Setelah mengetahui faktor-faktor lingkungan keluarga, peneliti mengambil indikator variabel lingkungan keluarga menurut Slameto 2010:60
sebagai berikut : 1. Cara orang tua mendidik
2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana Rumah
4. Keadaan Ekonomi Keluarga 5. Pengertian orang tua
6. Latar Belakang Kebudayaan
2.5 Kerangka Berfikir
Perkembangan di dunia industri saat ini membawa pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan di bidang perekonomian. Kemajuan tersebut
tidak lain karena adanya kontribusi sumber daya manusia yang berperan sebagai tenaga kerja yang berkualitas. Upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan
sumber daya manusia juga terus dilakukan secara terus-menerus oleh semua pihak demi mencapai tujuan pembangunan yang telah ditentukan. Tantangan
serta persaingan sumber daya manusia menuntut seseorang untuk memiliki kualifikasi kesiapan kerja yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Dengan
angkatan kerja yang semakin besar, setiap lulusan diharapkan memiliki tingkat kesiapan kerja yang lebih matang baik dari segi pengetahuan, keterampilan, serta
sikap dan mental. Sehingga lulusan mampu menyesuaikan diri dan memiliki keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan di dunia kerja.
Kesiapan kerja sangat dibutuhkan untuk lulusan SMK agar setelah lulus dari sekolah bisa langsung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Kesiapan kerja siswa SMK adalah keseluruhan kondisi yang menunjukkan tingkat kematangan yang ada pada diri seseorang untuk bekerja
dan menghadapi persaingan dunia kerja. Kematangan tersebut meliputi kematangan pengetahuan, keterampilan serta sikap dan mental. Sehingga siswa
yang mempunyai kesiapan kerja yang baik akan mempunyai beberapa kemampuan dasar berupa kemampuan komunikasi, kemampuan memecahkan
masalah, kemampuan berpikir kritis, kemampuan hubungan interpersonal, kemampuan organisasional, dan kemampuan riset. Hal ini senada dengan
pendapat Gunawan 2000 yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu pengetahuan, keterampilan serta kondisi
mental dan emosi. Kesiapan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor internal
dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain : nilai-nilai, kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan,
keadaan jasmani. Sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar terdiri atas: masyarakat, keadaan sosial ekonomi, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan
di sekolah, pergaulan teman sebaya, dan tuntutan yang melekat pada masing- masing jabatan menurut Winkel dalam Muktiani 2014:167.
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK adalah tingkat pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan
yang berkaitan dengan program keahlian akuntansi. Tingkat kematangan
pengetahuan menjadi salah satu indikator kesiapan kerja siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kematangan pengetahuan akan mampu melakukan kegiatan
organisasional dan riset dengan baik. Untuk mengetahui tingkat kematangan pengetahuan siswa salah satunya dengan melihat hasil prestasi belajar di
sekolah. Prestasi belajar mata diklat produktif akuntansi dapat dilihat dari nilai yang tercantum dalam buku rapor siswa. Nilai rapor tersebut mencakup semua
nilai pengetahuan siswa dari awal sampai akhir semester. Nilai yang diperoleh dari proses pembelajaran di sekolah dapat dijadikan sebagai bekal dalam bekerja
nantinya. Penelitian yang dilakukan Noviana 2014 menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar mata pelajaran produktif akuntansi terhadap kesiapan
kerja siswa akuntansi SMK Negeri 1 Kendal sebesar 25,70. Dalam penelitian ini menambahkan variabel lingkungan keluarga yang berbeda dengan penelitian
terdahulu dari Noviana 2014. Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia memberikan kebijakan yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi
Sekolah Menengah Kejuruan SMK yaitu Link and Match. Dalam hal ini dipandang bahwa penguasaan materi tanpa diimbangi dengan kemampuan
praktik yang memadai akan sia-sia. Untuk merealisasikan kebijakan tersebut yaitu melalui pelaksanaan pendidikan sistem ganda yang merupakan suatu
bentuk penyelenggaraan pendidikan profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan
keahlian melalui kegiatan langsung di dunia kerja. Implementasi pelaksanaan Program Pendidikan Sistem Ganda salah satunya adalah Praktik Kerja Industri.
Praktik Kerja Industri merupakan program keahlian produktif yang harus ditempuh siswa yang dialaksanakan di DUDI, serta mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kesiapan kerja siswa. Dengan adanya praktik kerja industri siswa akan memiliki pengalaman
kerja dan gambaran tentang kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu siswa akan mempunyai tingkat kematangan keterampilan praktik yang baik.
Keterampilan yang diperoleh siswa selama melaksanakan praktik kerja industri mampu memberikan wawasan dan pengalaman dalam berbagai aspek mengenai
kondisi dunia kerja. Dari sudut pandang mental siswa menjadi terlatih untuk dapat bekerja sama dengan orang lain atau dengan kata lain siswa akan
mempunyai kemampuan interpersonal yang baik. Selain itu siswa juga dibiasakan untuk selalu berpikir kritis. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus
2012 terdapat pengaruh prakerin sebesar 39,8 terhadap kesiapan kerja siswa SMK. Selain itu penelitian Hana 2013 juga menyebutkan adanya pengaruh
yang signifikan pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri 1 Surakarta.
Selain prestasi akademik dan prakerin, lingkungan keluarga yang merupakan bagian dari faktor eksternal berpengaruh terhadap kesiapan kerja.
Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak dalam proses pembentukan kematangan sikap dan mental
yang baik. Dalam lingkungan keluarga terdapat banyak contoh sikap yang ditunjukkan oleh orang tua. Sikap tersebut dapat mempengaruhi secara
psikologis bagi perkembangan anak serta mempengaruhi pemikiran seorang anak, bahkan sampai berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sang anak.
Komunikasi antar anggota keluarga yang baik dapat menjadikan anak tenang dan nyaman sehingga anak akan mampu menyelesaikan masalahnya
dengan cara komunikasi yang baik pula. Lingkungan keluarga yang mendorong dan mendukung anaknya untuk bekerja turut membantu secara mental maupun
spiritual bagi keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Faktor ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan Alvia 2014 yang menyatakan bahwa
ada pengaruh lingkungan keluarga sebesar 10,30 terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Semarang.
Secara garis besar hubungan Prestasi Akademik Mata Diklat Produktif Akuntansi, Praktik Kerja Industri, dan Lingkungan Keluarga dengan kesiapan
kerja dapat digambarkan sebagai berikut :
Ha 2
Ha 3
Ha 4 Ha 1
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir Prestasi Akademik Mata Diklat
Produktif Akuntansi X1
Indikator : Nilai
rapor siswa
kelas XII
semester 1-5
Praktik Kerja Industri Prakerin X2
Indikator : 1. Persiapan
Pemahaman siswa tentang prakerin 2. Peragaan dan Peniruan
Kegiatan pra prakerin 3. Praktik Kegiatan selama prakerin
4. Evaluasi Penilaian pasca prakerin Wena, 2009:101
Lingkungan Keluarga X3
Indikator : 1. Cara orang tua mendidik
2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana rumah
4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua
6. Latar belakang kebudayaan Slameto, 2010:60
Kesiapan Kerja Siswa SMK Y
Indikator : 1. Kemampuan komunikasi
2. Kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis
3. Kemampuan hubungan interpersonal
4. Kemampuan organisasional 5. Kemampuan riset
Maulana, 2006:158
2.6 Pengembangan Hipotesis