109.20 Kajian Pengelolaan Hasil Tangkap Sampingan Pukat Udang : Studi Kasus di Laut Arafura Provinsi Papua

4.4.5 Potensi ikan hasil tangkapan sampingan

Mengacu pada hasil survei lapang yang dilakukan oleh tim observasi studi pemanfaatan ikan hasil tangkapan sampingan kerjasama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, PT. Sucofindo dan Departemen PSP-IPB, tahun 2004, estimasi potensi ikan hasil tangkapan sampingan di Laut Arafura sebesar 332.186 ton per tahun. Data tersebut diperoleh melalui survei di perairan sekitar Perairan Dolak, Kepulauan Aru dan Perairan Avona pada bulan Agustus 2004 sampai dengan November 2004. Estimasi potensi ikan hasil tangkapan sampingan pukat udang di Laut Arafura disajikan pada Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Estimasi potensi ikan hasil tangkapan sampingan pukat udang di Laut Arafura Lokasi Fishing Ground Rataan HTS tonhauling tonhari tontrip Sekitar P. Dolak 1.03 7.21 216.30 0.93 6.50 195.09 Sekitar Kep. Aru 0.37 2.57 77.07 Perairan Avona 0.04 0.31 9.24 0.23 1.61 48.30 Rataan 0.52

3.64 109.20

Jumlah Kapal unit 338 Estimasi Potensi tontahun 332.186 Sumber : Purbayanto et al 2004 Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa potensi ikan hasil tangkapan sampingan paling besar terdapat di wilayah perairan sekitar Dolak dan Kepulauan Aru. Besarnya potensi ikan hasil tangkapan sampingan di perairan tersebut disebabkan oleh daya dukung lingkungan pesisir yang ditumbuhi oleh vegetasi mangrove yang relatif masih baik. Selain itu, faktor yang mempengaruhi besarnya potensi di sekitar Dolak dan Kepulauan Aru karena ikan hasil tangkapan sampingan di wilayah tersebut masih belum dimanfaatkan. Kondisi ini berbeda dengan di Perairan Avona, sebagian ikan hasil tangkapan sampingan sudah dimanfaatkan. PT. Avona Mina Lestari memproses ikan hasil tangkapan sampingan dalam bentuk ikan beku, sehingga ikan hasil tangkapan sampingan yang tidak dimanfaatkan jumlahnya relatif kecil bila dibandingkan dengan wilayah perairan lainnya di Laut Arafura. Dalam laporan Sumiono dan Sadhotomo 1985, menjelaskan bahwa hasil tangkapan ikan di Laut Arafura sangat tinggi dan dapat melampaui daya dukung sumberdaya yang tersedia dari produksi atau hasil tangkapan yang dilaporkan. Selain itu dominasi jenis tertentu seperti yang termasuk dalam kategori trash fish 20 di Perairan Aru dan berbagai jenis vertebrata lain yang non-ekonomis 15 di Laut Arafura memberi petunjuk bahwa hasil tangkap sampingan yang menjadi mangsa organisme tersebut dalam keadaan mati.

