3 M E T O D O L O G I
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Juni 2006 yaitu mulai dari studi literatur serta persiapan pelaksanaan penelitian lapangan. Pengumpulan data
lapangan dilaksanakan selama empat bulan, mulai Agustus 2004 sampai dengan November 2004. Penelitian lapangan dilakukan di Laut Arafura yang menjadi
wewenang Pemerintah Provinsi Papua berdasarkan Undang-undang Otonomi Daerah, Nomor 21, tahun 1999, di perairan sepanjang pantai sebelah selatan
Papua, serta sentra-sentra perikanan yang berada di sekitar Laut Arafura, meliputi Merauke, Mimika, Kaimana dan Sorong.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penentuan obyek dalam penelitian ini dilandasi oleh pertimbangan utama yaitu teknis operasional dimana kemungkinan untuk dapat mengakses data dan
mengkaji lebih mendalam dipastikan dapat dilakukan. Dengan pertimbangan tersebut, selanjutnya pelaksanaan penelitian diarahkan sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan, yaitu isu tentang permasalahan perikanan pukat udang di Laut Arafura, Provinsi Papua.
Tahap pertama pelaksanaan penelitian mulai dari mengidentifikasi dan mengkuantifikasi ikan hasil tangkapan sampingan pukat udang untuk mengetahui
potensi ikan hasil tangkapan sampingan yang selama ini menjadi permasalahan. Tahap kedua, melakukan analisis terhadap sistem pengelolaan yang
dilaksanakan saat ini yang menyebabkan pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan pukat udang tidak optimal. Tahap ketiga menyusun alternatif konsep
dan strategi pengelolaan yang dianggap paling optimal bagi pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan di Laut Arafura. Pada tahap ketiga ini akan dibuat
suatu perencanaan mata rantai pengelolaan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya potensi ikan hasil tangkapan sampingan saat ini dan
masa mendatang, teknologi, tenaga kerja, ke-ekonomisan, konservasi, kebijakan yang ada, dan keinginan para
stakeholder.
3.3 Metode Penelitian
Agar penelitian fokus pada tujuan dan untuk memperoleh hasil penelitian sesuai yang diharapkan, maka dibuat kerangka pendekatan penelitian yang
t m
terstruktur s mencermink
seperti diper kan tahapan
Gam
rlihatkan pad kegiatan ya
mbar 4. Ke
da Gambar
ang telah dila
rangka kegi
4. Dalam k
alui dan dilak
atan peneliti kerangka pe
kukan.
ian
enelitian ini
Untuk menentukan satu model pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan yang paling optimal, digunakan metode
analytical hierarchy process AHP dan untuk menyusun strategi pelaksanaanya menggunakan analisis
SWOT. Aliran proses kegiatan penyusunan konsep dan strategi pengelolaan hasil tangkapan sampingan pukat udang dalam kasus di Laut Arafura, Provinsi
Papua ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Aliran proses kegiatan penyusunan konsep dan strategi
pengelolaan hasil tangkapan sampingan pukat udang, kasus di Laut Arafura, Provinsi Papua.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang cukup dan akurat, dilakukan pendekatan dengan metode survei dengan data obyek penelitian yaitu; fakta, proses, histori,
persepsi tentang perikanan pukat udang, potensi ikan hasil tangkapan sampingan, infrastruktur, hukum dan kelembagaan, mekanisme serta sumber
daya manusia dalam pengelolaan perikanan pukat udang di Laut Arafura.
3.4.1 Pengumpulan data dan informasi pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan
Kebutuhan data untuk bahan analisis dalam penyusunan alternatif pengelolaan diperoleh melalui kuesioner, wawancara, pertemuan dan diskusi
dengan para stakeholder. Para stakeholder tersebut adalah responden yang
mewakili pihak pemerintah atau regulator yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, sebagian Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten yang ada di Papua
dan Departemen Kelautan dan Perikanan, mewakili pengusaha atau operator yaitu pengusaha perikanan pukat udang serta asosiasinya HPPI dan mewakili
pemerhati perikanan pukat udang yaitu dari Akademi Perikanan Sorong.
