Kondisi Periodontal Pada Pasien Gangguan Jiwa

c. Biologis Penyebab gangguan jiwa secara biologis adalah akibat kelainan struktural dalam otak, gangguan secara biokimiawi atau kelainan pada gen. Kelainan struktural dalam otak dapat disebabkan oleh cedera atau proses penyakit. 16

2.2 Kondisi Periodontal Pada Pasien Gangguan Jiwa

Azodo dkk telah meneliti persepsi 136 orang perawat yang melakukan perawatan terhadap penderita gangguan jiwa khususnya mengenai kesehatan rongga mulut pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Nigeria berdasarkan survei melalui kuesioner. 67,6 responden melaporkan pasien dengan gangguan jiwa memiliki masalah gigi dan mulut yang lebih besar dibandingkan populasi umum lainnya. Hal ini disebabkan oleh, pemberian obat-obatan sedasi jangka panjang, kurangnya perawatan oleh keluarga, simtom psikopatologis, kurangnya kunjungan ke dokter gigi maupun penyuluhan kesehatan mengenai rongga mulut. Keluhan umum yang sering dirasakan antara lain adalah sakit kepala, sakit pada gusi dan ketidakmampuan untuk membuka mulut. 91,4 responden menyatakan terlibat dalam perawatan rongga mulut pasien gangguan jiwa namun kondisi rongga mulut pasien tersebut tetap terganggu oleh karena pasien tidak atau kurang mampu menggunakan alat bantu oral untuk mengontrol higiene oral. 17 Penelitian lainnya oleh Ajithkrishnan di India pada tahun 2012 juga menemukan kesehatan periodontal yang buruk di antara pasien rawat inap dari rumah sakit jiwa. Usia dan lama tinggal di rumah sakit ditemukan signifikan berhubungan dengan status periodontal yang buruk pada laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Portilla MI di Columbia yang menunjukkan terdapat peningkatan Clinical Attachment Loss CAL dan kedalaman probing serta adanya pembesaran gingiva pasien gangguan jiwa dibanding pasien tanpa gangguan jiwa. MI Portilla menggunakan kriteria keparahan penyakit periodontal berdasarkan pengukuran Clinical Attachment Loss CAL, yaitu sebagai berikut : CAL 5 mm periodontitis parah, CAL 3 - 4 mm periodontitis sedang dan CAL 1 - 2 mm periodontitis ringan. 2,6 Universitas Sumatera Utara Penelitian Portilla MI juga menunjukkan hasil 100 pasien gangguan jiwa memiliki CAL minimal 2 - 3 mm, sedangkan 77,4 pasien tanpa gangguan jiwa menunjukkan CAL sebesar 2 mm dan 48,6 menunjukkan CAL sebesar 3 mm. Pada wanita, persentase CAL ditemukan lebih tinggi dimana 96,6 memiliki 4 mm dari CAL, sementara 27,7 pasien tanpa gangguan jiwa memiliki nilai yang sama. Selain itu, 49,2 pasien gangguan jiwa wanita memiliki 7 mm dari CAL sedangkan 5 dari perempuan tanpa gangguan jiwa memiliki nilai yang sama. Berdasarkan usia, 83 dan 100 pasien gangguan jiwa memiliki CAL dari 1 - 4 mm, sementara pada wanita yang sehat dengan nilai CAL yang sama jumlahnya bervariasi dari 12,5 - 99,9. Hal ini berarti bahwa CAL pada pasien gangguan jiwa terlihat sama tetapi tidak dalam individu dengan kesehatan mental yang baik. Namun, jumlah individu dengan CAL 5 mm bervariasi sesuai dengan kelompok usia. 6 Hal ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Luchesse dkk dimana tidak ada perbedaan usia terhadap CAL pada pasien gangguan jiwa. Di sisi lain, pasien tanpa gangguan jiwa memiliki peningkatan CAL sejalan dengan usia. 2,19 Pemeriksaan higiene oral dan perdarahan gingiva pada penelitian yang dilakukan Portilla MI adalah berdasarkan Indeks Quigley - Hein dimodifikasi oleh Turesky dengan tujuan untuk mengevaluasi kebersihan mulut. Hasil penelitian ini menunjukkan indeks sebesar 3,05 yang berarti pasien memiliki lapisan plak lebih luas dari 1 mm dan mencakup kurang dari 13 mahkota gigi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 100 dari pasien gangguan jiwa memiliki kalkulus, sedangkan skor plak dental pada pasien dengan keterbelakangan mental menunjukkan rata-rata adalah 4. Penyakit gangguan jiwa yang diteliti Portilla MI didapat sejak lahir atau berkembang pada awal kehidupan. 