Perempuan 8
57,1 6
42,9
Penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil tidak ada subjek yang memiliki status periodontal dengan skor 0 periodonsium sehat,1 pendarahan gingiva dan 2
kalkulus. Keseluruhan subjek berada pada skor 3 poket 4 – 5 mm dan skor 4 ≥
6mm. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa baik subjek laki-laki maupun perempuan memiliki persentase tertinggi pada skor 3 poket 4
– 5mm yaitu masing-masing dengan persentase 60 dan 57,1, sedangkan pada skor 4
poket ≥ 6mm pula didapati subjek laki-laki sebanyak 40 dan perempuan sebanyak 42,9.
4.7 Distribusi Kebutuhan Perawatan Periodontal yang diukur dengan CPITN Terhadap Usia
Kebutuhan perawatan periodontal disesuaikan dengan skor status periodontal subjek. Distribusi kebutuhan perawatan periodontal yang diukur dengan CPITN
terhadap usia ditunjukkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Distribusi kebutuhan perawatan periodontal yang diukur dengan CPITN terhadap usia
Usia Tahun
Kebutuhan Perawatan Periodontal Edukasi
dan skeling Edukasi, skeling dan
perawatan komprehensif
n n
20 – 30
5 83,3
1 16,7
31 – 40
9 64,3
5 35,7
41 – 50
51 – 60
2 1
40,0 25,0
3 3
60,0 75,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 menunjukkan semua kelompok usia dari subjek penelitian membutuhkan perawatan periodontal. Subjek pada kelompok usia 20 - 30 tahun
memiliki persentase tertinggi dalam kebutuhkan perawatan berupa edukasi dan skeling yaitu 83,3. Sedangkan kelompok usia yang paling menbutuhkan edukasi,
skeling dan juga perawatan komprehensif adalah golongan usia 51 – 60 tahun yaitu
75.
4.8 Distribusi Kebutuhan Perawatan Periodontal yang diukur dengan CPITN Terhadap Jenis Kelamin
Kebutuhan perawatan periodontal disesuaikan dengan skor status periodontal subjek. Distribusi kebutuhan perawatan periodontal yang diukur dengan CPITN
terhadap jenis kelamin ditunjukkan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi kebutuhan perawatan periodontal yang diukur dengan CPITN terhadap jenis kelamin
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa baik subjek laki-laki maupun perempuan memiliki persentase tertinggi dalam kebutuhan perawatan berupa edukasi dan skeling
yaitu masing-masing dengan persentase 60 dan 57,1. Sedangkan, bagi yang membutuhkan edukasi, skeling dan perawatan komprehensif pada subjek laki-laki
sebanyak 40 dan perempuan sebanyak 42,9.
Jenis Kelamin Kebutuhan Perawatan Periodontal
Edukasi dan skeling
Edukasi, skeling dan perawatan komprehensif
n n
Laki-laki 9
60 6
40 Perempuan
8 57,1
6 42,9
Universitas Sumatera Utara
4.9 Korelasi antara kebersihan mulut berdasarkan level kebersihan oral dari debris yang melekat Indeks Debris, level higiene oral OHIS dan
kebutuhan perawatan periodontal yang diukur dengan CPITN
Korelasi antara kebersihan mulut berdasarkan level kebersihan oral dari debris yang melekat Indeks Debris, level higiene oral OHIS dan kebutuhan perawatan
periodontal pada penderita gangguan jiwa di RSJ Tuntungan Medan yang diukur dengan CPITN ditunjukkan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Uji korelasi antara kebersihan mulut berdasarkan level kebersihan oral dari debris yang melekat Indeks Debris, level higiene oral OHIS dan kebutuhan perawatan
periodontal yang diukur dengan CPITN, n=29
No Korelasi
Koefisien korelasi Nilai p
1 Debris
– OHIS 0,87
0,00 2
Debris – CPITN
0,01 0,93
3 OHIS
– CPITN 0,22
0,23 Keterangan :
Nilai p signifikan apabila p 0,05
Data pada Tabel 4.9 menunjukkan terdapat korelasi positif antara level kebersihan oral dari debris yang melekat Indeks Debris dengan level higiene oral
OHIS dengan tipe korelasi yang erat 0,87 berdasarkan kriteria Spearman. Korelasi tersebut juga signifikan secara statistik p=0,00.
Korelasi positif juga ditemukan antara level kebersihan oral dari debris yang melekat Indeks Debris dengan kebutuhan perawatan periodontal yang diukur
dengan CPITN dengan tipe korelasi yang sangat kecil 0,01 berdasarkan kriteria Spearman. Namun korelasi tersebut tidak signifikan secara statistik p=0,93. Data
pada Tabel 4.9 juga menunjukkan terdapat korelasi positif antara level higiene oral OHIS dengan kebutuhan perawatan periodontal CPITN dengan tipe korelasi yang
kecil 0,22 berdasarkan kriteria Spearman. Korelasi tersebut juga tidak signifikan secara statistik p=0,23.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN