Model Pembelajaran Kooperatif NHT

1 Menyusun soal dengan mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. 2 Menjabarkan indikator dengan memperhatikan materi pokok. Menyusun lembar observasi dan lembar penilaian yang mengacu pada soal. Berdasarkan evaluasi menurut pendapat para ahli tersebut, maka peneliti berpendapat bahwa evaluasi dalam pembelajaran IPS sangat penting sebab dengan melakukan evaluasi dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Evaluasi dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media video pembelajaran menggunakan bentuk tes soal pilihan ganda dan uraian.

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif NHT

2.1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan manjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan Rusman, 2014: 205. Hamruni 2012: 121 berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menerapkan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen. Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut, maka dapat dikatakant bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang mempunyai kemampuan yang berbeda untuk saling membantu. Model pembelajaran kooperatif meiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. 2.1.4.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dan kelompok. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Rusman 2011: 207 adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Oleh karena itu harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota harus saling membantu. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif Manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu: 1 sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan pembelajaran dilakukan sesuai rencana, 2 sebagai organisasi, memerlukan perencanaan yang matang, 3 sebagai kontrol, perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes. c. Kemauan untuk bekerja sama Pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan kelompok. d. Keterampilan bekerja sama Siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan berbagai pendapat ahli tersebut, yang dimaksud dengan karakteristik model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, keterampilan bekerja sama. Semua itu saling terkait antara satu dengan yang lain. Agar pembelajaran kooperatif dapat mencapai tujuan maka kerja sama setiap anggota kelompok sangatlah diperlukan. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model NHT. 2.1.4.3 Model NHT Pada dasarnya model NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa Hamdani 2011: 89. Tujuan dari NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu untuk meningkatkan kerja sama siswa Huda, 2013: 203. Pada model NHT tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan model tersebut. Kelebihan model NHT yaitu: a. Setiap siswa menjadi siap semua. b. Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Adapun kelemahan model NHT menurut Hamdani 2011: 89 yaitu: a. Memungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru. b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Untuk kelemahan poin pertama dapat diatasi dengan cara guru harus membuat catatan yang berisi nomor-nomor yang sudah dipanggil sehingga tidak pemanggilan nomor yang sama dapat diminimalkan. Untuk kelemahan poin kedua dapat diatasi dengan cara setelah kegiatan presentasi berlangsung maka guru memberikan kesempatan kepada semua siswa apabila ingin bertanya atau mengemukakan pendapat. Sehingga nomor yang belum ditunjuk oleh guru masih mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut, maka yang dimaksud dengan model kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang setiap siswa diberikan nomor kepala dan siswa memiliki tanggung jawab dalam kelompok dan siswa siap mempresentasikan apabila ditunjuk oleh guru. Dalam menggunakan pembelajaran model NHT, maka perlu mengikuti langkah-langkah dari penggunaan model NHT itu sendiri. Sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan optimal. 2.1.4.4 Langkah-Langkah Model NHT Adapun langkah-langkah dari model NHT menurut Shoimin 2014: 108 yaitu: a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. e. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain. f. Kesimpulan. Supriyono 2012: 92 menyebutkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head Together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Tiap-tiap orang dalam tiap- tiap kelompok diberi nomor kepala. Guru mengajukan beberapa pertanyaan. Tiap- tiap kelompok menyatukan untuk berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru. Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Hal itu dilakukan terus sampai semua peserta mendapatkan giliran. Guru mengembangkan jawaban siswa dalam berdiskusi sehingga siswa mendapatkan jawabannya. Penerapan model NHT lebih optimal bila didukung dengan media pembelajaran.

2.1.5 Media Pembelajaran