Pemanfaatan Tinggi sarang di Blok Rimba antara 6–27 meter dengan rata rata 14.2 meter.
Di blok research antara 4-25 meter dengan rata-rata 12.1 meter dan Blok Pemanfaatan berkisar 6-18 meter dengan rata-rata 11.9 meter tabel 10
51
Tabel 10. Ketinggian sarang di blok Rimba, Riset dan Pemanfaatan
BLOK TINGGI SARANG m
Min Maks Rata-rata RIMBA
6 27
14.2 RISET
4 25
12.1 PEMANFAATAN
6 18
11.9
Rata-rata tinggi sarang pada Blok Rimba masuk dalam kisaran yang disebutkan dalam Rijksen 1978, bahwa tinggi sarang untuk orangutan borneo
umumnya lebih disukai di 13-15 meter, namun itu tergantung struktur hutan. Untuk Blok Riset dan Blok Pemanfaatan lebih rendah dibanding ketinggian
sarang di Blok Rimba terutama dikarenakan rata-rata ketinggian pohon sarang yang berbeda lihat tabel 17. Dari data ketinggian pohon dan sarang dapat
dijelaskan bahwa rata-rata letak sarang yang diketemukan berjarak antara 2.5 – 3.6 meter dari puncak pohon kanopi.
Dalam penelitian ini teramati ada 7 buah sarang yang material sarangnya berasal dari pohon yang berbeda, 5 buah dari 2 pohon berbeda dan 2 buah sarang
dari 3 pohon berbeda tabel 11 Tabel 11. Sumber bahan penyusun sarang yang berasal dari satu jenis pohon
sarang hingga tiga jenis pohon yang berbeda
No Jenis Pohon
Nama ilmiah ∑ Sumber
Asal Jenis Pohon Sarang
Bahan Bahan Sarang
1 Bengkel 3
Bengkel, Bati-bati dan Rengas 2 Ubar
Merah Syzygium leucoxylon
2 Ubar merah dan Lanan
3 Ubar Salim
Syzygium sp 2
Ubar Salim dan Semono 4 Semono
Elaeocarpus valetonii 2
Semono dan Ubar salim 5 Kemanjing
Garcinia dioica 3
Habu-habu, Bati-bati dan Kemanjing
6 Bedaru Cantleya corniculata
2 Bedaru dan Habu-habu
7 Pempaning Quercus bennettii
2 Pempaning dan
Semongah
Umumnya sarang yang ditemukan sudah tidak baru lagi, ada beberapa sarang baru yang masih memperlihatkan daun-daun yang masih baru dan hijau,
52
namun ada pula sarang yang pondasi dan daunnya sudah lama, berwarna coklat kering dan bercampur diatasnya dengan daun-daun yang masih baru dan hijau.
Kualitas sarang dikelompokkan dalam kelas berdasarkan kriteria seperti ditunjukkan dalam Tabel 13. Bahan penyusun sarang terdiri atas daun yang
berukuran kecil sampai besar, ranting dan dahan-dahan kecil. MacKinnon 1974 menyebutkan pembuatan sarang melalui beberapa
tahapan yaitu: Rimming pelekukan dahan secara horisontal membentuk lingkaran, Hanging pelekukan dahan ke dalam sarang membentuk mangkuk,
Pillaring pelekukan dahan untuk menopang lingkaran sarang dan Loose pemutusan dahan dari pohon untuk diletakkan kedalam sarang sebagai alas atau
ke atas sebagai atap cover. Orangutan liar membangun sarang tidur baru setiap hari, disamping sarang
lain untuk istirahat atau bermain khusus anak dan remaja. Namun kadang ditemukan juga orangutan liar menggunakan sarang lamanya dengan cara
merekonstruksi bagian sarang sebelah dalam dengan cabangranting yang bahkan diambil dari jarak 15-30 meter. Fakta ini juga dikuatkan dengan apa yang
disebutkan oleh Rijksen 1974 bahwa orangutan “menggunakan” sarang lama, dan ini biasanya setelah periode 2-8 bulan karena adanya pohon berbuah yang
disukai. Di samping sarang yang dibangun, biasanya orangutan menggunakan
‘cover’ untuk melindungi tubuh dari hujan, agar tetap kering atau terlindung dari sengatan cahaya matahari dimana cover tersebut diambil dengan mematahkan
cabang setelah membangun sarang atau diperoleh dari pohon lain yang berjarak hingga 15 meter dari sarang Rijksen 1978. Lebih lanjut dikatakan bahwa sarang
orangutan yang masih bisa terlihat bentuknya kira-kira hingga hingga berumur 2.5 bulan. Ketahanan sarang tergantung dari teknik bagaimana orangutan
membuatnya, ukuran dan beban orangutan dan gangguan-gangguan penghancur sarang lainnya monyet, orangutan lain. Rijksen 1978 menyebutkan orangutan
rata-rata membuat 1.8 sarang perhari interval 0-6 sarang untuk istirahat,
bermain dan tidur.
Posisi sarang di pohon sarang tersebut juga diamati posisinya dan umumnya terletak di antara dua cabang. Rijksen 1978 dalam penelitiannya
53
menyebutkan bahwa pada Orangutan Sumatera, lokasi memainkan peran utama dalam membangun sarang , letak sarang dibuat agar memungkinkan orangutan
mendapatkan arah pandang yang baik dan jelas, tidak terhalangi pandangannya ke sekitar hutan. Sarang-sarang tersebut sering dibangun pada pertemuan cabang, dan
biasanya di bagian paling tepiujung Harrison 1969; MacKinnon 1974 dalam Rijksen 1978. Untuk melihat lebih jelas kualitas kelas dan posisi dari 206 sarang
dapat dilihat dalam Tabel 12. Tabel 12. Posisi dan Kelas Sarang yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria.
