27 penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Pemahaman
Konsep dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS” menyatakan bahwa salah satu usaha yang dapat meningkatkan keaktifan belajar
dan pemahaman konsep siswa yaitu dengan perbaikan strategi pembelajaran. salah satu strategi pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share. Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran
yang didasarkan pada kerjasama kelompok. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada partisipasi siswa selama belajar sehingga siswa menjadi lebih
aktif. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memberikan waktu berpikir atau “think time” yang dapat meningkatkan respon siswa terhadap
pertanyaan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini memungkinkan proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa sehingga
siswa akan mengalami pembelajaran yang lebih bermakna. Oleh karena itu,
berdasarkan hal tersebut diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini dapat meningkatkan keaktifan belajar dan pemahaman konsep
siswa.
B. Kerangka Pikir
Dalam meningkatkan disposisi siswa, diperlukan adanya model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan mendorong siswa untuk lebih berpikir
kreatif dalam memecahkan berbagai masalah. Salah satu model pembelajaran
yang mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah ialah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
Model pembelajaran
28 kooperatif tipe Think Pair Share adalah model pembelajaran yang menekankan
kelompok kecil untuk memaksimalkan kondisi proses pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran ini memadukan belajar mandiri dan belajar secara berkelompok. Model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share terdiri dari tiga tahap, yaitu think, pair, dan share.
Pada tahap berpikir think, guru memberikan siswa bahan ajar yang yang berisikan petunjuk-petunjuk untuk menemukan konsep dari materi yang diberikan.
Siswa diminta untuk mengamati dan menyelesaikan masalah yang terdapat pada bahan ajar secara mandiri. Pada tahap ini siswa berusaha menggali kemampuan-
nya serta memahami konsep dan melatih siswa untuk menyatakan ide-ide matematika ke dalam diagram, grafik atau tabel. Siswa akan mampu menyelesai-
kan masalah menggunakan representasi visual, hal ini akan dapat meningkatkan disposisi representasi matematis siswa yaitu dapat memunculkan sikap berpikir
terbuka, rasa ingin tahu, kepercayaan diri dalam berpikir, sistematis, bahkan dapat memunculkan sikap analitis terhadap siswa saat pembelajaran berlangsung pada
tahap ini.
Tahap selanjutnya adalah tahap berpasangan pair. Pada tahap ini, siswa akan berkelompok dimana setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang.
Pada kelompok tersebut, siswa akan berdiskusi tentang hal, ide atau gagasan yang diperoleh saat tahap think. Dengan berdiskusi, siswa diharapkan mampu lebih
memahami materi dan mampu mengkomunikasikan gagasan dalam bentuk kata- kata. Dengan demikian, kegiatan ini akan membangun keterampilan siswa dalam
29 merepresentasikan gagasan mereka ke dalam bentuk kata-kata untuk memberikan
solusi dari permasalahan yang di berikan. Dengan demikian, pada tahap ini
kemungkinan bentuk disposisi representasi yang muncul yaitu berpikir terbuka, kepercayaan diri dalam berpikir, rasa ingin tahu, analitis, serta sikap pencarian
kebenaran.
Pada tahap berbagi share, setiap kelompok diminta untuk berbagi dengan seluruh siswa di kelas tentang apa yang telah mereka dapatkan di tahap think dan
pair. Dengan demikian, siswa akan memiliki kemampuan untuk menyampaikan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan kata-kata yang baik. Pada tahap
ini kemungkinan bentuk disposisi representasi matematis yang akan muncul yaitu kepercayaan diri dalam berpikir, rasa ingin tahu siswa saat kelompok lain berbagi
menjelaskan dengan seluruh siswa, analitis, serta sikap pencarian kebenaran. Dengan tahapan-tahapan yang diberikan melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share saat melakukan proses representasi matematis, peneliti berasumsi bahwa akan berpengaruh pada disposisi representasi matematis
siswa.
30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang dimulai dari
fakta empiris yang bersifat deskriptif analitik tanpa adanya perhitungan data secara statistik.
Bogdon dan Tylor Margono, 2003:3 mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung menjadi observer
dengan mengamati serta mencatat keseluruhan yang terjadi selama penelitian berlangsung.
Pelaksanaan penelitian ini mengamati disposisi representasi matematis siswa yang terjadi secara alamiah, dengan hasil penelitiannya berupa
deskripsi disposisi Representasi Matematis siswa.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H di SMP Negeri 20 Bandarlampung tahun pelajaran 20152016. Jumlah siswa kelas VII H adalah 33 orang, 13 orang
perempuan dan 20 orang laki-laki. Sebagian siswa di kelas VII H memiliki
kemampuan matematika yang tergolong tidak terlalu rendah. Hal ini terlihat