Tabel 3. menyajikan daftar nama instansi dan jabatan responden yang disurvei. Tabel 3. Daftar responden
No. N a m a
Instansi Jabatan
1 Ir. Astiler Maharaja
Dinas Kanla Provinsi Papua
Kepala Dinas 2
Ngatno Handoko, BE Dinas Kanla
Kabupaten Merauke Kasubdin Prod.
Perikanan 3
Benhur Okoseray, S.ST.Pi Dinas Pertanian
Kabupaten Kaimana Kasubdin Kanla
4 Ir. Joko Martoyo, MM
Departemen Kelautan dan Perikanan DKP
Kasubdit Pengawasan SDI
5 Hadi Darsuki
PT. Bintuni Mina Raya Manejer
6 Mahditiara Artini
CV. Bintang Mas Kepala Kantor
Sorong 7
Achmad Kassim KM. Kurnia 11 – Jkt
Nahoda 8 Bambang
Wasito HPPI
Perwakilan Sorong
Ketua 9
Inda Lusiana, S.Pi. HPPI Pusat – Jkt
Wakil Sekjen 10 Ir. Zulkifli Bugis
Akademi Perikanan Sorong
Dosen
Prosedur penelitian dimulai dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi berbagai produk kebijakan yang diberlakukan dalam mendukung
pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan. Hasil identifikasi digunakan untuk melakukan analisis dan penilaian apakah kebijakan atau produk hukum yang ada
dapat mendukung pengelolaan ikan hasil tangkapan sampingan secara optimal. Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga metode pengumpulan data yang
bersifat fundamental dan sering digunakan bersama-sama Mulyana, 2002, yaitu:
1 Pengamatan berperan serta
Pengamatan berperan serta adalah pengamatan yang dilakukan sambil sedikit banyak berperan serta dalam kehidupan orang yang sedang diteliti.
Pengamat terlibat mengikuti orang-orang yang diteliti, melihat apa yang mereka lakukan, kapan, dengan siapa, dalam keadaan apa dan tindakan
mereka.
2 Wawancara mendalam
Wawancara adalah bentuk komunikasi, dimana seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara mendalam sering disebut sebagai wawancara tak terstruktur atau
wawancara terbuka, dimana susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi saat wawancara.
3 Analisis dokumen
Pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam termasuk wawancara sejarah dapat pula dilengkapi dengan analisis dokumen seperti
otobiografi, memoar, catatan harian, surat-surat keputusan, catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, buletin dan foto-foto.
4 Focus Group Discussion FGD
Selain beberapa metode pengumpulan data di atas untuk mendukung agar data yang diperlukan dapat dikumpulkan lebih sempurna sehingga hasil
akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable, maka
juga digunakan teknik FGD. Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan
pemaknaan dari suatu kelompok atau komunitas tertentu berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu,
FGD juga
dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
3.4.2 Pengumpulan data potensi hasil tangkapan sampingan
Untuk mengetahui potensi ikan hasil tangkapan sampingan, dilakukan kegiatan identifikasi dan kuantifikasi melalui data sekunder yang tersedia, studi
literatur dan observasi langsung di Laut Arafura dengan mengikuti kapal penelitian
on board. Observasi langsung telah dilaksanakan untuk mengidentifikasi spesies, menghitung volume serta mengestimasi potensi hasil
tangkapan sampingan termasuk spesies dan jumlah ikan hasil tangkapan sampingan yang dimanfaatkan maupun yang dibuang sebagai
discrards. Secara umum data yang telah dikumpulkan dari data sekunder, studi literatur dan
observasi langsung meliputi : 1
Jenis spesies dan volume ikan hasil tangkapan sampingan; 2 Estimasi potensi dan komposisi ikan hasil tangkapan sampingan yang
dominan; 3 Jenis dan estimasi ikan hasil tangkapan sampingan yang dapat
dimanfaatkan; 4 Jenis dan estimasi hasil tangkapan yang tidak dapat dimanfaatkan
dibuang ke laut; dan 5 Persentase jumlah ikan hasil tangkapan sampingan yang dimanfaatkan
dan tidak dimanfaatkan.
3.5 Analisis Data