Penyusunan Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

33 penjelasan guru, dan mendengarkan pertanyaan teman maupun yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw meliputi: presentasi, mendengarkan penjelasan teman, bertanya, mendengarkan pertanyaan teman, menyatakan pendapat, menjawab pertanyaan, mendengarkan pendapat teman, dan menulis laporan hasil diskusi dengan cara skoring. 3. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok Arikunto, 2006: 150. Metode tes digunakan oleh observer untuk memperoleh data hasil belajar geografi materi konsep dan pendekatan geografi pada siswa kelas dengan model pembelajaran Learning Start with a Question LSQ dan siswa kelas dengan model pembelajaran jigsaw. Tes yang digunakan adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda sesuai materi yang telah disampaikan oleh guru dalam pembelajaran.

F. Penyusunan Instrumen Penelitian

1. Lembar angket Angket digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam mempersiapkan pembelajaran. Pada tahap awal yaitu membuat kisi-kisi angket dan dijabarkan ke dalam bentuk soal objektif. a. Uji validitas angket Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau 34 sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto, 2006: 168. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus Product Moment. Rumus Product Moment: { } { } 2 2 2 2 xy r ΣΥ − ΝΣΥ ΣΧ − ΝΣΧ ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ = Keterangan : N : banyaknya sampel yang diteliti X : skor butir Y : skor faktor ∑ x : jumlah skor butir ∑ y : jumlah skor faktor Berdasarkan hasil uji validitas angket dengan taraf signifikansi 5, N 35 r tabel : 0,334 dan r xy angket no.1 diketahui sebesar 0,6338 maka r hit r tabel sehingga dapat dikatakan bahwa intrumen angket mempunyai nilai valid dan layak untuk dijadikan sebagai alat untuk mengumpulkan data. b. Uji reliabilitas instrumen Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik Arikunto, 2006: 178. Fungsi reliabilitas adalah untuk menyokong terbentuknya validitas. Untuk menguji reliabilitas butir soal digunakan rumus K-R.20, sebagai berikut: ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ Σ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 2 2 11 1 1 k k t b r σ σ 35 Keterangan: 11 r : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σ b ² : jumlah varians butir σ t ² : varians total Arikunto, 2006: 196 Kriteria: Jika r hitung r tabel dengan taraf signifikan 5, maka instrumen tersebut reliabilitas. Nilai r hitung setelah diuji menggunakan rumus alpha didapat 0,668 lebih besar dari r tabel dimana pada taraf signifikansi 5 dengan N 35 diperoleh 0,334 , untuk itu angket dapat dikatakan reliabel atau cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk mengetahui lebih rinci lembar angket, lihat lampiran 13 halaman 103. 2. Lembar Aktivitas Belajar Siswa Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran Geografi pada: a. model pembelajaran Learning Start with a Question LSQ. 1 menyatakan pendapat 2 mengajukan pertanyaan 3 menjawab pertanyaan 4 mendengarkan pendapat teman 5 mendengarkan penjelasan guru 6 mendengarkan pertanyaan teman 36 b. model pembelajaran jigsaw 1 presentasi di kelompok asal 2 bertanya di kelompok asal 3 mendengarkan penjelasan teman di kelompok asal 4 mendengarkan pertanyaan teman di kelompok asal 5 menyatakan pendapat di kelompok ahli 6 bertanya di kelompok ahli 7 menjawab pertanyaan di kelompok ahli 8 mendengarkan pendapat teman di kelompok ahli 9 mendengarkan penjelasan teman di kelompok ahli 10 mendengarkan pertanyaan teman di kelompok ahli Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas lembar observasi aktivitas belajar siswa yaitu rumus Product Moment. Rumus Product Moment: { } { } 2 2 2 2 xy r ΣΥ − ΝΣΥ ΣΧ − ΝΣΧ ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ = Keterangan : N : banyaknya sampel yang diteliti X : skor butir Y : skor faktor ∑ x : jumlah skor butir ∑ y : jumlah skor faktor Berdasarkan hasil uji validitas lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan taraf signifikansi 5, N 35 r tabel : 0,334 dan r xy no.1 diketahui sebesar 0,699 maka r hit r tabel sehingga dapat dikatakan bahwa intrumen lembar observasi mempunyai nilai valid dan layak untuk dijadikan sebagai 37 alat untuk mengumpulkan data. Untuk mengetahui lebih rinci lembar observasi aktivitas belajar siswa, lihat lampiran 21 halaman 113. Untuk menguji reliabilitas butir soal digunakan rumus Spearman- Brown, sebagai berikut: r 11 = 2 r xy 1+ r xy Keterangan: r 11 = reliabilitas instrument r xy =indeks korelasi antara dua belahan instrument Arikunto, 2006: 180 Kriteria: Jika r mendekati 1 berarti data tersebut reliabilitas karena r = 0,823 maka lembar observasi dapat dikatakan reliabel atau cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui lebih rinci perhitungan reliabilitas lihat lampiran 22 halaman 115. 3. Lembar Tes Lembar ini digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan kognitif belajar siswa. Dimana hasilnya akan dibandingkan antara kedua kelas, guna untuk mengetahui hasil pembelajaran antara penggunaan model pembelajaran Learning Start with a Question LSQ dan jigsaw. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk obyektif pilihan ganda multiple choice test. Instrumen tes tersebut digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan materi responden pada tes akhir kedua kelompok. 38 Pembuatan instrumen ini diperlukan beberapa tahap antara lain: a. Tahap Pembuatan Soal Uji Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Mengadakan pembatasan materi Materi yang dijadikan sebagai bahan tes adalah materi konsep dan pendekatan geografi yang merupakan materi Geografi kelas X semester 1. 