Validasi RH Validasi Kecepatan Angin

55 dengan suhu hasil pengukuran ini masih diijinkan, karena range suhu yang optimal untuk pertumbuhan ayam adalah 10ºC, yaitu antara 16ºC-26ºC. Dari gambar dapat dilihat bahwa titik-titik perbandingan antara suhu hasil pengukuran dengan suhu hasil simulasi selalu berada di bawah garis regresinya. Ini memperlihatkan bahwa suhu hasil pengukuran selalu lebih tinggi dari suhu hasil simulasi. Tingginya suhu di dalam kandang dapat terjadi karena adanya proses pemanasan akibat efek rumah kaca, selain itu konstruksi kandang yang terbuka memungkinkan sinar matahari dapat masuk secara langsung ke dalam kandang melalui proses radiasi. Sedangkan dalam simulasi CFD radiasi matahari tidak didefinisikan, padahal pengaruh radiasi di dalam kandang sangat besar terhadap adanya proses pemanasan di dalam kandang, sehingga fluent tidak membaca adanya pemanasan akibat radiasi di dalam kandang. Hal ini mengakibatkan suhu hasil pengukuran selalu lebih tinggi daripada suhu hasil simulasi. Agar fluent dapat menggambarkan sebaran suhu di dalam kandang sesuai dengan kond isi yang sebenarnya, maka pendefinisian proses radiasi matahari sangat penting.

2. Validasi RH

Berdasarkan suhu bola kering yang diperoleh dari simulasi CFD ditentukan RH di dalam kandang dengan melakukan perbandingan terhadap RH lingkungan pada saat yang sama. Validasi RH hasil pengukuran dengan RH hasil perhitungan untuk masing- masing simulasi diperlihatkan pada Gambar 24, 25, 26, dan 27. 56 80 82 84 86 88 80 82 84 86 88 RH Ukur RH Hitung RH Kandang SD = 1.38 Gambar 24. Validasi RH hasil perhitungan RH hitung terhadap RH pengukuran RH ukur di dalam kandang pada skenario 1, pukul 08.00 pada Z = 0.2 m. 59 61 63 65 67 69 71 59 61 63 65 67 69 71 RH Ukur RH Simulasi Kelembaban Udara SD = 1.8 Gambar 25. Validasi RH hasil perhitungan RH hitung terhadap RH pengukuran RH ukur di dalam kandang pada skenario 1, pukul 12.00 pada Z = 0.2 m. 57 60 62 64 66 68 70 72 60 65 70 75 RH Ukur RH Hitung RH Ruangan SD= 2.17 Gambar 26. Validasi RH hasil perhitungan RH hitung terhadap RH pengukuran RH ukur di dalam kandang pada skenario 2, pukul 14.00 pada Z = 0.2 m. 59 64 69 74 79 84 59 64 69 74 79 84 RH Ukur RH Hitung RH Kandang SD = 10.2 Gambar 27. Validasi RH hasil perhitungan RH hitung terhadap RH pengukuran RH ukur di dalam kandang pada skenario 2, pukul 16.00 pada Z = 0.2 m. Perbedaan RH hasil perhitungan terhadap RH hasil pengukuran untuk masing- masing simulasi secara kuantitatif diperlihatkan pada Lampiran 13. 58

3. Validasi Kecepatan Angin

Validasi kecepatan angin hasil simulasi dengan hasil pengukuran diperoleh dengan cara membandingkan kecepatan udara hasil simulasi dengan kecepatan udara hasil pengukuran pada waktu dan tititk yang sama. Dari keempat simulasi yang dilakukan, perbedaan antara kecepatan udara hasil simulasi dengan hasil pengukuran cukup besar, ini terlihat pada garis regresi pada masing- masing simulasi. Titik-titik koordinat antara kecepatan hasil simulasi dengan hasil pengukuran hanya sebagian kecil saja yang menyinggung garis regresi. Validasi kecepatan udara hasil simulasi terhadap hasil pengukuran pada masing- masing simulasi diperlihatkan pada Gambar 28, 29, 30 dan 31. Perbedaan antara kecepatan udara hasil simulasi dengan kecepatan udara hasil pengukuran untuk masing- masing simulasi diperlihatkan pada Lampiran 5 sampai Lampiran 12. 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 v Ukur mdet v simulasi mdet Kecepatan SD= 0.08 Gambar 28. Validasi kecepatan udara hasil simulasi V simulasi terhadap kecepatan pengukuran V ukur di dalam kandang pada skenario 1, pukul 08.00 pada Z = 0.2 m 59 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 v Ukur mdet v Simulasi mdet Kecepatan SD= 0.15 Gambar 29. Validasi kecepatan udara hasil simulasi V simulasi terhadap kecepatan pengukuran V ukur di dalam kandang pada skenario 1, pukul 12.00 pada Z = 0.2 m 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 v Ukur mdet v Simulasi mdet Kecepatan Udara SD=0.10mdet Gambar 30. Validasi kecepatan udara hasil simulasi V simulasi terhadap kecepatan pengukuran V ukur di dalam kandang pada skenario 2, pukul 14.00 pada Z = 0.2 m 60 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 v Ukur mdet v simulasi mdet Kecepatan SD= 0.08 Gambar 31. Validasi kecepatan udara hasil simulasi V simulasi terhadap kecepatan pengukuran V ukur di dalam kandang pada skenario 2, pukul 16.00 pada Z = 0.2 m Perbedaan ini disebabkan oleh keterbatasan alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Berbeda dengan kondisi suhu yang relatif konstan pada waktu tertentu, pada kenyataannya udara sangat cepat berubah, sehingga dibutuhkan ketelitian yang lebih pada saat mengukur kecepatan udara di lapangan. Banyaknya titik pengukuran dan terbatasnya jumlah alat yang digunakan menyebabkan pengukuran kecepatan udara tidak memungkinkan untuk dilakukan pada waktu yang benar-benar sama, sehingga kecepatan udara hasil pengukuran tidak sesuai dengan kecepatan yang seharusnya. Perbedaan ini juga dapat disebabkan karena viskos yang dimodelkan dalam simulasi adalah viskos laminar, padahal pada kenyataanya pergerakan udara di dalam kandang selain terjadi secara laminer terjadi juga secara turbulen. Menurut Daniar 1995, kandang beratap monitor lebih baik dalam hal pertukaran udara jika dibandingkan dengan kandang yang tidak menggunakan atap mo nitor. Jika melihat visualisasi pada gambar 16, 17, 18 dan 19 arah kecepatan udara sudah sesuai dengan yang diharapkan, yaitu semua bukaan pada kandang berfungsi sebagai ventilasi, termasuk adanya sirkulasi udara pada atap kandang. 61

C. Kondisi Lingkungan Kandang 1. Suhu