Gambar 33 memperlihatkan kontribusi masing-masing deskriptor dalam JSTPB1. Dari kedelapan deskriptor yang digunakan, kelompok deskriptor
morfometrik P, A, L, El, H berkontribusi paling besar dalam proses identifikasi dan klasifikasi, diikuti kelompok deskriptor batimetrik Trel dan kelompok
deskriptor energetik Dv, Er.
H Er
Dv Trel
E L
A P
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
D e
s k
ri pt
or
Tingkat Kontribusi
Gambar 33 Diagram Pareto JSTPB1. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model jaringan JSTPB1
dengan 8 unit sel masukan pada lapisan masukan, 8 unit sel tersembunyi pada 1 lapisan tersembunyi, dan 1 unit sel keluaran pada 1 lapisan keluaran dapat
digunakan dengan baik untuk mengidentifikasi dan klasifikasi 30 data kawanan ikan uji dengan ketepatan hingga 100.
2 Uji JSTPB2
Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, deskriptor masukan yang digunakan dalam JSTPB2 jumlahnya sama dengan jumlah deskriptor yang digunakan dalam
analisis statistik diskriminan yaitu limabelas deskriptor. Deskriptor tersebut digunakan sebagai unit sel masukan pada JSTPB2 dapat dilihat pada Tabel 13.
Gambar 34 a memperlihatkan jumlah iterasi epoch yang diperlukan JSTPB2 untuk mendapatkan hasil pelatihan yang sesuai dengan batas toleransi
galat yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada gambar tersebut tampak bahwa nilai MSE1 pada awal hitungan, nilai ini secara konsisten terus mengecil hingga
hitungan iterasi ke-6. Pada hasil hitungan iterasi ke-6 didapatkan nilai MSE terkecil yaitu sebesar 7,73x10
-6
.
Gambar 34 b menunjukkan perubahan tingkat ketepatan identifikasi yang dihasilkan jaringan setelah dilakukan hitungan iterasi sebanyak 32 kali. Gambar
tersebut menunjukkan tingkat ketepatan dibawah 70 dicapai diawal hitungan sedangkan pada hitungan iterasi ke-32 tingkat ketepatan mencapai 70. Ini berarti
bahwa setelah hitungan iterasi ke-32, 70 dari total 30 data uji dapat diidentifikasi dengan benar. Pada saat itu hitungan iterasi1500, nilai
MSE0,001. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Tabel 21.
a b
Gambar 34 Hasil simulasi data uji model JSTPB2 1515-1 dengan Metode Pelatihan Levenberg-Marquard.
Pada Tabel 21 tampak bahwa seluruh anggota kelompok kawanan Non- lemuru dapat diidentifikasi dengan benar, sedangkan anggota kelompok kawanan
ikan lainnya sebagian dapat diidentifikasi dengan benar, sebagian lainnya teridentifikasi sebagai anggota kawanan ikan lain dan 1 anggota kawanan lemuru
dan campuran tidak dapat diidentifikasi Tidak Dikenali, T.D.
Tabel 21 Hasil identifikasi dan klasifikasi dengan JSTPB2
JK Jml. Hasil
identifikasi
1:N 2:S 3:L 4:C 5:P T.D 1:N 4 4100
0 0 0 0 0 2:S 7
0 342,9 342,9 114,2
3:L 5 0 480
0 0 120
4:C 6 0 583,3
0 116,7 5:P 8
112,5 112,5 0 112,5
562,5
Total 30
5 4 7 7 5 2
Pada Gambar 35 dapat dilihat kontribusi masing-masing deskriptor dalam proses identifikasi dan klasifikasi dengan JSTPB2. Dari ke-15 deskriptor yang
digunakan, 8 deskriptor yang menunjukkan kontribusi paling besar adalah deskriptor Er, A, Ku, H, P, Sk, El, dan L. Kedelapan deskriptor tersebut adalah
deskriptor dari kelompok deskriptor morfometrik dan energetik. Dari kedelapan deskriptor tersebut, kelompok deskriptor morfometrik adalah kelompok deskriptor
yang berpengaruh besar dalam proses identifikasi dan klasifikasi JSTPB2 dengan 5 deskriptor. Kedelapan deskriptor selanjutnya digunakan sebagai deskriptor
masukan pada JSTPB3.
