Sumber: Patterson, Reid, janod dan Conger Kauffman, 1985 Jadi dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku agresif pada anak
adalah perilaku menyerang secara fisik, seperti memukul, mendorong, menggigit, meninju, melempar, perilaku secara verbal, seperti mengancam,
memburuk-burukkan orang lain dan menggunakan kata-kata kasar, penyerangan terhadap suatu objek dan pelanggaran hak milik orang lain.
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PerilakuAgresif Anak
Perilaku agresif pada anak tidak terjadi begitu saja meski ada anggapan bahwa setiap anak memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif. Menurut
Sadock dan Sadock 2003, bahaya yang dilakukan oleh perilaku agresif dapat berupa bahaya atau pencederaan fiskal, namun pula dapat berupa bahaya atau
10 Mempermalukan
Mengolok-olok atau membuat orang lain malu
dengan sengaja 50
100 11
Menangis Semua jenis tangis
52 455
12 Perintah Negatif
Memerintah orang lain dengan cara mengancam
agar kebutuhannya terpenuhi juga cenderung
bertindak kasar 120
500
13 Ketergantungan
Meminta orang lain untuk membantu pada pekerjaan
yang sebenarnya mampu dilakukan sendiri
149 370
14 Mengabaikan
Mengerti bahwa orang lain mengarahkan perhatiannya
pada anak tetapi anak tersebut tidak menanggapi
secara wajar 185
244
pencederaan nonfisikal, semisal yang terjadi sebagai akibat agresi verbal agresi lewat kata-kata tajam menyakitkan. Contoh lain dari agresi yang tidak langsung
menimbulkan bahaya atau pencederaan adalah pemaksaan, intimidasi penindasanpenekanan dan pengucilan atau pengasingan sosial. Secara garis
besar beberapa ahli memandang bahwa faktor-faktor penyebab timbulya perilaku agresif ada dua faktor, yaitu:
2.2.4.1. Faktor Internal 1. Hormon
Ketika bahaya atau ancaman dirasakan, kelenjar-kelenjar adrenal dipicu oleh hypothalamus dalam otak untuk memasukkan suatu bahan
kimia yang disebut adrenalin ke dalam aliran darah Breakwell, 1998: 73.
2. Fustasi Frustasi adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan
sehingga menyebabkan individu marah dan akibatnya menjadi frustasi Sears, 1994: 6. Kendati demikian, tidak setiap anak atau orang yang
mengalami frustasi serta merta melakukan agresi. Ada reaksi lain yang dapat muncul, misalnya berupa penarikan diri dan depresi
3. Stress Stress dapat memicu munculnya sikap agresif anatara lain karena
kepadatan penduduk, ketidakbebasan irama kehidupan rutin atau monoton Koeswara, 1998: 87.
2.2.4.2. Faktor Eksternal
1. Suasana keluarga yang tidak sehat Menurut Monks 1994 komunikasi dalam keluarga itu penting
fungsinya bagi pembentukan pribadi anggota keluarganya, dengan komunikasi maka akan tercipta keluarga yang harmonis. Bagaimana
anak itu nantinya tergantung pada keadaan rumah tangga tempat mereka dibesarkan dan pengalaman anak-anak dalam keluarga sangat
penting dalam pembentukan sikap dan perilaku anak, karena tempat pendidikan pertama bagi anak adalah keluarga.
2. Interaksi teman sebaya Berkowits 2003: 220 menyatakan bahwa anak yang tumbuh di
lingkungan di mana tindakan-tindakan agresif dilakukan oleh teman sebayanya, maka cenderung akan melakukan hal yang sama dengan
teman-temannya, karena mereka ingin diterima dan dihargai oleh teman sebayanya.
3. Pengaruh media televisi Televisi sebagai media pembawa informasi yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota masyarakat, serta perubahan sistem maupun tata nilai yang ada.
Program televisi yang bersifat petualangan, kepahlawanan dan semacamnya yang terdapat unsur kekerasasn merupakan tontonan
yang menarik bagi remaja. Akibat penayangan kekerasan tersebut menurut
Bandura menimbulkan
tipe-tipe agresif
bahwa konflikmasalah-masalah yang ada bisa diatasi dengan perilaku yang
agresif di mana dengan menyaksikkan kekerasan bisa mematahkan rintangan dan perilaku agresif nampaknya umum dan bisa diterima.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Mulyono 1991: 11 yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku-
perilaku agresif antara lain: 2.2.4.1. Lingkungan masyarakat yaitu kepadatan penduduk, kemajuan
modernisasi yang cepat dan mempengaruhi kebudayaan lain 2.2.4.2. Lingkungan keluarga, yaitu keadaan keluarga yang tidak harmonis
atau “broken home”, pendidikan yang salah dan anak yang ditolak 2.2.4.3. Lingkungan sekolah, yaitu keadaan sekolah yang sistem
pendidikannya tidak menarik, menjemukan dan guru yang mengabaikan komunikasi dialetis komunikasi timbal balik antara
guru dan murid Hal ini dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
agresif berasal dari faktor internal yang meliputi hormonal, frustasi dan stres pada diri seseorang serta faktor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga
seseorang, lingkungan teman sebaya, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.
2.3 Program Televisi dan Perilaku Agresif Pada Anak