23 Menurut Neurbauer dan Walker 1961, unggas merupakan sasaran
berbagai macam penyakit, dimana penyakit ini lebih sering menyerang ketika kepadatan kandang berlebih, pemeliharaan dan pemberian makan yang tidak
tepat, temperatur yang fluktuatif, aliran udara dan kelembaban terlalu tinggi, penjagaan yang tidak cukup dari panas dan dingin, kesalahan sanitasi dan
kurangnya cahaya, air dan ventilasi. Penyakit-penyakit ini dapat diantisipasi atau diminimalisir dengan menggunakan manajemen kandang yang baik,
ventilasi cukup dan sanitasi kandang yang baik. Sanitasi dapat dipelihara dengan penggunaan selokan beton, lantai
berkawat, drainase yang baik dan ketersediaan air bersih. Serlain itu harus ada pembersihan secara rutin pada kandang, pemberian disinfektan dan adanya
kandang isolasi bagi ayam yang sakit, serta dengan menjaga kebersihan tanah Neubauer dan Walker, 1961.
C. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi produktivitas ayam pedaging ada dua, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam berupa sifat-sifat
biologis dari ayam ras pedaging itu sendiri, sedangkan faktor luar adalah pengaruh dari suhu lingkungan keadaan tempat atau kandang, makanan dan
penyakit. Perbaikan faktor dalam untuk mempertinggi produksi hanya dapat dilakukan dengan perbaikan sifat-sifat genetik dari ayam tersebut Hammond,
1956. Salah satu faktor luar yang menonjol adalah faktor suhu lingkungan tempat ayam dipelihara Gozzali,1981. Faktor lain yang tidak kalah
pentingnya adalah kandang ayam. Bentuk dan kondisi kandang ayam yang memadai akan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi ayam tersebut.
Hanya ayam-ayam yang hidup nyamanlah yang dapat hidup dan berproduksi secara optimal, sebab mereka akan mampu mengkonversi pakan secara wajar
AAK,1991. Pengaruh faktor luar seperti tinggi dan rendahnya suhu, sistem ventilasi
dan adanya gas-gas beracun dalam kandang serta perkandangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidup ayam akan menyebabkan stress pada ayam.
Dari segi praktisnya stress berarti produksi rendah, efisiensi menur un, dan
24 kematian tinggi Cheng, 1979. Tingkat kematian ayam ras pedaging yang
masih dapat ditoleransi adalah sebesar 5 AAK, 1991. Daerah suhu optimum untuk ayam ras pedaging adalah 20-30ºC, di atas
30ºC ayam akan menderita karena stress Fisher,1983. Ayam ras pedaging yang diternakan di Indonesia berasal dari negara- negara Barat dan ayam ras
pedaging tersebut lebih sesuai bila dipelihara pada suhu kandang antara 18- 21ºC Rasyaf,1985. Suhu optimal bagi kehidupan ayam ras pedaging adalah
antara 19-21ºC atau bervariasi antara 16-26ºC dengan kelembaban optimal 60 AAK, 1991. Jika suhu lingkungan terlalu tinggi misalnya 30ºC dan
ayam gagal mengatur suhu tubuhnya, maka badan ayam akan panas pula. Akibat meningkatnya suhu lingkungan, nafsu makan ayam menurun dan
konversi pakan juga kurang baik, sehingga konsumsi makanan rendah. Akibat rendahnya makanan yang masuk, maka kandungan zat protein yang dapat
diambilpun akan menjadi lebih rendah, sehingga menyebabkan laju pertumbuhan pun lambat AAK,1991.
Menurut Prayitno dan Yuwono 1997, suhu produksi yang ideal untuk produksi ayam pedaging adalah 21ºC. pada suhu ini daya konversi pakan
paling baik. Pengaruh suhu terhadap bobot hidup dan konsumsi pakan pada ayam pedaging umur 1-49 hari dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Pengaruh suhu terhadap bobot hidup dan konsumsi pakan pada ayam pedaging umur 1-49 hari
Bobot Hidup kg Konsumsi Pakan kg
Temperatur ºC
Jantan Betina
Jantan Betina
10 2.93
2.42 6.15
5.40 15
2.99 2.48
5.95 5.20
20 2.96
2.45 5.65
4.92 25
2.83 2.32
5.26 4.52
30 2.60
2.09 4.78
4.03
Sumber: Charles 1984 cit wathes, 1994
Menurut Esmay 1987, jumlah atau massa air yang bercampur dengan satu unit massa udara kering dalam gram, dari air yang menguap per kilogram
udara kering disebut kelembaban relatif. Udara panas mengandung lebih
25 banyak embun daripada udara sejuk dan jika jumlah embun konstan maka
kelembaban relatif akan lebih rendah pada suhu tinggi dan sebaliknya akan tinggi pada suhu rendah.
Kelembaban udara sangat berpengaruh bagi kesehatan ternak ayam. Kelembaban yang tinggi menyebabkan ayam peka terhadap penyakit-penyakit
pernafasan. Terhadap kelembaban yang terlalu rendah dan suhu yang rendah ayam menunjukkan ketidak cocokannya dengan bergerombol.
Uap air di dalam kandang berasal dari berbagai sumber, antara lain pernafasan, kotoran dan air kencing, percikan dari air minum dan lingkungan
sekitar kandang. Penguapan terjadi sepanjang hari terus- menerus dan bertambah banyak jika suhu di dalam kandang naik. Sebaliknya bila
kelembaban rendah dapat diatasi dengan menyemprotkan air bersih berupa kabut ke dinding sampai dicapai kelembaban yang ideal. Bagi ayam ras
pedaging kelembaban yang ideal antara 60-70 Prayitno dan Yuwono,1997.
D. Angin