Dr Tm in
Esd Df
Dv Dm in
Trel L
E S
P H
K A
Er
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2
D e
s k
ri pt
or
Tingkat Kontribusi
Gambar 35 Diagram Pareto JSTPB2. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model jaringan JSTPB2
dengan 15 unit sel masukan pada 1 lapisan masukan, 15 unit sel tersembunyi pada
1 lapisan tersembunyi, dan 1 unit sel keluaran pada 1 lapisan keluaran dapat digunakan dengan baik untuk identifikasi dan klasifikasi kawanan ikan dengan
ketepatan hingga 70.
3 Uji JSTPB3
Deskriptor yang digunakan sebagai unit sel masukan pada JSTPB3 dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini. Deskriptor-deskriptor ini adalah hasil dari
analisis tingkat kontribusi yang dilakukan pada JSTPB2. Tabel 22 Deskriptor pada unit sel masukan JSTPB3
No Deskriptor Definisi Satuan
1 Panjang, L
Jarak antar individu ikan terdepan dan terbelakang dalam kawanannya
m 2
Tinggi, H Jarak antara individu ikan teratas dan terbawah
dalam kawanannya m
3 Luas, A
Luas kawanan ikan. m
2
4 Keliling, P
Keliling citra akustik kawanan ikan m
5 Elongasi, E
Perbandingan antara panjang dan tinggi kawanan m
6 Skewness, S
Ukuran sebaran data terhadap nilai rataannya 7
Rataan Hamburan
Balik Sv, Er Rataan Intensitas pantulan hamburan balik oleh
individu ikan yang berada dalam volume air tertentu dB
8 Kurtosis, K
Ukuran sebaran data terhadap sebaran normalnya Pada Gambar 36 a diperlihatkan banyaknya iterasi epoch yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil pelatihan yang sesuai dengan batas toleransi galat yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada gambar tersebut tampak bahwa nilai
MSE1 pada awal hitungan dan nilai ini secara konsisten terus mengecil hingga hitungan iterasi ke-42. Pada hitungan iterasi ke-42 didapatkan nilai MSE terkecil
yaitu sebesar 0,00097. Pada Gambar 36 b ditunjukkan perubahan tingkat ketepatan identifikasi
yang dihasilkan jaringan setelah dilakukan hitungan iterasi sebanyak 50 kali. Gambar tersebut menunjukkan tingkat ketepatan dibawah 50 dicapai diawal
hitungan sedangkan pada hitungan iterasi ke-14 tingkat ketepatan mencapai 73,33. Ini berarti bahwa setelah hitungan iterasi ke-14, 22 dari 30 data uji dapat
diidentifikasi dengan benar. Pada saat itu hitungan iterasi1500, nilai MSE0,001, dan tingkat ketepatan hitungan 73,33. Hasil identifikasi dapat
dilihat pada Tabel 23.
a b
Gambar 36 Hasil simulasi data uji model JSTPB3 88-1 dengan Metode Pelatihan Levenberg-Marquard.
Tabel 23 menunjukkan hasil identifikasi dan klasifikasi yang dilakukan dengan Metode JSTPB. Pada tabel tersebut tampak bahwa seluruh anggota
kelompok kawanan non-lemuru dapat diidentifikasi dengan benar, sedangkan anggota kelompok kawanan ikan lainnya sebagian dapat diidentifikasi dengan
benar, sebagian lainnya teridentifikasi sebagai spesies kawanan ikan lain, 1 anggota kawanan sempenit dan lemuru tidak dapat dikenali. Dari kelima spesies
kawanan ikan, tingkat ketepatan terendah dalam identifikasi terlihat pada kawanan sempenit dengan 57,1.
Tabel 23 Hasil identifikasi dan klasifikasi JSTPB3
JK Jml. Hasil
identifikasi
1:N 2:S 3:L 4:C 5:P T.D 1:N 4
4100 0 0 0
2:S 7 0 457,1
1 14,3 114,3
114,3 3:L 5
0 120 360 0 0
120 4:C 6
0 116,7 583,3
0 0 5:P 8
0 112,5 0 112,5 6 75
Total 30 4
6 5
7 6
2
Pada Gambar 37 ditunjukkan kekuatan pengaruh kedelapan deskriptor dalam proses identifikasi dan klasifikasi JSTPB3. Dengan urutan kekuatan
kontribusi seperti pada gambar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kelompok deskriptor morfometrik adalah kelompok deskriptor yang paling berperan dalam
JSTPB3.
H Er
S E
K A
L P
0.2 0.4