Gambaran Perawatan Gigi dan Kebiasaan Oral Distribusi Indeks Debris Terhadap Usia

Gambar 4.2. Gambaran klinis rongga mulut subjek perempuan berusia 52 tahun.

A. Pandangan frontal B. Pandangan palatal C. Pandangan lingual

Gambar 4.1 menunjukkan gambaran klinis rongga mulut salah satu subjek laki-laki berusia 37 tahun dengan Indeks Debris 3 buruk dan skor level higiene oral OHIS 3 yang termasuk kategori buruk. Jika dihubungkan dengan kebutuhan perawatan periodontal berdasarkan CPITN maka pada subjek tersebut termasuk skor 4 poket ≥ 6mm, perbaikan higiene oral, skeling dan perawatan komprehensif. Secara umum terlihat hampir seluruh gigi mengalami inflamasi, kehilangan perlekatan klinis, terdapat kalkulus supra dan subgingiva dan stein berwarna coklat kehitaman karena pasien memiliki kebiasaan merokok. Gambar 4.2 menunjukkan gambaran klinis rongga mulut salah satu subjek perempuan berusia 52 tahun dengan Indeks Debris 2 sedang dan skor level higiene oral OHIS 3 yang termasuk kategori buruk. Jika dihubungkan dengan kebutuhan perawatan periodontal berdasarkan CPITN maka pada subjek tersebut termasuk skor 4 poket ≥6mm, perbaikkan higiene oral, skeling dan perawatan komprehensif. Secara umum terlihat hampir seluruh gigi mengalami inflamasi, kehilangan perlekatan klinis dan terdapat kalkulus supra dan subgingiva. Gambaran klinis di atas juga menunjukkan terdapat gigi tiruan cekat pada gigi 11, 12, 14, 15 dan 16 namun kondisinya tidak baik akibat oral higiene subjek yang buruk dan adanya penyakit periodontal.

4.2 Gambaran Perawatan Gigi dan Kebiasaan Oral

Gambaran perawatan gigi dan kebiasaan oral subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Gambaran perawatan gigi dan kebiasaan oral Perawatan gigi dan kebiasaan oral n Universitas Sumatera Utara Perawatan gigi terakhir  Tidak pernah  Pencabutan gigi  Pembersihan karang gigi  Penambalan gigi 21 4 1 3 72,4 13,8 3,4 10,3 Frekuensi penyikatan gigi  Jarang  1 kali sehari  1-2 kali sehari  2 kali sehari 3 6 17 3 10,3 20,7 58,6 10,3 Waktu sikat gigi  Pagi sahaja  Pagi dan malam  Setiap kali setelah makan 9 16 4 31,0 55,2 13,8 Permukaan gigi yang disikat  Hanya satu permukaan  Seluruh permukaan 5 24 17,2 82,8 Tabel 4.2 menunjukkan data perawatan gigi terakhir yang dilakukan yaitu 4 orang 13,8 telah melakukan pencabutan, 1 orang 3,4 melakukan pembersihan karang gigi, 3 orang 10,3 telah melakukan penambalan dan 21 orang 72,4 subjek lainya tidak pernah melakukan perawatan gigi. Berdasarkan frekuensi sikat gigi, 3 orang 10,3 jarang menyikat gigi, 6 orang 20,7 menyikat gigi 1 kali sehari, 17 orang 58,6 menyikat gigi 1-2 kali sehari dan 3 orang 10,3 menyikat gigi lebih dari 2 kali sehari. Berdasarkan waktu menyikat gigi, 9 orang 31,0 menyikat gigi pada waktu pagi saja, 16 orang 55,2 menyikat gigi pada waktu pagi dan malam dan 4 orang 13,8 menyikat gigi setiap kali setelah makan. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara permukaan gigi yang disikat, diketahui 5 orang 17,2 menyikat gigi pada satu bagian saja dan 24 orang 82,8 menyikat keseluruhan permukaan gigi.

4.3 Distribusi Indeks Debris Terhadap Usia

Tabel 4.3 menunjukkan distribusi Indeks Debris penderita gangguan jiwa di RSJ Tuntungan terhadap usia. Tabel 4.3 Distribusi Indeks Debris terhadap usia Usia Tahun Indeks Debris Skor 2 Sedang Skor 3 Buruk n n 20 – 30 1 16,7 5 83,3 31 – 40 2 14,3 12 85,7 41 – 20 1 20,0 4 80,0 51 – 60 1 25,0 3 75,0 Tabel 4.3 menunjukkan rerata pasien dari semua kelompok usia memiliki skor Indeks Debris 3 buruk dengan jumlah tertinggi pada kelompok usia 31 – 40 tahun sebanyak 85,7 dan terendah pada golongan usia 51 – 60 tahun sebanyak 75. Sebaliknya skor Indeks Debris 2 sedang didapati pada subjek kelompok usia 51 – 60 tahun dengan persentase tertinggi yaitu sebanyak 25 dan kelompok usia 31 – 40 tahun dengan persentase terendah yaitu sebanyak 14,3. Maka dari data pada Tabel 4.3 dapat dilihat hampir seluruh subjek dari seluruh kelompok usia memiliki Indeks Debris sedang hingga buruk.

4.4 Distribusi Indeks Debris Terhadap Jenis Kelamin