diujikan berdasarkan pada rataan hasil pengujian dengan menggunakan kuisioner dimana untuk penilaian ketahanan wangibau setelah penyimpanan hari ketiga dan hari
ke enam diperoleh nilai untuk konsentrasi fiksatif 0,5, 1,, 1,5 dan 2 seperti terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rataan Hasil Penilaian Panelis Terhadap Ketahanan Wangi Gel Pengharum Ruangan
Waktu Pemakaian Rataan Hasil Penilaian Panelis Terhadap Ketahanan Wangi Gel
Pengharum Ruangan 0,5
1 1,5
2 Hari ketiga
3,07 3,89
3,06 3,08
Hari keenam 2,36
3,04 2,56
2,39 Hasil penilaian panelis tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
rancangan percobaan nonparametrik kruskal walls dan dari hasil pengujian memperhatikan bahwa untuk konsentrasi bahan fiksatif 1 menghasilkan nilai median
sebesar 4,00; nilai ave rank sebesar 104,00 dan nilai z sebesar 4,89 untuk penyimpanan setelah hari ke 3 sedangkan untuk penyimpanan setelah hari ke 6 nilai konsentrasi bahan
fiksatif 1 menghasilkan nilai median sebesar 3,00; nilai ave rank sebesar 87,70 dan nilai z sebasar 2,51, dimana nilai tersebut lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi
bahan fiksatif lainnya Lampiran 11,12.
Minyak nilam merupakan bahan baku yang penting untuk industri wewangian dan kosmetika dengan sifat-sifat sebagai berikut: a sukar menguap dibanding dengan
minyak atsiri lainnya dan b dapat dicampur dengan minyak eteris lainnya. Karena sifat-sifat inilah minyak nilam dipakai sebagai fiksatif pengikat bau atau aroma dan
mencegah penguapan zat pewangi untuk industri wewangian, sabun dan kosmetika lainnya Guenther 1990; Santoso 1990; Rusli 2010.
Menurut Ketaren 1985 zat pengikat merupakan persenyawaan yang memiliki daya menguap yang rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat
atau mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi serta memiliki titik didih tinggi dan tidak berbau atau berbau wangi. Tujuan penambahan zat pengikat adalah untuk
memfiksasi bau dan mencegah agar komponen yang dapat menguap terutama zat pewangi jangan terlalu cepat menguap dan dapat dipertahankan dalam jangka waktu
yang lebih lama. Zat pengikat nabati pada umumnya berasal dari golongan gum, resin, lilin atau beberapa jenis minyak atsiri yang bertitik didih tinggi, misalnya minyak akar
wangi, minyak kayu cendana, dan minyak nilam.
Robbin 1982 menyatakan bahwa sifat fiksatif minyak nilam disebabkan oleh komponen utamanya yaitu patchouli alcohol C
15
H
26
O yang tergolong kedalam oxygenated terpen
, selain itu ada juga senyawa α-pinene, β-pinene, β-patcholen, α-
guajen, α-patchoulen, bulneswen, norpatchoulenol, pogostol. Minyak nilam memiliki potensi strategis di pasar dunia sebagai bahan pengikat aroma wangi pada parfum dan
kosmetika. Minyak nilam dapat berfungsi sebagai zat pengikat fiksatif dan tidak dapat digantikan dengan zat sintetis lainnya Rusli 1991.
Savary et al. 2006 menyatakan bahwa ketahanan wangi disebabkan karena bahan pewangi terjerap ke dalam kompleks jaringanmatriks, disamping itu kombinasi
antara bahan pembentuk gel, proporsi dan konsentrasi bahan pembentuk gel yang tepat juga dapat memperpanjang ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan.
4.4. Perancangan proses pembuatan gel pengharum ruangan
Pada tahapan pembuatan gel pengharum ruangan, semirefined carrageenan dan glukomanan sebagai bahan pembentuk gel berperan sebagai makromolekul, aquades
sebagai pelarut, propilen glikol sebagai pengawet dan antimikroba dan natrium benzoat sebagai partikel solid yang juga memiliki fungsi khusus sebagai bahan anti kapang.