6 Pemeriksaan higiene oral pada penelitian yang dilakukan Kumar dkk terhadap 100 penderita gangguan jiwa yang menjalani rawat inap berdasarkan Simplified Oral Hygiene Index OHIS dengan tujuan untuk mengevaluasi kebersihan mulut pula menunjukkan indeks sebesar 3,3 yang berarti pasien memiliki lapisan plak lebih luas dari 1 mm dan mencakup kurang dari 13 mahkota gigi. Hasil penelitian Kumar dkk menunjukkan level higiene oral pada penderita gangguan jiwa yang diteliti meningkat seiring usia. 20 Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan indeks pendarahan dalam penelitian Portilla MI menunjukkan hasil yaitu 100 dari perempuan gangguan jiwa yang diteliti mengalami pendarahan gingiva. Persentase ini lebih tinggi dari penelitian yang dilaporkan oleh Lucchese dkk di Italia pada tahun 1998 yang menemukan bahwa hanya 29 pasien dengan keterbelakangan mental mengalami pendarahan gingiva. Jika dihubungkan dengan Sulcus Bleeding Index SBI, maka skor reratanya adalah 3,08. Skor ini juga berarti menunjukkan kondisi gingiva secara klinis berupa perubahan warna karena inflamasi dan adanya sedikit pembengkakan edematus. Pasien berusia 35 - 44 tahun memiliki SBI sebesar 3,54. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan hormon yang dihasilkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi atau dari diri sendiri dapat menyebabkan terjadinya xerostomia atau perdarahan gingiva dan beberapa efek kolateral yang sama. Berdasarkan obat-obatan yang dikonsumsi, pasien perempuan dengan gangguan jiwa yang mengkonsumsi antipsikotik-antiparkinson memiliki tingkat perdarahan gingiva yang paling tinggi. Hal ini terjadi karena obat-obatan tersebut menyebabkan gingivitis dan stomatitis, sementara antiparkinson menyebabkan xerostomia. 6 Portilla MI juga telah mendiagnosis penyakit periodontal berdasarkan perluasan dan tingkat keparahan dimana menemukan hasil tidak ada satu pasien gangguan jiwa memiliki kesehatan periodontal yang baik. 84,7 pasien gangguan jiwa menderita periodontitis dan 15,3 menderita gingivitis. 44,1 pasien perempuan penderita gangguan jiwa mengalami periodontitis lokalisata dan 40,6 mengalami periodontitis generalisata. 15,3 dari pasien ini menunjukkan gingivitis yang diinduksi oleh plak gigi, di mana 1,7 termasuk lokalisata dan 13,6 termasuk generalisata. 6 Penelitian yang dilakukan Shweta juga melaporkan penderita gangguan jiwa memiliki kesehatan periodontal yang buruk. Hasil penelitiannya menunjukkan hanya 8 penderita gangguan jiwa yang menjalani rawat inap memiliki periodontal yang sehat. 20,22 Portilla MI juga menganalisis hubungan diagnosis periodontal dengan beberapa variabel seperti usia, lamanya rawat inap, penyakit gangguan jiwa, kondisi sistemik dan obat-obatan lainnya. Berdasarkan usia, 6 kasus 50 yang berusia 25 - 34 tahun Universitas Sumatera Utara menderita periodontitis lokalisata taraf sedang, 8 kasus 53,3 yang berusia 35 - 44 tahun menderita periodontitis generalisata taraf sedang dan 4 kasus 25 yang berusia 55 - 64 tahun menderita periodontitis generalisata taraf parah. 4 pasien 40 yang tinggal tetap di rumah sakit selama 5 - 10 tahun dan 3 perempuan 37,5 yang tinggal kurang dari 5 tahun juga menderita periodontitis lokalisata taraf sedang. Penelitian ini juga menunjukkan 12 orang perempuan 29,3 menderita periodontitis generalisata taraf ringan dan periodontitis lokalisata taraf sedang, dan 7 kasus 17,1 yang dirawat di rumah sakit lebih dari 5 tahun memiliki periodontitis generalisata taraf parah. 6 Penelitian yang dilakukan Shah VR dkk di India pada tahun 2011 melaporkan kalkulus dan shallow pocket sebagai prioritas utama terjadinya penyakit periodontal pada kalangan penderita gangguan jiwa dan lama tinggal serta usia memperparahkan penyakit ini. 21 Namun, hasil yang berbeda pada penelitian yang dilakukan Castro GDC dimana tidak ditemukan hubungan antara faktor psikososial dengan terjadinya penyakit periodontal seperti periodontitis. 24 Berdasarkan penyakit gangguan jiwa, 9 52,9 penderita skizofrenia dan 4 perempuan 57,1 dengan gangguan squizoaffective menderita periodontitis lokalisata taraf sedang. 5 orang pasien 17,2 dengan retardasi mental menderita periodontitis generalisata taraf parah. 4 kasus 66,7 penderita epilepsi dan hypertyroidism menderita periodontitis lokalisata taraf sedang, 5 perempuan 41,7 dengan penyakit gangguan jiwa jenis lainnya menderita periodontitis generalisata taraf sedang dan 2 orang pasien 16,7 menderita periodontitis generalisata taraf parah. Berdasarkan obat –obatan yang dikonsumsi, 7 orang pasien 53,8 yang mengkonsumsi obat menstabilkan suasana hati menderita periodontitis lokalisata taraf sedang dan 2 perempuan 22,2 yang mengkonsumsi antipsikotik menderita periodontitis generalisata taraf parah. 6

2.3 Profil Rumah Sakit Jiwa Tuntungan Medan