m. Guru
bersama  siswa  menyimpulkan  dan  melakukan  refleksi  terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
n. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Langkah-langkah  pembelajaran  tersebut,  selain  disusun  berdasarkan  teori dari kajian teori  yang telah dijelaskan sebelumnya, juga didasarkan pada  sumber
lain  berupa  penelitian  yang  memiliki  hubungan  dengan  penerapan  peningkatan kualitas pembelajaran IPS model NHT dengan media video pembelajaran.
2.2 Kajian Empiris
Berbagai  penelitian  yang  mendukung  model  NHT  dan  media  video pembelajaran  antara  lain:  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Elia  Masa  Ginting
2012 dengan judul “Improving The Students’ Achievement in Writing Procedure
Text Through Numbered Heads Together Technique ” Peningkatan Prestasi Siswa
dalam Menulis Teks Prosedur melalui Teknik Numbered Heads Together. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IXA SMP Swasta UPMI
Medan  dalam  menulis  teks  prosedur  mengalami  peningkatan  setiap  siklusnya. Berdasarkan nilai tes tertulis, tes I memperoleh rata-rata 67,6, meningkat pada tes
II menjadi 74,5, dan semakin meningkat pada siklus III menjadi 86,56. Penelitian oleh Moh Saleh Abu 2013 berjudul
“Improving the Levels of Geometric  Thinking  of  Secondary  School  Students  Using  Geometry  Learning
Video  based  on  Van  Hiele  Theory ”  Peningkatan  Tingkat  Berpikir  Geometris
pada  Siswa  Sekolah  Menengah  Pertama  Menggunakan  Video  Pembelajaran
Geometri  Van  Hiele  menunjukkan  bahwa  ada  perbedaan  yang  signifikan  antara nilai rata-rata sebelum dilakukan penelitian dan sesudah dilakukan penelitian.
Selanjutnya  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Setya  Agustin  2013  dengan judul
“The  Effect  of  Using  Numbered  Head  Together  Technique  on  The  Eight Grade  Students’  Reading  Comprehension  Achievement  St  SMPN  2  Tanggul
Jember ”  Pengaruh  Penggunaan  Teknik  NHT  terhadap  Prestasi  Membaca
Pemahanan  pada  Siswa  Kelas  VIII  SMPN  2  tanggul  Jember.  Penelitian  ini dilakukan  karena  terdapat  permasalahan  dalam  kemampuan  membaca    teks.
Membaca  adalah  salah  satu  keterampilan  dasar  yang  diajarkan  kepada  siswa  di sekolah  SMP  dan  SMA.  Membaca  berkaitan  dengan  pemahaman  bacaan.  Ini
berarti  bahwa  pembaca  harus  berpikir  kritis  bagaimana  memahami  teks.  Melalui kegiatan  membaca,  siswa  diharapkan  dapat  memahami  kata,  kalimat,  paragraf,
dan makna teks. Oleh karena itu, kemampuan membaca yang baik diperlukan oleh guru  dan  siswa.  Penggunaan  teknik  Numbered  Head  Together  terbukti  efektif
dalam  mempengaruhi  pemahaman  membaca  siswa  SMPN  2  Tanggul  Jember, karena  dengan  model  NHT  memungkinkan  siswa  untuk  bekerja  sama  dengan
kelompok untuk membahas satu permasalahan dalam teks bacaan. Penelitian Tindakan Kelas oleh Yeni P
rastiwi 2014 berjudul “Penerapan Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  NHT  Numbered  Heads  Together  untuk
Meningkatkan  Hasil  Belajar  Siswa di  Sekolah  Dasar”  menunjukkan  bahwa
aktivitas guru mengalami peningkatan dengan pesentase siklus I 73,61, siklus II 77,78,  dan  siklus  III  87,50.  Aktivitas  siswa  selama  proses  pembelajaran
dengan  persentase  siklus  I  68,75,   siklus  II  78,75,  dan  siklus  III  85.  Dan
hasil  belajar  siswa  selama  proses  pembelajaran  dengan  persentase  pada  temuan awal 68, siklus I 74, siklus II 77, dan siklus III 87.
