20
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Ras Broiler Ayam Ras Pedaging
Ayam ras broiler merupakan salah satu jenis ayam yang dipelihara di Indonesia secara komersial dan termasuk ayam tipe pedaging yang telah
dikembangkan secara khusus untuk pemasaran pada umur dini. Ayam ras pedaging ini biasanya dijual ketika berbobot sekitar 1.4 kg yaitu pada umur 7-
14 minggu, tergant ung pada efisiensi pengusahaannya Darmadja, 1993. Sebuah peternakan ayam ras boiler akan lebih berhasil jika ayam yang
dipelihara adalah ayam jantan, hal ini karena pertumbuhan ayam jantan lebih baik dari pada ayam betina, begitu juga dengan kemampuan me ngkonversi
pakannya Wathes dan Charles, 1994. Ayam ras pedaging memerlukan lingkungan dan ransum tertentu untuk
pertumbuhan dan perkembangannya agar mencapai tingkat yang optimum. Menurut AAK 1991, suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan
ayam ras pedaging adalah 21ºC dengan kelembaban relatif yang optimum adalah 60. Sedangkan menurut Darmadja 1993, ayam ras pedaging yang
diternakkan pada suhu 17.0ºC – 18.3ºC akan lebih berat daripada ayam yang diternakkan pada suhu antara 18.3ºC – 35.0ºC, akan tetapi efisiensi
pengubahan makanannya lebih kecil. Dalam ransum yang diberikan harus terdapat semua zat makanan yang penting untuk pertumbuhan yang cepat.
Selain itu dalam ransum makanan yang diberikan biasanya ditambahkan antibiotika dan bahan-bahan tambahan lainnya. Ayam ras pedaging juga
memerlukan air dalam jumlah yang cukup. Rata-rata jumlah ransum dan air minum yang dikonsumsi per ekor ayam ras pedaging dapat dilihat pada Tabel
1.
21 Tabel 1. Rata-rata jumlah ransum dan air minum yang dikonsumsi per ekor
ayam ras pedaging Ransum rata-rata per ekor
kg Air minum rata-rata per ekor
kg Umur
minggu Per-minggu
Kumulatif Per-minggu
Kumuatif 1
91 91
40 40
2 231
322 57
97 3
336 658
76 173
4 455
1113 99
272 5
616 1729
129 401
6 351
2080 160
561 7
945 3025
186 747
8 1036
4061 208
955
Sumber: North 1978
B. Kandang
Menurut Prayitno 1996, kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan ayam, karena merupakan
tempat hidup ayam sejak awal sampai berproduksi. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta
pertumbuhan yang baik bagi ayam yang dipelihara, sehingga ayam dapat berproduksi sesuai harapan.
Bangunan kandang yang baik adalah bangunan kandang yang me menuhi persyaratan teknis, sehingga kandang tersebut dapat berfungsi sebagai
pelindung terhadap kondisi lingkungan yang merugikan, seperti terik matahari, kedinginan akibat tiupan angin kencang secara langsung dan air
hujan, serta mempermudah pelaksanaan dalam pengelolaan ayam yang tinggal di dalamnya AAK,1991.
Ayivor et al 1970 menyatakan bahwa ada empat faktor penting kandang bagi ayam, yaitu: 1 Melindungi ayam dari cuaca buruk, seperti
cuaca dingin dan panas serta kelembaban, 2 Melindungi ayam dari pencurian atau serangan binatang lain, 3 Agar mudah dikontrol, dan 4 Memisahkan
22 dan mengelompokkan ayam dengan tingkat umur yang sama sehingga
penularan penyakit dapat dicegah. Untuk daerah tropis yang sepanjang hari bersuhu tinggi, sebaiknya letak
kandang memanjang arah Timur Barat, hal ini untuk mengatasi jatuhnya sinar matahari secara langsung ke dalam kandang Rahman, 1979, karena sinar
matahari yang secara langsung masuk ke dalam kandang akan menyebabkan kenaikan suhu di dalam kandang. Menurut Neurbauer dan Walker 1961,
untuk kandang-kandang tertutup, pencahayaan secara langsung dari sinar radiasi matahari diperoleh dengan cara menghadapkan kandang ke arah Utara
Selatan, akan tetapi pada musim panas dibutuhkan efek shading untuk menghindari radiasi matahari secara langsung. Shading diberikan dengan cara
menanam pohon-pohon di sebelah Barat dan Timur bangunan. Untuk menjaga ternak dari radiasi matahari berlebih di daerah tropis sebaiknya bangunan
kandang diletakkan memanjang ke arah Timur Barat. Menurut Ayivor et al 1970 untuk membangun kandang hendaknya
dirancang berdasarkan kebutuhan ruang tiap ekor ayam, ventilasi yang baik, mudah dibersihkan, dan atap yang baik. Bahan bangunan hendaknya dipilih
yang tahan serangga, kedap air dan tahan lama. Pemakaian atap dapat dipakai seperti kertas aspal, seng, lembaran kertas, papan yang dilapisi dengan aspal
atau genting Sastroamodjojo,1971. Untuk keperluan kandang yang mengutamakan teknis yang bisa memberikan jaminan bagi kehidupan ayam,
antara lain juga ditentukan oleh bentuk atap. Bentuk atap dapat dipilih dari bentuk jongkok, jongkok-A, monitor jongkok-A, bentuk A, monitor-A,
monitor-A dua lapis Prayitno dan Yuwono, 1997.
Gambar 1. Tipe-tipe atap yang digunakan untuk kandang
23 Menurut Neurbauer dan Walker 1961, unggas merupakan sasaran
berbagai macam penyakit, dimana penyakit ini lebih sering menyerang ketika kepadatan kandang berlebih, pemeliharaan dan pemberian makan yang tidak
tepat, temperatur yang fluktuatif, aliran udara dan kelembaban terlalu tinggi, penjagaan yang tidak cukup dari panas dan dingin, kesalahan sanitasi dan
kurangnya cahaya, air dan ventilasi. Penyakit-penyakit ini dapat diantisipasi atau diminimalisir dengan menggunakan manajemen kandang yang baik,
ventilasi cukup dan sanitasi kandang yang baik. Sanitasi dapat dipelihara dengan penggunaan selokan beton, lantai
berkawat, drainase yang baik dan ketersediaan air bersih. Serlain itu harus ada pembersihan secara rutin pada kandang, pemberian disinfektan dan adanya
kandang isolasi bagi ayam yang sakit, serta dengan menjaga kebersihan tanah Neubauer dan Walker, 1961.
C. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara