31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber asli dan langsung mendatangi ke
lokasi. Sumber data sekunder dalam penelitian ini, didapatkan dari Instansi atau
Dinas terkait di Kabupaten Kebumen. Dinas tersebut di antaranya dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kebumen. Data primer didapatkan dari observasi langsung ke lokasi yaitu Kecamatan Klirong, Kebumen, Pejagoan, Sruweng,
kemudian wawancara dan penyebaran angket kepada pengusaha industri kerajinan genteng dan Dinas terkait yang telah dipilih menjadi sampel.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2010: 115. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh industri kerajinan genteng di
Kabupaten Kebumen sejumlah 833 unit usaha yang tersebar di Kecamatan Petanahan, Kecamatan Klirong, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Sruweng,
Kecamatan Alian, Kecamatan Adimulyo, Kecamatan Kebumen, dan Kecamatan Bulus Pesantren Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Tahun
2011.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono, 2010: 81. Dalam penelitian ini, penentuan sampel
menggunakan teknik proporsional random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi. Maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam Husein Umar 2007:78 sebagai
berikut :
n = N 1+ Ne
2
dimana : n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi e = Persentase
kelonggaran ketidaktelitian presesi karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Berdasarkan jumlah populasi N industri genteng di Kabupaten sejumlah 833 unit usaha, dengan taraf kesalahan e sebesar 10 , maka berdasarkan
rumus diatas dihasilkan sampel n sejumlah 89 responden. Lokasi yang akan dijadikan sampel adalah kecamatan yang populasinya lebih dari 100 yaitu
kecamatan klirong, kebumen, pejagoan, dan sruweng. Pertimbangan ini dengan asumsi bahwa industri genteng merupakan industri homogen dan jumlah usaha
menjadi sentra adalah 100 unit usaha. Teknik penentuan jumlah sampel pada masing-masing lokasi penelitian dilakukan secara proportional. Rumus untuk
menentukan sampel masing – masing kecamatan Rubbin and Luck, 1987 sebagai berikut :
n
i
= N
i
N x n dimana :
n
i
= jumlah sampel ke i N
i
= jumlah populasi ke i N = jumlah populasi
n = jumlah sampel Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel masing – masing lokasi
penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Masing – masing Lokasi Penelitian
No Kecamatan Populasi
Proporsi Sampel
1 Klirong 142
142 797 x 89 = 15.85 16
2 Kebumen 250
250 797 x 89 = 27.91 28
3 Pejagoan 287
287 797 x 89 = 32.04 32
4 Sruweng 118
118 797 x 89 = 13.17 13
Jumlah 797
89 89
Sumber: Data Sekunder Diolah Jumlah sampel diatas berdasarkan responden pengusaha industri kerajinan
genteng. Sampel tersebut digunakan untuk analisis deskriptif yaitu memaparkan lebih dalam gambaran umum dan menjelaskan variabel – variabel yang ada
dalam penyusunan strategi pada industri kerajinan genteng. Selain untuk analisis deskriptif, jumlah sampel 89 orang digunakan untuk menentukan peringkat dalam
matrik IFAS Internal Factor Summary dan EFAS Eksternal Factor Summary. Kemudian, dilakukan juga pengambilan sampel responden sebagai keyperson
yang dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memilih secara sengaja sampel yang akan diteliti
sebagai responden. Pemilihan secara purposive sampling dengan kriteria bahwa responden yang dijadikan sampel mengetahui lingkungan bisnis. Pihak tersebut
meliputi perwakilan dari Dinas Pemerintah dan perwakilan dari pengusaha. Pihak pemerintah yaitu Kepala Seksi Pengawasan Industri Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Kebumen satu orang, Kepala bidang UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kebumen satu orang,
perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan perwakilan pengusaha industri kerajinan genteng untuk masing – masing kecamatan satu
orang. Keyperson tersebut digunakan dalam menentukan faktor internal dan eksternal dan menilai bobot dalam tahapan analisis SWOT. Tujuan adanya
keterlibatan pihak tersebut dalam penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.
3.3 Lokasi Penelitian