Karakteristik Pembekuan Karakteristik Pengeringan Beku Lidah Buaya

36 optimum. Campuran lidah buaya dan pengisinya ini terdiri dari lidah buaya segar, Maltodextrin , dan Aquadest. Maltodextrin yang ditambahkan adalah sebanyak 5 sehingga pada campuran lidah buaya 45, komposisi keseluruhan komponennya adalah : lidah buaya 45, Maltodextrin 5 , dan sisanya adalah Aquadest.

4.2.1 Karakteristik Pembekuan

Seluruh sampel lidah buaya dibekukan sampai suhu pada kisaran -15 C. Suhu pembekuan ini memenuhi syarat minimum suhu bahan produk pertanian agar tidak terjadi collapse, yaitu kegagalan proses pengeringan beku karena terjadi pencairan produk beku yang akan dikeringkan, Liapis et al. 1995. Kajian karakteristik pengeringn beku dilakukan terhadap lidah buaya diblansir dipanaskan dengan air 70 C selama 10 menit dan lidah buaya segar tanpa blansir pada berbagai formula. Gambar 4.11 menunjukkan waktu pembekuan tersingkat dicapai oleh campuran lidah buaya 65 tanpa blansir. Gambar yang sama menunjukkan ketika lidah buaya ini diblansir berapapun persentase campurannya, waktu pembekuannya menjadi semakin singkat lagi. Ketika dilakukan analisa variansi dengan Anova dua arah dan α = 0.1 didapatkan bahwa lidah buaya diblansir menyebabkan waktu pembekuan berkurang Lampiran 11. 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 45 65 85 Campuran lidah buaya W a kt u pe m b eku a n j a m blansir tanpa blansir Gambar 4.11. Pengaruh persentase campuran lidah buaya terhadap waktu pembekuan 37 Lembaga Refrigerasi Internasional 1971, diacu dalam Heldman dan Singh 1981 mendefinisikan laju pembekuan suatu massa pangan sebagai perbandingan antara jarak minimal permukaan produk dan titik pusat panas dengan waktu yang diperlukan agar suhu permukaan produk 0 C dan suhu pusat panas produk menjadi 5 C lebih rendah dari suhu dimulainya pembentukan es pada pusat panas tersebut. Semakin besar laju pembekuan, maka kristal es yang terbentuk akan semakin halus dan tidak tajam Barnett, 1984. Kristal es yang tidak tajam memungkinkan perusakan permukaan sel menjadi lebih kecil sehingga akan menyebabkan tingkat pengkerutan bahan semakin kecil yang pada akhirnya menyebabkan kemampuan rehidrasinya menjadi lebih baik. Pada penelitian pengeringan beku ini laju pembekuan lidah buaya ditunjukkan dengan Gambar 4.12. Analisa Anova dua arah menunjukkan faktor blansir dan persentase campuran lidah buaya berpengaruh terhadap laju pembekuan ini jika α yang digunakan 0.3. Hasil analisa yang ditunjukkan Lampiran 12 menyatakan bahwa blansir mempengaruhi laju pembekuan campuran lidah buaya dengan tingkat kepercayaan 70. Demikian juga dengan persentase campuran lidah buaya. 1 2 3 4 45 65 85 Campuran lidah buaya L a ju p em be k ua n cm j a m blansir tanpa blansir ` Gambar 4.12. Pengaruh persentase campuran lidah buaya terhadap laju pembekuan

4.2.2 Karakteristik Sublimasi