RH Pola Aliran Udara di Dalam Kandang

63 lingkungan 27ºC Hernanto, 2001. Cara alamiah lain yang dapat dilakukan adalah dengan memind ahkan lokasi kandang ke daerah yang memiliki kondisi suhu lingkungan pada range yang dekat dengan yang dibutuhkan oleh ayam. Karena jika dilihat suhu maksimum lingkungan adalah 31.3ºC sedangkan suhu maksimum yang optimal untuk ayam adalah 26ºC. Padahal perlakuan alamiah hanya mampu menekan suhu maksimum hingga 4ºC.

2. RH

Kelembaban udara sangat berpengaruh bagi kesehatan ternak ayam. Kelembaban yang tinggi menyebabkan ayam peka terhadap penyakit-penyakit pernafasan. Terhadap kelembaban yang terlalu rendah dan suhu yang rendah ayam menunjukkan ketidak cocokkannya dengan bergerombol. Hal imi dapat menyebabkan perolehan pakan oleh ayam tidak merata. Berdasarkan hasil pengukuran, kelembaban relatif di dalam kandang berada pada kisaran 62 - 85, kelembaban rata-rata hariannya yaitu 73. Kelembaban relatif rata –rata lingkungan adalah 66. Tingginya kelembaban relatif udara ini disebabkan karena letak Indonesia yang beriklim tropis dengan rata-rata suhu hariannya pertahun adalah 26ºC-28ºC dan curah hujan pertahunnya adalah 700 mm-7000mm Bintarto dan Wardiyatmoko, 2000. Dalam Hernanto, 2001. Jika melihat kelembaban relatif yang ideal bagi ayam ras pedaging adalah 60-70 Prayitno dan Yuwono,1997, maka kandang belum menyediakan kelembaban relatif udara yang optimum untuk ayam. Tingginya kelembaban relatif udara di dalam kandang akan berpengaruh buruk kepada kesehatan ayam, karena akan menyebabkan ayam mudah terserang penyakit-penyakit pernafasan Prayitno dan Yuwono, 1997. RH di dalam kandang dapat diturunkan dengan memberikan tambahan ventilasi mekanis, seperti dengan memberikan kipas di dalam kandang, sehingga sirkulasi di dalam kandang lebih lancer. 64

3. Pola Aliran Udara di Dalam Kandang

Di lapangan banyak terjadi kegagalan pemeliharaan ayam yang disebabkan oleh ventilasi kandang yang tidak baik. Pada dasarnya prinsip ventilasi adalah adanya pertukaran udara di dalam suatu ruangan yang dapat terjadi akibat pergerakan udara yang mengalir ke dalam dan mendorong udara keluar dari ruangan dengan kecepatan tertentu. Adanya pertukaran udara sangat bermanfaat untuk menghilangkan panas yang berlebihan di dalam kandang, menghilangkan kelembaban yang berlebihan di dalam kandang, mengurangi debu, mengurangi gas beracun, seperti gas ammonia, karbondioksida dan karbon monoksida, serta menyediakan oksigen untuk pernafasan. Besarnya fungsi atap monitor di dalam kandang dibuktikan dengan adanya aliran udara pada atap monitor tersebut sebagaimana telah diperlihatkan pada Gambar 15, 16, 17 dan 18 sebelumnya. Sedangkan data kuantit atif besarnya aliran udara yang melalui outlet dan inlet baik pada atap monitor maupun pada dinding diperlihatkan pada Tabel 4. Tabel 4. Kecepatan Udara Rata-rata Pada Kandang Kecepatan Udara Pada Kandang mdet Jam Inlet Depan Samping Tengah Belakang Atap 8:00 0.22 0.29 0.07 0.13 0.30 0.15 12:00 0.36 0.50 0.13 0.21 0.50 0.24 14:00 0.26 0.30 0.09 0.15 0.37 0.17 16:00 0.22 0.31 0.08 0.13 0.30 0.15 Pada Tabel 4 diperlihatkan bahwa besar kecepatan udara maksimum yang melewati bukaan atap adalah 0.24 mdet, sedangkan pada bagian tengah kandang, outlet samping, depan dan belakang berurutan adalah 0.21 mdet, 0.13 mdet, 0.50 mdet, 0.50 mdet, sedangkan pada inlet 0.36 mdet. Dari Tabel 4 diketahui bahwa setiap bukaan di dalam kandang berfungsi sebagai ventilasi, dimana kecepatan udara terbesar adalah pada ventilasi di bagian dinding belakang dan depan kandang. Pada Tabel 4 diperlihatkan bahwa pada daerah yang dekat dengan dinding kecepatan udara pada outlet lebih besar daripada kecepatan udara 65 yang melalui inlet, hal ini dapat disebabkan karena ventilasi yang ditentukan sebagai outlet sebenarnya berfungsi juga sebagai inlet, sehingga memungkinkan adanya udara masuk pada ventilasi yang ditentukan sebagai outlet.Dengan melihat besarnya kecepatan udara ya ng melalui ventilasi memperlihatkan bahwa pergerakan udara di dalam kandang sudah cukup baik. 66

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Simulasi a Hasil simulasi suhu menunjukkan pola sebaran suhu di dalam kandang seragam, dengan standar deviasi rata-rata 0.05ºC b Pola sebaran aliran udara tidak seragam, dengan kecepatan udara maksimum sebesar 0.56 mdet pada bukaan ventilasi kandang bagian belakang dan kecepatan udara minimum adalah 0.07 mdet pada bukaan ventilasi kandang bagian samping, dengan standar deviasi rata- rata kecepatan udaranya adalah 0.49mdet. 2. Validasi a Hasil validasi pada suhu menunjukkan bahwa suhu hasil simulasi lebih kecil daripada suhu hasil pengukuran, hal ini terjadi karena proses pemanasan di dalam kandang yang terjai akibat adanya radiasi matahri tidak didefinisikan dalam fluent ketika simulasi dilakukan. Akan tetapi perbedaan ini masih dijinkan karena range suhu yang optimal untuk pertumbuhan ayam adalah 10ºC, yaitu antara 16ºC-26ºC. b Hasil validasi kecepatan udara menunjukkan adanya perbedaan yang tinggi antara kecepatan udara hasil simulasi dengan kecepatan udara hasil pengukuran, karena pengukuran kecepatan udara di lapangan tidak dilakukan pada saat yang bersamaan dikarenakan keterbatasan alat yang digunakan dalam pengukuran. Selain itu disebabkan juga karena pergerakan udara di dalam kandang hanya digambarkan secara laminer. Akan tetapi arah kecepatan udara sudah sesuai dengan yang diharapkan, yaitu semua bukaan pada kandang berfungsi sebagai ventilasi, termasuk pada atap kandang 3. RH udara rata-rata hasil pengukuran adalah 73, belum mencapai tingkat yang optimum untuk kebutuhan ayam, sedangkan hasil simulasi adalah 66.5. Perbedaan RH rata-rata hasil pengukuran dengan hasil simulasi terjadi karena dalam simulasi radiasi matahari tidak didefinisikan, padahal