Selanjutnya  penelitian  oleh  Eka  Putri  Neulasari  2013  dengan  judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil
Belajar  IPS  Kelas  V  SDN  Sidoarjo ”  menunjukkan  bahwa  rata-rata  nilai  yang
diperoleh  pada  siklus  I  sebesar 57,50  40,  siklus  II  sebesar  69,10  60,  dan siklus III sebesar 82,60 95. Selain itu, dari hasil penelitian juga menunjukkan
adanya peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa, afektif siswa, dan psikomotor siswa.  Dapat  disimpulkan  bahwa  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT
Numbered  Heads  Together  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  dalam pembelajaran.
Penelitian  oleh  Joko  Widodo  2014  dengan  judul  “Penerapan  Model Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Number  Heads  Together  NHT  untuk
Meningkatkan  Hasil  Belajar  Siswa  pada  Mata  Pelajaran  IPS  Kelas  V  SDN Petemon  X-358  Surabaya
”. Analisis data nilai  rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 60,97 mengalami peningkatan pada siklus 2 mencapai 64,72 dan
pada siklus III mencapai 89,58. Hasil aktivitas guru pada siklus 1 sebesar 61,54, mengalami  peningkatan  pada  siklus  II  mencapai  75    dan  pada  siklus  III
mencapai  90,38  .  Hasil  aktivitas  siswa  pada  siklus  I  mencapai  63,33, Mengalami  Peningkatan  pada  siklus  II  mencapai  75,39    dan  pada  siklus  III
mencapai  88,79  .  Hasil  penelitian  tindakan  kelas  ini  menunjukan  adanya peningkatan  nilai  rata-rata  hasil  belajar  siswa  sehingga  dapat  mencapai  KKM
yang ditentukan sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Kamik Suryani 2013 berjudul “Penerapan
Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Numbered  Heads  Together  NHT  untuk Meningkatkan  Prestasi  Belajar  Siswa  pada  Mata  Pelajaran  IPS  Kelas  V  SDN
Wonokromo  II  Surabaya ”  menunjukkan  bahwa  aktivitas  guru  mengalami
peningkatan  dengan  skor  rata-rata  dari  siklus  I  sebesar  75,  siklus  II  sebesar 78,13,  dan  siklus  III  sebesar  88,54.  Aktivitas  siswa  selama  proses
pembelajaran dengan skor rata-rata dari siklus I sebesar 73,44, siklus II sebesar 79,69,  dan  siklus  III  sebesar  89,06.  Sedangkan  yang  mencapai  nilai  65  atau
lebih  pada  siklus  I  sebesar  75,  siklus  II  sebesar  79,  dan  siklus  III  sebesar 87,5.
Selanjutnya,  penelitian  oleh  Linaksita  Anindiyawati  2013  berjudul “Pemanfaatan Media Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
pada  Siswa Kelas  IV  SDN  Babatan  I456  Surabaya”  menunjukkan  bahwa
aktivitas guru dalam  penelitian mengalami peningkatan sebesar 13,3  yaitu dari 72,76  pada  siklus  I  menjadi  86,60  pada  siklus  II.  Aktivitas  siswa  selama
mengikuti  pembelajaran  mengalami  peningkatan  sebesar  9,38,  yaitu  dari 71,59  pada  siklus  I  menjadi  80,97  pada  siklus  II.Ketuntasan  belajar  siswa
secara  klasikal  mengalami  peningkatan  sebesar  14,  yaitu  dari  57,14  dengan rata
– rata nilai 67,64 pada siklus I menjadi 96,42 dengan rata – rata nilai 81,64 pada  siklus  II.  Angket  respon  siswa  mengalami  peningkatan  sebanyak  20,7
yaitu dari 69 pada siklus I menjadi 89,7 pada siklus II. Berbagai  penelitian  di  dalam  kajian  empiris  tersebut  dijadikan  sebagai
pendukung pada Penelitian Tindakan Kelas  yang ber judul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran  IPS  melalui  Model  Pembelajaran  NHT  dengan  Media  Video Pembelajaran pada Siswa Kelas V SDN Salaman Mloyo Semarang”.
2.3  Kerangka Berpikir