Melor 1978 menyatakan konduktivitas thermal lapisan beku 45 kali Perumusan Masalah

2 cara ini diharapkan akan terjadi penurunan pemakaian energi total untuk pembekuan dan penurunan tekanan. Hal ini diharapkan menjadi keunggulan dari penerapan pembekuan vakum selain keuntungan lain berupa peningkatan mutu produk dengan cara pengurangan kemungkinan kerusakan mekanis dan penularan penyakit. Penerapan metode pembekuan vakum ini akan mengurangi langkah pengeringan beku dari tiga tahap menjadi dua yaitu pembekuan sekaligus penurunan tekanan, dan sublimasi yang dilanjutkan dengan desorpsi. Dengan cara ini diharapkan dapat dilakukan penghematan energi, karena pembekuan dilakukan bersamaan dengan pemvakuman. Selain menerapkan pembekuan vakum, pengering ini akan menerapkan pemanasan dari bawah. Hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki pengering beku pada umumnya berupa biaya pengeringan tinggi yang disebabkan oleh rendahnya laju pengeringan. Laju pengeringan rendah ini terjadi karena panas yang dibutuhkan untuk sublimasi dirambatkan melalui lapisan kering yang mempunyai nilai konduktivitas rendah seperti terlihat pada Gambar

1.1. Melor 1978 menyatakan konduktivitas thermal lapisan beku 45 kali

konduktivitas lapisan kering. Gambar 1.1. Aliran panas dan massa pengeringan beku Dengan metode penambahan pemanas dari bawah, panas untuk sublimasi diharapkan akan merambat melalui lapisan beku produk selain juga melalui lapisan kering. Karena nilai konduktivitas thermal lapisan beku lebih tinggi, maka efisiensi perambatan panas menjadi lebih baik sehingga pemakaian energi dan waktu pengeringan dapat dikurangi, demikian juga dengan biaya pengeringannya. Lap. kering Lap. beku Pf Tf Permukaan Lap sublimasi Dasar produk Ts Ps Flux panas, Q I Flux massa, m x = 0 x = Xt x = L Pemanas atas Produk yang Dike- ringkan 3

1.2 Perumusan Masalah

Kekurangan pengeringan beku berupa langkah yang banyak yang terdiri dari pembekuan, penurunan tekanan, dan kemudian pengeringan Gambar 1.2 diatasi dengan menerapkan pembekuan vakum Gambar 1.3. Ketika pengeringan beku terdiri dari tiga langkah pembekuan, penurunan tekanan, dan pengeringan, maka energi yang dibutuhkan juga terdiri dari tiga jenis energi ini. Dengan penerapan metode pembekuan vakum, pembekuan dan penurunan tekanan dijadikan hanya satu langkah saja yaitu pembekuan yang berjalan simultan dengan penurunan tekanan. Dengan metode pembekuan vakum ini, energi yang dibutuhkan adalah energi pemvakuman sekaligus pembekuan dan energi pengeringan. Dengan penurunan jumlah langkah ini dihipotesakan jumlah pemakaian energinya juga akan berkurang. Dengan demikian maka diperlukan perencanaan agar ruang pengering dapat menghasilkan tekanan vakum yang memenuhi kebutuhan pembekuan vakum ini. Ruang pengering yang digunakan telah dibuat oleh Zainuddin 2003 tetapi perlu dilakukan penambahan peralatan-peralatan karena ruang ini ditujukan untuk proses pembekuan vakum , bukan untuk pengeringan beku. Permasalahan lain yang perlu diatasi adalah penentuan suhu maksimum agar bahan lidah buaya tidak mengalami kerusakan pada bahan aktifnya Gambar 1.2. Diagram tekanan-suhu Pengeringan Beku Pembekuan Mekanis, Kryogenik, dan Lempeng Sentuh Tambunan et al 2004. suhu tekanan Pembekuan P enuru n an teka na n Pengeringan sublimasi Tekanan kerja 4 Permasalahan lambatnya laju pengeringan karena perambatan panas melalui lapisan kering yang konduktivitas panasnya rendah Gambar 1.4 akan diatasi dengan penambahan pemanas dari bawah Gambar 1.5 . Panas yang diterapkan dari bawah ini tidak boleh melebihi suhu aman bahan beku agar tidak terjadi pelelehan bahan melting. Gambar 1.4. Pemanasan bahan dari atas melalui lapisan kering Lapisan beku Konduktifitas panas tinggi Lapisan kering Konduktifitas panas rendah Sisi sublimasi Panas hilang Panas Panas sublimasi Plat pemanas atas uap Gambar 1.3. Diagram tekanan-suhu Pengeringan Beku Pembekuan Vakum Tambunan et al 2004. suhu tekan an Pembekuan vakum dan Pengeringan sublimasi Tekanan kerja 5 Gambar 1.5. Pemanasan bahan dari atas dan bawah, masing-masing melalui lapisan kering dan beku

1.3 Tujuan Penelitian