Lembaga Pengawasan Perikanan Kajian Pengelolaan Hasil Tangkap Sampingan Pukat Udang : Studi Kasus di Laut Arafura Provinsi Papua

Gambar 17. Struktur organisasi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Berdasarkan PERDA Provinsi Papua Nomor 2, tahun 2002, Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : Tugas pokok: 1 Menyelenggarakan kewenangan desentralisasi di bidang perikanan dan kelautan 2 Tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur Provinsi Papua Fungsi : 1 Merumuskan kebijakan teknis dibidang perikanan dan kelautan 2 Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum lintas kabupaten atau kota di bidang perikanan dan kelautan 3 Pengelolaan UPTD Unit Pengelola Teknis Daerah 4 Pelaksanaan urusan tata usaha daerah Kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan Provinsi Papua diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat perikanan dan kelautan menuju masyarakat aquabisnis yang mampu mengelola sumberdaya perikanan dan kelautan secara bertanggung-jawab responsible fisheries dalam rangka meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan masyarakatnya. Sebagai penjabaran kebijakan tersebut maka ditetapkan visi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua yaitu ”Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan secara Optimal dan Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Papua”. Dengan kebijaksanaan pembangunan perikanan dan kelautan, serta penjabaran operasionalnya dimaksudkan untuk mengarahkan seluruh dimensi pembangunan perikanan dan kelautan di tingkat provinsi, kabupaten atau kota, lintas sektor maupun lintas provinsi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat pelaku perikanan.

4.7 Lembaga Pengawasan Perikanan

Melalui Keputusan Presiden Nomor 289M tahun 2000, pemerintah membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan. Salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya ikan. Akan tetapi Departemen Kelautan dan Perikanan bukan satu- satunya lembaga yang memiliki wewenang dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 1982, tentang pertahanan dan keamanan negara, dijelaskan bahwa TNI Angkatan Laut mempunyai tugas sebagai komponen utama kekuatan pertahanan di laut. Dan dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1983, tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tercantum bahwa aparatur penyidikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah perwira TNI Angkatan Laut yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Panglima TNI. Lebih ditegaskan lagi dalam pasal 31 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 tahun 1985, tentang perikanan bahwa penegakan keamanan di laut dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut. Selain Departemen Kelautan dan Perikanan dan TNI Angkatan Laut masih ada beberapa instansi pemerintah yang memiliki wewenang pengawasan. Di bawah ini adalah lembagainstansi yang ada di Provinsi Papua yang terkait dan mengklaim memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan dalam kegiatan perikanan tangkap: 1 Dinas Perikanan dan Kelautan 2 Pelabuhan Perikanan 3 PPNS dan Pengawas Perikanan 4 TNI Angkatan Laut 5 Polisi Air dan Udara 6 Syahbandar, Departemen Perhubungan 7 Bea dan Cukai, Departemen Keuangan 8 Imigrasi, Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Lembaga-lembaga yang terlibat dalam pengawasan pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada pada saat ini dinilai sangat beragam dan kompleks. Hal ini menyebabkan tersebarnya kewenangan yang kadang-kadang berpeluang menimbulkan konflik, menghambat penegakan hukum, pada gilirannya menyulitkan kegiatan pengelolaan sumberdaya ikan itu sendiri. Selain lembaga-lembaga pemerintah tersebut masih ada himpunan dan asosiasi maupun LSM yang juga mengklaim sebagai stakeholder. Sampai pada tahun 2004 telah terbentuk kelembagaan Siswasmas di 3 daerah di Papua yaitu di Jayapura, Sorong dan Merauke .

4.8 Asosiasi Penangkapan Udang