4.4.6 Komposisi hasil tangkapan

Hasil tangkapan pukat udang terdiri dari beberapa spesies udang target dan banyak spesies ikan lainnya sebagai spesies non-target. Hal ini terjadi karena udang dan ikan menghuni habitat yang sama, disamping sifat pukat udang sendiri yang memang tidak selektif. Spesies udang target utama dari Laut Arafura adalah udang jerbung atau banana shrimp Penaeus merguensis dan udang windu P.monodon, selain itu ada beberapa spesies udang dogol atau endeavour shrimp Metapenaeus spp. Spesies ikan yang tertangkap, umumnya terdiri dari ikan-ikan dasar demersal fishes, ikan pelagis, moluska dan krustase serta kadang-kadang penyu laut. Ada sebanyak 88 jenis ikan yang sering tertangkap oleh pukat udang di Perairan Arafura Zuwendra et al, 1991, hal tersebut menggambarkan bahwa perairan Laut Arafura sangat kaya akan sumberdaya ikan dengan keragaman yang tinggi. 1 Perairan Dolak – Merauke Berdasarkan survei yang dilakukan selama 10 hari, 41 kali hauling di atas kapal KM Aru dan KM Arafura yang beroperasi di sekitar Perairan Dolak Merauke pada bulan Agustus 2004 kerjasama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, PT. Sucofindo dan Departemen PSP-IPB, tahun 2004, di-identifikasi sedikitnya ada 4 jenis udang yang utama tertangkap dari perairan ini dan lebih dari 40 jenis ikan yang tertangkap sebagai hasil tangkapan sampingan. Tabel 13 menyajikan jenis udang yang utama tertangkap dan pada Tabel 14 disajikan komposisi hasil tangkapan sampingan pukat udang secara keseluruhan dari Perairan Dolak dan Merauke. Tabel 13. Nama udang yang biasa tertangkap pukat udang di Laut Arafura Nama Lokal Nama Inggris Nama Ilmiah - Udang Jerbung - Udang Windu - Udang Dogol - Udang Krosok Banana prawn Tiger prawn Endeavor Shima Penaeus merguensis P. monodon Metapenaeus spp. Parapeneopsis sculptius Sumber: Purbayanto et al 2004 Tabel 14. Jenis-jenis hasil tangkapan sampingan pukat udang di Laut Arafura, sekitar Perairan Dolak, pada bulan Agustus 2004 No Nama Indonesia Nama Inggris Nama Ilmiah 1 Alu-alu Barracudas Sphyaena spp 2 Bambangan Red snapper Lutjanus spp 3 Bawal hitam Black Pomfret Formio niger 4 Beloso Lizard fishes Saudira tumbil 5 Biji nangka Goat fishes Upeneus sulphureus 6 Cucut Shark Sphyrhinidae 7 Daun bambu Queen fishes Chorinemeus tala 8 Gulama Amoy Croaker Argyrosomus amoyensis 9 Gerot-gerot Swewt lips Pomadasys 10 Kakap Barramundi Lates calcarifer 11 Kerapu Groupers Ephinephelus spp 12 Kerong-kerong Banded grunter Terapon theraps 13 Kurisi Threadfin breams Nemipterus spp 14 Kembung Long-jawed mackerel Rastelliger kanagurta 15 Kuro Senangin Giant threadfish Eleutheronema tetradactylum 16 Kuwe Crevallies Caranx sexfasciatus 17 Layur Hairtail Trichiurus savala 18 Layang Scads Decapterus russelli 19 Lidah Long-tongue sole Cynoglossus sp 20 Lemuru Indian oil sardinella Sardinella longisep 21 Manyung Marine catfishes Tachyurus spp 22 Parang-parang Wolf herrings Chirocentrus spp 23 Pari Stingrays Dasyatididae 24 Pepetek Pugnose ponyfishes Secutor ruconius 25 Sembilang Canine catfishes Plotosus canius 26 Selar Blue-spotted trevally Caranx bucculentus 27 Swanggi Big eye Priacanthus spp 28 Tembang Fringe-scale sardinella Sardinella fimbriata 29 Tenggiri Narrow barred spanish mackerel Scomberomorus commerson 30 Tengiri papan Indi pasific spanish mackerel Scomberomorus guttatus 31 Tetengkek Hardtail Megalaspis cordyla No Nama Indonesia Nama Inggris Nama Ilmiah 32 Tiga waja Bearded-croaker Johnius dussumieri 33 Cumi-cumi Loligo Loligo spp 34 Sotong Cutlefish Sepiida spp 35 Kepiting Crabs Scylla sp 36 Buntal Smooth golden toadfish Lagochepalus inermis 37 Buntal besar Starry pufferfish Arothtron stellatus 38 Udang ronggeng Mantis shrimp Squilla sp 39 Rajungan Blue swimming crabs Portunus pelagicus Sumber : Purbayanto et al 2004 2 Perairan Kepulauan Aru Komposisi hasil tangkapan pada bulan November 2004, didapatkan beberapa jenis ikan hasil tangkap sampingan dominan yang tertera pada Tabel 15. Tabel tersebut menunjukkan bahwa ikan hasil tangkap sampingan dari pukat udang pada umumnya merupakan ikan yang layak konsumsi. Hal ini dapat dilihat dari jenis dan ukuran ikan yang tertangkap terdapat pada selang ukuran panjang yang umum dikonsumsi. Tabel 15. Jenis dan ukuran ikan hasil tangkapan sampingan dominan di perairan sekitar Kepulauan Aru, pada November 2004 No. Hasil Tangkapan Sampingan Dominan Selang Kelas Ukuran Panjang cm 1. Kurisi 13-16 2. Bubara 14-16 3. Japuh 13-17 4. Tembang 13-16 5. Layur 25-45 6. Layang 13-17 7. Beloso 16-17 8. Selar 14-16 9. Tiga waja 13-17 10. Gerot-gerot 13-17 Sumber : Purbayanto et al 2004 3 Perairan Avona – Kaimana Komposisi hasil tangkap sampingan yang dominan pada bulan Oktober- November 2004 di Perairan Kaimana diperlihatkan pada Gambar 12. Selanjutnya, berdasarkan persentasi kehadiran ikan hasil tangkapan sampingan terdapat tujuh jenis ikan ekonomis penting yang didominasi oleh jenis pepetek Secutor ruconius, japuh Dussumieria hasselti, beloso Saudira tumbil, tigawaja Johnius dussumieri, gerot-gerot Johnius sp dan teri Stylophorus sp. Sumber: Purbayanto et al. 2004 Gambar 12. Persentasi kehadiran hasil tangkapan sampingan KM Komoran 09 di Laut Arafura bagian barat 32 kali hauling bulan Oktober- November 2004