Posisi Sarang Jumlah
Kelas Sarang Jumlah
A 63 30.58
1 16
7.77 B 81
39.32 2
78 37.86
C 28 13.59
3 111
53.88 D 34
16.50 4 1
0.49 E 0
0.00 Total
206 100.00
Total 206
100.00
Keterangan: Posisi A dengan cabang utama, B antara dua cabang pohon yang sama, C
antar dua cabang dengan batang utama, D pertemuan cabangtajuk dari pohon yang berbeda dan E di lantai hutan. Kelas 1 segarbaru dan hijau, 2 masih utuh, warna
berubah kecoklatan, 3 daun kecoklatan dan sarang berlubang, 4 sarangdaun hampir habis dan berantakan dan 5 sarang tinggal kerangkanya.
Faktor Determinan Pemilihan Pohon Sarang
Faktor yang diidentifikasi akan menjadi peubah ekologi yang diduga mempengaruhi frekuensi keberadaan sarang pada habitat pohon sarang yang
dipilih dan dimasukkan kedalam persamaan regresi adalah meliputi data tinggi total pohon, diameter pohon sarang, tinggi bebas cabang, diameter tajuk pohon
sarang, jarak antar pohon sarang, jarak pohon sarang dari jalur trek, jarak pohon sarang dengan tumbuhan pakan, jumlah jenis tumbuhan pakan, suhu dan
kelebaban. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
software SPSS 14.0 ., diperoleh model persamaan sebagai berikut:
- Blok Rimba
: Y = - 0.518 + 0.236 X
1
+ 0.133 X
10
R
2
= 63.3 -
Blok Riset : Y = - 0.487 + 0.178 X
10
R
2
= 73.3 -
Blok Pemanfaatan : Y = - 0.858 – 0.257 X
1
+ 0.119 X
10
R
2
= 74.8 .
54
Perolehan persamaan untuk tiap blok tersebut berikut analisisnya dapat dibahas sebagai berikut: Setelah dilakukan analisis faktor faktor ada 10 faktor
dari X
1
sampai dengan X
10
yang digunakan dalam penentuan pemilihan pohon, maka akan dibuang faktor X yang dianggap sejenis atau tidak mempunyai
hubungan kuat dengan Y. Hanya X yang bernilai diatas 0.55 yang digunakan. Faktor-faktor yang terpilih tersebut langkah stepwise dimasukkan kedalam
persamaan regresi linear, sehingga diperoleh faktor yang paling mempengaruhi keberadaan sarang orangutan pada suatu pohon terpilih yang memiliki p0.05,
yaitu sebagai berikut: 1. Blok Rimba. Dari persamaan regresi diperoleh Y = - 0.518 + 0.236 X
1
+ 0.133 X
10
R
2
= 63.3, walupun hanya terdapat dua peubah determinan yang mempengaruhi frekuensi keberadaan sarang orangutan pada suatu
pohon terpilih yaitu diameter pohon X
1
dan jumlah jenis pakan X
10
, tetapi secara keseluruhan peubah-peubah tersebut saling mempengaruhi dan
mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sidik ragam Analysis of Variance persamaan regresi tersebut
mempunyai yang memiliki nilai p = 0.000 dan R
2
= 0.633, artinya secara keseluruhan semua peubah bebas X berpengaruh secara nyata terhadap
peubah tak bebas Y dan lebih dari 63 frekuensi keberadaan sarang pada pohon terpilih dapat diterangkan oleh peubah peubah yang ada
2. Blok Riset. Persamaan regresinya adalah Y = - 0.487 + 0.178 X
10
R
2
= 73.3. Meskipun hanya satu peubah yang determinan mempengaruhi
frekuensi keberadaan sarang orangutan pada suatu pohon terpilih yaitu jumlah jenis tumbuhan pakan X
10
, tetapi secara keseluruhan peubah-peubah tersebut saling mempengaruhi dan mempunyai hubungan yang erat satu
dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sidik ragam Analysis of Variance persamaan regresi tersebut dimana nilai p = 0.000 dan R
2
= 0.733, artinya secara keseluruhan semua peubah bebas X berpengaruh secara nyata
terhadap peubah tak bebas Y dan lebih dari 73 frekuensi keberadaan sarang pada pohon terpilih diterangkan oleh peubah peubah yang ada.
55
3. Blok Pemanfaatan. Faktor diameter pohon X
1
dan jumlah jenis tumbuhan pakan X
10
yang menjadi faktor determinan di blok ini. Persamaan Y = - 0.858 – 0.257X
1
+ 0.119X
10
R=74.8 yang dihasilkan menunjukkan bahwa peubah diameter pohon X
1
dan jumlah jenis pakan X
10
merupakan dua faktor yang paling determinan mempengaruhi frekuensi keberadaan sarang
pada pohon terpilih dilihat dari nilai signifikansinya, p-value kedua peubah p0.05. Meskipun hanya dua peubah tersebut yang determinan, peubah-
peubah lainnya secara keseluruhan saling mempengaruhi dan mempunyai hubungan yang erat, bila dilihat dari besarnya nilai sidik ragam Analysis of
Variance yang menunjukkan nilai p = 0.000 artinya semua peubah berpengaruh nyata dan lebih dari 63 R
2
= 0.633 frekuensi keberadaan sarang pada pohon terpilih diterangkan oleh peubah-peubah yang ada.
Dari ke tiga blok tersebut menunjukkan bahwa faktor diameter pohon dan jumlah jenis tumbuhan pakan orangutan yang menjadi faktor yang berpengaruh
terhadap keberadaan sarang pada pohon tertentu. Pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor jumlah jenis tumbuhan pakan X