Pembuatan, Uji Kinerja dan Kajian Karakteristik Pengering beku

17 kemudian dapat dilakukan pengujian kinerjanya, pengujian karakteristik pengeringan beku dan pengkajian pemakaian energi pada pengeringan beku. Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian

3.3.1 Pembuatan, Uji Kinerja dan Kajian Karakteristik Pengering beku

3.3.1.1 Pembuatan Pengering beku Pengkajian energi yang akan dilakukan membutuhkan peralatan pengering beku yang akan diteliti dan dianalisa sehingga peralatan pengering beku ini dibuat lebih dulu. Peralatan pengering beku ini dirancang untuk bekerja dengan tekanan operasi 65 Pa. Tidak semua bagian sistem pengering yang akan digunakan, dibuat pada penelitian ini. Ruang pengering dan sistem refrigerasi telah dibuat oleh peneliti terdahulu, Zainuddin 2003. Meskipun demikian, ruang pengering yang telah dibuat tidak dapat langsung digunakan tetapi perlu dilengkapi dengan pemanas atas dan bawah Gambar 4.4. Pemanas atas dan bawah ini menggunakan air panas sebagai media pemanasannya sehingga kelengkapan sistem pemanas seperti perpipaan dan sistem pengendalian suhu air panas juga perlu dirancang dan dibuat lebih dulu. Selain itu sistem refrigerasi dan cold trap yang telah dibuat oleh Zainuddin 2003 diperiksa kembali dan disempurnakan kinerjanya. Kajian Energi Pengeringan Beku Pembuatan Pengering Pengujian Kinerja Pengering Kajian Karakteristik 18 3.3.1.2 Uji Kinerja Pengering Beku Setelah pembuatan peralatan pengering beku kemudian dilakukan uji kinerja untuk memeriksa apakah kriteria yang dibutuhkan pada sistem pengering dapat dipenuhi. Pada sistem pengering ini kriteria keberhasilannya ditentukan dengan kemampuan untuk mencapai suhu produk beku sekitar -18 o C untuk memenuhi syarat minimal suhu pembekuan produk pangan agar tidak terjadi collaps, Liapis et al . 1995. Pengujian kinerja pengering beku ini dilakukan dengan penerapan pengeringan beku lidah buaya. Pada pengeringan beku yang berhasil tanpa collaps , produk yang terbentuk adalah serbuk lidah buaya tanpa ada bagian yang mencair. Untuk melakukan uji kinerja pengeringan beku lidah buaya dilakukan tahapan tahapan persiapan seperti ditunjukkan pada Lampiran 8. 3.3.1.3 Kajian Karakteristik Pengeringan Beku Pada tahap penelitian ini, pengkajian karakteristik dilakukan untuk menentukan waktu pembekuan dan pengeringan, laju pembekuan dan pengeringan, perubahan massa dan suhu bahan, dan tekanan ruang pengering. Penelitian dilakukan pada beberapa formulasi campuran lidah buaya dengan bahan tambahnya. Bahan yang ditambahkan pada lidah buaya adalah Maltodextrin dan Aquadest. Dengan digunakannya berbagai formulasi campuran lidah buaya ini diharapkan akan didapat formulasi optimum yang dapat menghasilkan karakteristik pengeringan beku terbaik sehingga dengan digunakannya formula optimum ini pemakaian energi pengeringan beku dapat diminimalkan. Formulasi yang digunakan pada kajian karakteristik ini adalah lidah buaya dengan kadar 45, 65, dan 85, dengan dan tanpa diblansir lebih dulu. Pada masing-masing formulasi ditambahkan maltodextirn sebanyak 5 dan sisanya adalah pengencer aquadest

3.3.2 Kajian Energi Pengeringan Beku