78
Tabel 4.22 Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan
Hipotesis Pernyataan Hasil
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap hasil produksi di Sentra Industri
Pakumbulan Diterima
biaya bahan baku berpengaruh terhadap hasil produksi di Sentra Industri Pakumbulan
Diterima
Biaya tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap hasil produksi di Sentra Industri Pakumbulan
Diterima
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
terhadap Hasil Produksi
Berdasarkan pengujian hipotesis, variasi variabel biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
produksi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya produksi langsung yang dikeluarkan maka semakin tinggi pula hasil produksi yang diperoleh.
Sebaliknya semakin rendah biaya produksi langsung yang dikeluarkan maka akan semakin rendah pula hasil produksi yang diperoleh.
79
Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyadi 2009: 468, yang menyatakan jika masukan biaya berubah, maka keluaran akan berubah sebanding dengan
perubahan masukan tersebut. Usaha peningkatan produksi tidak bisa terlepas dari biaya produksi, karena untuk mencapai hasil produksi yang maksimal, maka
dibutuhkan ketersediaan input atau faktor-faktor produksi yang cukup. Penambahan pembelian bahan baku dalam perusahaan maka akan menyebabkan
biaya produksi yang dikeluarkan pun bertambah. Penambahan bahan baku tersebut menyebabkan penambahan hasil produksi karena perusahaan dapat
mengolah bahan baku dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Pengolahan bahan baku dikombinasikan dengan tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi.
Jumlah banyak sedikitnya tenaga kerja tergantung pada besarnya bahan baku yang akan diproduksi. Jika faktor-faktor produksi tersebut dikelola secara efisien, maka
produksi akan optimal. Besar kecilnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
tergantung pada tingkat produksi, sehingga biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk unsur biaya variabel sedangkan biaya overhead pabrik di
dalamnya terdapat biaya variabel dan biaya tetap Nafarin, 2000: 74. Harga bahan baku untuk memproduksi kain tenun yaitu benang mengalami
kenaikan. Kenaikan ini terjadi akibat pemasok kapas dunia tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan permintaan atas hasil kerajinan
tenun oleh konsumen maupun pelanggan mengalami penurunan dari tahun ketahun, karena daya beli masyarakat terhadap kain tenun menurun.
80
Hasil produksi akhir dari tenun ini bukan barang primer yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari melainkan barang sekunder seperti taplak meja, tas,
sarung bantal, jok kursi, gordyn dan lain-lain. Jadi masyarakat tidak terlalu mementingkan untuk membeli produk tersebut, terutama untuk masyarakat
golongan menengah kebawah. Selain menjual kain tenun kepada konveksi, pengrajin juga bekerja sama
dengan sebuah perusahaan yang membuat berbagai kerajinan dengan kain tenun akar wangi dan enceng gondok. Pengrajin besar yang tergolong dalam paguyuban
pengrajin bekerja sama dengan pengrajin kecil yang tidak memiliki pelanggan dengan menyetorkan hasil produksinya. Pemesan konveksi dikarenakan daya
beli masyarakat menurun maka berusaha untuk mencari bahan baku dengan harga yang lebih rendah dari harga yang ditawarkan oleh pengrajin. Akibatnya pengrajin
terpaksa menerima harga yang diminta oleh pemesan agar hasil produksi tetap terjual walaupun dengan harga rendah. Hal ini berdampak pada pendapatan yang
diterima pengrajin semakin menurun sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan pengrajin tinggi. Hal ini menyebabkan pengrajin banyak yang menutup usahanya.
4.2.2 Pengaruh Biaya Bahan Baku terhadap Hasil Produksi