2 Menentukan tipe soal Bentuk soal yang akan digunakan adalah tes objektif tiap soal dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban. 3 Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu 4 Menentukan kisi-kisi soal 5 Penyusunan butir soal Untuk mengetahui lebih rinci lembar soal, lihat lampiran 39 halaman 138. b. Tahap Pelaksanaan Uji Soal Untuk mengetahui mutu perangkat tes, soal-soal yang telah dibuat terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis uji coba terpakai, yakni soal tes yang diujicobakan melalui test pada salah satu kelas di luar kelompok sampel. Jumlah soal yang diuji cobakan sebanyak 25 butir soal. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya uji beda. Uji Coba Instrumen, meliputi: 39 1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument. Soal dikatakan valid jika soal tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Arikunto 2006: 283 rumus yang dipakai adalah: Keterangan: r pbis = koefisien korelasi biserial M p = rata- rata skor dari subyek yang akan menjawab benar M t = rata- rata skor total S t = standar deviasi dari skor total P = proporsi siswa yang menjawab benar ∑ = siswa wabbenar ayangmenja Banyaksisw P q = proporsi siswa yang menjawab salah q =1- p Hasil r xy dikonsultasikan dengan r yang sesuai pada tabel harga koefisien korelasi r hitung r tabel pada taraf signifikan 5 maka dapat dikatakan valid. Contoh perhitungan validitas lembar soal untuk no.1 diketahui r = 0,735 sedangkan r tabel N 30 yaitu 0,361 karena r hitung r table maka soal nomor 1 valid. q P S M M r t t p pbis − = 40 Tabel 3.2. Validitas Soal Kriteria Nomor soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 dan 25 Tidak valid - 2 Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi yang dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif. Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas suatu instrumen digunakan rumus K-R 21 Arikunto, 2006: 189 yaitu: Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata V t = varians total Harga r 11 selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel r dengan taraf signifikan 5. Jika r 11 r tab maka instrumen tersebut reliabel, dan tidak reliabel jika berlaku sebaliknya. Perhitungan reliabilitas diperoleh sebesar 0,850 N 30, t tabel: 0,361 karena r 11 r tab maka reliabel. Perhitungan reliabilitas dicantumkan pada lampiran 44 halaman 149. ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = kVt M Mk 1 1 - k k r 11 41 3 Tingkat Kesukaran Soal Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Rumusnya sebagai berikut Arikunto, 2002: 208: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran soal: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Tabel 3.3. Tingkat Kesukaran Kriteria Nomor soal Jumlah Sukar 6, 9, 11, 13, 25 5 Sedang 2, 3, 4, 5, 7, 12, 14, 19, 21, 22, 23, 24 12 Mudah 1, 8, 10, 15, 16, 17, 18, 20 8 4 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai atau berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D Arikunto, 2002: 211. Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda menurut Arikunto 2002: 213. JS B P = 42 B B A A J B J B D − = Keterangan: D = daya pembeda B A = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B =banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah Indeks daya pembeda berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Adapun klasifikasi daya pembeda adalah: D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,21 – 0,40 = cukup D = 0,41 – 0,70 = baik D = 0,71 – 1,00 = sangat baik Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7 Arikunto, 2002: 218. Untuk mengetahui lebih rinci hasil perhitungannya, lihat lampiran 45 halaman 150. Tabel 3.4. Daya Pembeda Kriteria Nomor soal Jumlah Jelek - Cukup 1, 2, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 19 Baik 4, 6, 7, 15, 16, 24 6 Baik sekali - 43

G. Teknik Analisis Data Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN LSQ (LEARNING START WITH A QUESTION) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

0 7 20

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2013.

0 0 26

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question Dalam Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 201

0 1 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question Dalam Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 201

0 2 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF LSQ (LEARNING START WITH A QUESTION) PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF LSQ (LEARNING START WITH A QUESTION) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKAH I TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 16

MODEL LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS MODEL LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 2 BAKI.

0 0 15

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH Perbedaan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question Dan Information Search Terhadap Hasil Belajar Pkn Di Kelas Iv Sd Islam Terpadu Jumapolo Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

0 1 17

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A Perbedaan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question Dan Information Search Terhadap Hasil Belajar Pkn Di Kelas Iv Sd Islam Terpadu Jumapolo Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 10

(ABSTRAK) TINGKAT AKTIVITAS DAN PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW MATA PELAJARAN GEOGRAFI SMA NEGERI 1 LASEM-REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 3

(ABSTRAK) TINGKAT AKTIVITAS DAN PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW MATA PELAJARAN GEOGRAFI SMA NEGERI 1 LASEM-REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 3