Pembahasan Pemodelan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) untuk identifikasi kawanan lemuru dengan menggunakan deskriptor hidroakustik

Bagaimana deskriptor-deskriptor ini membedakan antara satu kawanan dengan kawanan lainnya dapat dilihat pada hasil hitungan metode analisis deskriminan stepwise pada Bab 5.

0.1 0.2

0.3 0.4

0.5 0.6

0.7 0.8

0.9 1

L H A Ji P E Tmin Trel Er Dv Deskriptor N ila i r a ta a n lo g Malam Siang Gambar 20 Karakteristik deskriptor hasil AKU pada malam dan siang hari. Gambar 20 memperlihatkan karakteristik dari kesepuluh deskriptor hasil AKU yang secara dominan mencirikan kawanan lemuru dan non-lemuru pada waktu siang dan malam hari. Pada Gambar 20 diperlihatkan bahwa pada malam hari deskriptor-deskriptor morfometrik dan batimetrik hasil AKU tampak terukur lebih besar dibandingkan deskriptor yang sama yang terukur pada siang hari. Sebaliknya pada siang hari, deskriptor energetik tampak terukur lebih besar dibandingkan dengan deskriptor yang sama yang terukur pada malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa pada malam hari dimensi horisontal dan vertikal kawanan ikan cenderung lebih panjang, tinggi, dan luas dibandingkan dengan siang hari, tetapi dengan intensitas hamburan balik Er dan densitas yang lebih kecil Dv.

4.4 Pembahasan

Dari nilai rataan deskriptor, koefisien keragaman deskriptor, dan hasil analisis korelasi deskriptor morfometrik seperti terlihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 maka dapat diduga bahwa tingginya nilai deskriptor H, A dan P akan disertai dengan banyaknya jumlah individu ikan Ji yang terukur. Dugaan ini didasarkan pada korelasi positif signifikan yang terjadi pada keempat deskriptor tersebut. Hal ini berarti bahwa semakin besar ukuran luas, tinggi dan keliling kawanan ikan maka semakin besar peluang banyaknya jumlah ikan dalam kawanan tersebut. Korelasi seperti ini terjadi pada malam hari pada selang pengukuran jam 24-06. Sementara itu, korelasi yang sama juga terjadi antara deskriptor panjang L dengan elongasi E sedangkan yang negatif signifikan terjadi dengan dimensi fraktal Df. Dengan demikian semakin panjang ukuran kawanan ikan L besar maka geometri kawanan akan semakin besar E besar dan beraturan Df kecil. Korelasi seperti ini terjadi pada malam hari tetapi pada selang pengukuran jam 18-24. Dengan demikian, pada malam hari jika panjang kawanan ikan bertambah besar maka tinggi kawanan dapat saja bertambah kecil dilihat dari koefisien korelasi antar L dan H yang bernilai negatif. Pada saat itu, bentuk kawanan ikan bertambah pipih dengan jumlah individu ikan yang lebih sedikit. Nilai rataan deskriptor, koefisien keragaman deskriptor, dan hasil analisis korelasi deskriptor energetik dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai maksimum Er terukur pada selang waktu pengukuran jam 12-18, sedangkan nilai minimumnya terukur pada selang pengukuran jam 18-24. Dilihat dari korelasinya yang positif dan signifikan dengan Dv maka dapat diduga bahwa semakin besar nilai Er semakin besar Dv terukur dan semakin kecil nilai Er semakin kecil Dv. Hal ini dibuktikan dengan didapatkannya nilai tertinggi Dv pada selang pengukuran jam 12-18 dengan densitas 0,12685grm 3 , sedangkan nilai terendahnya terukur pada selang pengukuran jam 18- 24 dengan densitas 0,01800grm 3 . Dari korelasi Er dengan Esd dan korelasi Esd dengan TSr yang positif dan signifikan, dapat diduga bahwa ukuran individu ikan yang terukur pada saat Er maksimum akan lebih besar dibandingkan dengan ukuran ikan pada saat Er minimum. Dengan demikian, semakin besar nilai Er maka Dv dan ukuran individu ikan cenderung semakin besar. Dari Tabel 9 dan seluruh penjelasan sebelumnya dapat dilihat bahwa deskriptor batimetrik Tmin berkorelasi positif signifikan dengan hampir seluruh deskriptor morfometrik tetapi berkorelasi negatif siginifikan dengan deskriptor Df. Hal ini berarti bahwa semakin dekat kepermukaan Tmin besar semakin besar dimensi horisontal dan vertikal kawanan, sehingga geometri kawanan ikan cenderung bertambah besar E besar dan beraturan Df kecil dan sebalikanya semakin dekat ke dasar perairan maka dimensi horisontal dan vertikal semakin kecil, geometri kawanan cenderung semakin kecil E kecil dan tidak beraturan Df besar. Berdasarkan tabel yang sama dapat dilihat bahwa Trel berkorelasi positif signifikan dengan Er tetapi berkorelasi negatif dengan TSr, sementara itu Er berkorelasi positif dan signifikan dengan Dv. Karenanya, semakin besar nilai Trel semakin besar nilai Er dan D tetapi nilai TSr semakin kecil. Hal ini berarti bahwa intensitas hamburan balik kawanan ikan yang dekat ke permukaan Trel besar menjadi lebih besar sehingga densitas dan ukuran individu ikan juga membesar, kondisi ini cenderung terjadi pada malam hari. Perbedaan posisi deskriptor seperti tampak pada Gambar 19 mengindikasikan bahwa pertambahan nilai deskriptor dari kawanan ikan yang berada disisi positif dari sumbu 1 akan diikuti dengan pengurangan nilai-nilai deskriptor disisi lainnya, demikian juga halnya dengan deskriptor-deskriptor yang berada disisi positif dan negatif sumbu 2. Sementara itu, semakin kecil jarak antara kawanan ikan dengan deskriptor maka semakin kuat pengaruh deskriptor tersebut terhadap kawanan tersebut. Sebagai contoh, pertambahan nilai deskriptor L, H, Ji, A yang berada disisi positif akan diikuti pengurangan nilai deskriptor TSr dan Df yang berada disisi negatif sumbu 1. Kondisi yang berlawanan ini dapat dilihat pada kawanan ikan dengan nomor index A1, A2, B2, dan B5. Pada keempat kawanan tersebut didapatkan nilai-nilai deskriptor yang saling berlawanan sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Hal yang sama juga dapat dilihat pada deskriptor Dr dan Dmin dari kawanan ikan dengan no index B6, B7, dan C1 yang berlawanan dengan nilai deskriptor Er dan Dv. Sementara itu, dilihat dari kedekatan posisinya dengan deskriptor maka karakteristik kawanan ikan A2 akan sangat dipengaruhi oleh deskriptor Tmin, Ji, P dan A. Secara grafis kekuatan pengaruh deskriptor terhadap pengelompokan kawanan ikan dapat dilihat dari panjang garis yang terbentuk dan kedekatannya ke masing-masing sumbu. Semakin panjang garis yang terbentuk dan semakin dekat posisi deskriptor ke sumbunya maka semakin kuat pengaruh deskriptor tersebut dalam pengelompokan kawanan ikan. Dengan demikian dari Gambar 19 dapat diduga bahwa deskriptor yang berpengaruh secara signifikan dalam pengelompokkan kawanan ikan pada sumbu 1 adalah deskriptor E, L, P, Tmin, Ji, H, A, Trel dan pada sumbu 2 adalah deskriptor Er dan Dv.

4.5 Kesimpulan