Minyak atsiri dicampur ke dalam gel dan diaduk sehingga membentuk droplet minyak.
Semirefined carrageenan , glukomanan, dan natrium benzoat yang telah dicampur
terlebih dahulu sampai homogen kemudian dicampurkan ke dalam aquades yang telah dipanaskan terlebih dahulu . Pemanasan dilakukan sebelum proses pencampuran karena
makromolekul memiliki sifat yang sangat mudah menyerap air. Suhu pemanasan yang digunakan dalam pembuatan gel berkisar antara 80-85
o
C, hal ini dikarenakan karagenan dan glukomanan akan melarut dan membentuk gel dengan baik sehingga diharapkan
efek sinergis yang terjadi antara kedua bahan pembentuk gel tersebut dapat terjadi. Apabila bahan kering dicampur terlebih dahulu oleh air yang bersuhu ruangan,
makromolekul akan cepat mengalami gelasi sehingga gel terbentuk di bagian dasar gelas dan sulit tercampur hingga homogen. Selain itu, glukomanan lebih cepat
mengalami gelasi daripada karagenan sehingga antara gel glukomanan dan karagenan sulit tercampur. Sebaliknya, apabila air dipanaskan terlebih dahulu, bahan pembentuk
gel akan larut terlebih dahulu sebelum membentuk gel sehingga diperoleh gel yang lebih homogen. Bahan pembentuk gel dituangkan sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk. Apabila bahan dituangkan sekaligus atau terlalu banyak, permukaan karagenan dan glukomanan yang kontak dengan air akan cepat mengalami gelasi sehingga bagian
dalamnya masih kering. Akibatnya, terjadi gumpalan-gumpalan yang sulit dilarutkan sehingga terbentuk gel yang kurang homogen. Natrium benzoat tidak memiliki daya
hidrasi sehingga dapat larut dan tercampur baik dengan gel.
Setelah terbentuk gel, minyak atsiri yaitu fiksatif minyak nilam dan pewangi kombinasi jeruk purut dan sereh dapur dicampurkan menjadi satu dan propilen glikol
ditambahkan ke dalam gel yang terbentuk. Pada pembuatan gel yang dilakukan oleh Fitrah 2013, propilen glikol dicampur ke hidrokoloid sebelum minyak atsiri
dituangkan ke dalam hidrokoloid. Perbedaan tahap ini dilakukan karena propilen glikol bersifat menghambat gelasi dan bahan pembentuk gel akan kembali mengendap maka
propilen glikol dicampur dengan minyak atsiri terlebih dahulu sebelum dicampurkan ke dalam gel yang terbentuk.
Tahapan pembuatan gel pengharum ruangan untuk menghasilkan gel pengharum ruangan yang menggunakan kombinasi dua pewangi yaitu minyak jeruk purut dan
minyak sereh dapur. Pada tahapan ini konsentrasi bahan pembentuk gel terbaik yang digunakan berdasarkan hasil terbaik dari tahapan penentuan konsentrasi bahan
pembentuk gel adalah konsentrasi bahan pembentuk gel 7 dengan perbandingan proporsi bahan pembentuk gel adalah 1:1, sedangkan untuk bahan fiksatif yang
digunakan adalah minyak nilam dengan konsentrasi terbaik berdasarkan hasil penilian panelis yang dilakukan pada tahapan penentuan konsentrasi bahan fikastif adalah
sebesar 1. Parameter yang dianalisis untuk gel pengharum ruangan yang dihasilkan terdiri dari sineresis gel pengharum ruangan, susut bobot gel pengharum ruangan, total
penguapan zat cair gel pengharum ruangan, proporsi minyak tiap bagian gel pengharum ruangan, struktur mikro gel pengharum ruangan, retensi dan release pewangi gel
pengharum ruangan, profil komponen pewangi masing-masing konsentrasi pewangi dan membuat rancangan proses pembuatan gel pengharum ruangan berbasis campuran
semirefined carrageenan
dan glukomanan dengan kombinasi pewangi minyak jeruk purut dan minyak sereh dapur.
4.4.1. Sineresis gel pengharum ruangan