PROMETHEEmenyediakan kepada user untuk menggunakan data secara langsung dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. PROMETHEE mempunyai
kemampuan untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefenisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi
prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai value
. Metode PROMETHEE menggunakan kriteria dan bobot dari masing-masing kriteria yang kemudian diolah untuk menentukan pemilihan alernatif lapangan, yang
hasilnya berurutan berdasarkan prioritasnya. Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini
tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus, antara lain: Dhony, 2009
1. Kriteria Biasa Usual Criterion
Hd =
2.3
Keterangan: Hd
= selisih kriteria antara alternatif d
= selisih nilai kriteria dimana {d= fa - fb} Pada kasus ini, tidak ada beda sama penting antara a dan b jika dan hanya
jikafa = fb ; apabila nilai kriteria pada masing-masing alternative memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif
memiliki nilai yang lebih baik.
1
Gambar 2.3 Kriteria Biasa
0 jika d = 0
1 jika d ≠0
Hd
d
Universitas Sumatera Utara
2. Kriteria Quasi Quasi Criterion
Hd =
2.4
Keterangan: Hd
= fungsi selisih kriteria antara alternatif d
= selisih nilai kriteria { d = fa - fb } Parameter q
= harus merupakan nilai tetap
Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai Hd dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila
selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.
Gambar 2.4. Kriteria Quasi
3. Kriteria dengan preferensi linier
Hd =
2.5 0 jika
≤q
1 jika dq
d 1
Hd
-q q
0 jika d ≤ 0
dp jika 0 d ≤ p
1 jika d p
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Hd
= fungsi selisih kriteria antara alternatif d
= selisih nilai kriteria { d = fa - fb } p
= nilai kecenderungan atas
Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier
dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.
Gambar 2.5. Kriteria Preferensi linear
4. Kriteria Level
Level Criterion
Hd =
2.6
Keterangan: Hd
= fungsi selisih kriteria antara alternatif p
= nilai kecenderungan atas q
= harus merupakan nilai yang tetap Kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan
secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah Hd = 0.5 Brans, 1984.
Hd
-p p
1
d
0 jika d ≤q
0,5 jikaqd ≤ p
1 jika d p
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6. Kriteria Level
5. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda