4.4.1. Sineresis gel pengharum ruangan
Hasil analisis sineresis gel pengharum ruangan untuk keempat konsentrasi pewangi yang dicobakan berkisar antara 1,52-2,36. Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa konsentrasi pewangi berpengaruh nyata terhadap sineresis gel pengharum ruangan. Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey menunjukkan bahwa
konsentrasi pewangi berbeda nyata terhadap nilai sineresis gel pengharum ruangan kecuali konsentrasi 1 dan 1,5 Lampiran 13. Hasil analisis sineresis gel pengharum
ruangan dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Pengaruh Konsentrasi Pewangi Terhadap Sineresis Gel Pengharum Ruangan Berbasis Campuran Semirefined carrageenan dan Glukomanan
dengan Pewangi kombinasi jeruk purut dan Sereh Dapur
Fitrah 2013 mengatakan bahwa nilai sineresis yang diperoleh gel dengan kombinasi bahan pembentuk gel karagenan dengan glukomanan adalah sebesar 1
sedangkan Wicaksono 1999 mendapatkan nilai sineresis dengan kombinasi bahan pembentuk gel kappa karagenan, iota karagenan dan locust bean gum adalah sebesar
1.3.
Perbedaan sineresis gel pengharum ruangan dipengaruhi oleh adanya penambahan bahan fiksatif berupa minyak nilam yang dapat memperkecil
lepasnyareleasenya pewangi yang terkandung dalam gel pengharum ruangan sehingga pewangi yang ditambahkan akan semakin lama tersimpan dalam gel pengharum
ruangan, disamping itu perbedaan sineresis gel pengharum ruangan dapat pula dipengaruhi oleh kemampuan gel itu sendiri dalam melepaskan masa dalam hal ini
pewangi dan zat cair ke udara serta adanya efek sinergis yang timbul karena kombinasi antar semirefined carrageenan dengan glukomanan.
Penggunaan bahan pengikat berupa minyak nilam juga memberikan pengaruh positif pada produk gel pengharum ruangan yang dihasilkan karena dapat
memperlambat release pewangi yang digunakan dalam pembuatan gel pengharum ruangan. Menurut Ketaren 1985 zat pengikat merupakan persenyawaan yang memiliki
daya menguap yang rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi serta memiliki titik didih tinggi
dan tidak berbau atau berbau wangi.
Campuran karagenan dan konjak dapat menghasilkan gel yang baik karena terdapat hubungan yang sinergis dalam proses pembentukan gel sehingga dapat
menghasilkan gel dengan kekuatan gel dan tekstur yang baik serta elastis. Karagenan
2,36a 1,96ab
1,60bc 1,52c
0.5 1
1.5 2
2.5
0.5 1
1.5 2
S in
e re
si s
Konsentrasi Pewangi
jika dicampurkan dengan konjak maka akan terjadi interaksi yang sinergis. Sinergisme tersebut akan menghasilkan gel dengan tekstur yang lebih elastik serta kekuatan gel
yang tinggi dan sineresis yang rendah BeMiller dan Whistler 1996; Bubnis 2000; Imeson 2000; Takigami 2000; Penroj et al. 2005; Verawaty 2008; Yu et al. 2010.
Nilai sineresis yang berbeda untuk masing-masing gel pengharum ruangan dengan konsentrasi pewangiminyak atsiri yang digunakan menunjukkan bahwa terjadi
proses pelepasanpenguapan komponen pewangi dan air bebas dalam jumlah yang berbeda antar perlakuan yang digunakan. Komponen pewangi dengan berat molekul
rendah, panjang rantai karbon pendek dan titik didih yang rendah akan cepat menguap lebih dahulu dibandingkan komponen pewangi dengan berat molekul yang tinggi, rantai
karbon yang panjang serta titik didih yang tinggi.
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar, hal tersebut turut mempengaruhi nilai sineresis yang dimiliki oleh gel pengharum yang
dihasilkan dengan berbagai konsentrasi pewangiminyak atsiri yang berbeda. Selama proses pemakaian gel pengharum ruangan suhu berkisar antara 27-30
o
C dan kelembaban berkisar antara 64-70, ketidakstabilan suhu dan kelembaban ruangan
turut mempengaruhi pelepasan komponen minyak atsiripewangi serta air bebas yang terdapat dalam gel pengharum ruangan yang dihasilkan, sehingga mempengaruhi besar
kecilnya nilai sineresis yang dimiliki oleh masing-masing gel pengharum ruangan.
Bahan pembentuk gel yang digunakan dalam pembuatan gel pengharum ruangan adalah kombinasi antara semirefined carrageenan dan glukomanan. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kohayama et al. 1996 untuk melihat efek dari glukomanan dengan berat molekul yang berbeda pada sifat reologis dan termal dari
campuran gel glukomanan dengan kappa karagenan 1:1. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ada terdapat dua bagianzona dalam gel campuran antara
kappa karagenan
dan glukomanan yaitu bagianzona pertama merupakan bagian kappa karagenan
dan zona yang kedua merupakan zona asosiasi antara glukomanan dan kappa karagenan.
Berdasarkan hal tersebut apabila dihubungkan dengan nilai sineresis gel pengharum ruangan maka dapat kemukakan bahwa perbedaan nilai sineresis bisa
disebabkan juga karena minyak atsiri yang digunakan dalam pembuatan gel pengharum ruangan lebih banyak menempati bagian yang mana dari gel pengharum ruangan yang
dihasilkan. Apabila minyak atsiri yang digunakan lebih banyak terdapat pada bagianzona semirefined carrageenan maka nilai sineresis yang dihasilkan juga akan
tinggi karena ciri daripada gel yang dihasilkan dari bahan pembentuk gel tersebut adalah sinersis yang tinggi, sedangkan apabila minyak atsiri yang dicampurkan dalam
pembuatan gel pengharum ruangan lebih banyak terdapat pada bagianzona yang merupakan asosiasipenggabungan antara semirefined carrageenan dan glukomanan
maka akan menghasilkan gel pengharum ruangan dengan nilai sinereis yang lebih rendah karena terdapat efek sinergis antara kedua bahan pembentuk gel tersebut.
4.4.2. Susut bobot gel pengharum ruangan
Hasil analisis susut bobot gel pengharum ruangan selama 4 minggu pemakaian untuk keempat konsentrasi pewangi yang dicobakan berkisar antara 58,91-62,62.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pewangi tidak berpengaruh terhadap susut bobot gel pengharum ruangan Lampiran 14. Hasil analisis susut bobot
gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Gambar 27.