4.4.7 Rasio tangkapan udang terhadap hasil tangkapan sampingan

Perbandingan antara hasil tangkapan udang dan bukan udang merupakan rasio penangkapan. Rasio ini merupakan korelasi satu-satu antara udang dan hasil tangkapan sampingan 1 : 1 artinya, dalam sekali proses penangkapan akan didapatkan udang dan hasil tangkapan sampingan yang diperbandingkan atau dengan kata lain rasio ini merupakan perbandingan antara udang yang tertangkap dengan hasil tangkapan sampingan dalam 1satu kali hauling. Rasio perbandingan hasil tangkapan pukat udang ini diperoleh di tiga wilayah penangkapan di Laut Arafura yaitu Perairan Dolak, Perairan Kaimana dan sekitar Kep. Aru. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pasca observasi terhadap 41 kali hauling di fishing base Merauke, diperoleh rasio penangkapan udang dan ikan adalah 1 : 28 dengan tingkat korelasi 70 . Proporsi hasil tangkapan sampingan terhadap hasil tangkapan udang di Perairan Dolak dapat dilihat pada Gambar 13. 0,00 20,00 40,00 60,00 Teri G er ot- ge ro t Gulamah Tig a W aja Bloso Pepetek Japuh 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 Udang kg HTS kg Gambar 13. Proporsi hasil tangkapan sampingan terhadap hasil tangkapan udang di Perairan Dolak Menurut Purbayanto dan Riyanto 2005, beberapa penyebab tingginya rasio perbandingan udang dengan hasil tangkapan sampingan diantaranya adalah: 1 Alat tangkap pukat udang memiliki sifat aktif yaitu mengejar target ikan dengan cara ditarik oleh kapal sehingga banyak ikan yang bukan menjadi target penangkapan ikut tertangkap. 2 Kedalaman perairan tempat observasi memiliki tingkat kedalaman yang kecil yaitu antara 10 – 35 m. Hal ini menyebabkan bukaan mulut jaring pukat udang masih dapat menyapu sebagian besar kolom perairan, ditandai dengan tertangkapnya ikan jenis pelagis. 3 Pada tingkat kedalaman perairan yang dangkal merupakan tempat ikan mencari makan feeding ground, pemijahan nursery ground, dan pemeliharaan spawning ground. Daerah ini merupakan tempat penangkapan yang baik. 4 Dasar perairan Laut Arafura memiliki permukaan yang relatif landai karena merupakan daerah paparan dan memiliki substrat berlumpur yang merupakan habitat bagi jenis ikan demersal. 5 Pengoperasian pukat udang tidak dilengkapi dengan pemasangan alat pemisah ikan API, sehingga jumlah ikan yang bukan merupakan target penangkapan ikut tertangkap dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil observasi di fishing base Avona selama 32 kali hauling diperoleh rasio perbandingan hasil tangkapan udang dan hasil tangkapan sampingan sebesar 1:1-13 dengan nilai korelasi sebesar 78,86 , selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Proporsi hasil tangkapan sampingan terhadap hasil tangkapan udang di Perairan Avona Hasil analisis yang diperoleh pasca obsrervasi terhadap 50 kali hauling di wilayah penangkapan sekitar Kep. Aru fish base Sorong, rasio perbandingan antara udang dengan hasil tangkapan sampingan sebesar 1:11-41 dengan nilai korelasi sebesar 62,5 Gambar 15. Gambar 15. Proporsi hasil tangkapan sampingan terhadap hasil tangkapan udang di Perairan Kaimana 10 20 30 40 50 60 70 80 10 20 30 40 50 60 70 80 Udang kg HTS kg 100 200 300 400 500 600 100 200 300 400 500 600 Udang Kg HTS Kg Udang kg Udang kg

4.5 Pelabuhan Perikanan