10
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Televisi
2.1.1 Sejarah Perkembangan Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai bunyi suara melalui kabel atau melalui angkasa
dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya
yang dapat dilihat dan bunyi dapat didengar. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari
Jerman yang dilakukan pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe yang kemudian
melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris. Berbagai penelitian teleh dikembabngkan, sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan televisi mekanik.
Pada tahun 1939 di New York World’s Fair pesawat televisi telahdipamerkan yang berukuran 8x10 inci. Namun, perang dunia II
menyebabkan kegiatan dalam bidang pertelevisian tersebut dihentikan sepenuhnya. Hingga pada tahun 1946 kegiatan dunia pertelevisian kembali
meski di Amerika Serikat hanya terdapat beberapa pemancar. Hingga saat ini televisi menyebar ke berbagai dunia.
Di Indonesia televisi diperkenalkan pertama kali pada tahun 1953. Pada tahun 1961 Menteri penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20SKM1961
tentang pembentukan panitia Persiapan Televisi P2T. Satu tahun sebelumnya telah ada ketetapan MPRS No. IIMPRS1960, yang dalam Bab I
lampiran A dinyatakan pentingnya pembangunan siaran televisi untuk kepentingan pendidikan nasional. Kemudain menjelang Asian Games ke-4 di
Jakarta pada 1962, Soekarno dan kabinetnya memutuskan yakin perlu adanya televisi. Hal tersebut dikarenakan oleh reputasi internasional, yaitu Indonesia
bergantung pada Pekan Olahraga yang disiarkan televisi. Seiring berjalannya waktu kepopuleran televisi berkembang pesat hingga
seluruh dunia memerlukan kotak tabung ajaib ini. Di Indonesia sendiri sampai sekarang ini banyak stasiun televisi swasta yang menyemarakkan dunia
pertelevisian.
2.1.2 Karakteristik Televisi