Karakteristik dan Kapabilitas dari sistem pendukung keputusan akan terlihat jelas dari gambar dibawah ini:
Gambar 2.2. Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dan kapabilitas kunci dari sistem pendukung keputusan tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik
dan lebih konsisten. Rosnani, 2014.
2.5. Algoritma
Algoritma adalah susunan langkah-langkah sistematis dan logis dalam pemecahan suatu masalah. Algoritma juga merupakan suatu prosedur yang jelas untuk
menyelesaikan suatu persoalan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan jumlah yang terbatas. Muhammad Saniman, 2008.
Sistem Pendukung Keputusan
Akses data Semi
Terstuktur dan Tidak
Mendukung manajer di semua level
Standalone, Integrasi web
Dapat diadaptasi dan fleksibel
Pemodelan dan analisisi
Kemudahan pengembangan
Manusia mengontrol mesin
Keefektivan bukan efisiensi
Mendukung individu dan kelompok
Keputusan ndependen dan sekuensial
Mendukung Intelegensi, desain,
pilihan , i
l i
Mendukung berbagai proses dan
gaya User Friendly
14
1 2
5 4
6 7
8 9
10 11
12 13
3
Universitas Sumatera Utara
Ada 3 cara dalam menyusun sebuah algoritma yaitu : 1.
Dengan merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah melalui kalimat yang terstruktur tersusun secara logis.
2. Menggabungkan kalimat dengan penggalan statement yang ada di salah satu
bahasa pemrograman mis. Bahasa pascal. Biasanya disebut dengan pseudo code
mirip kode atau perintah pemrograman. 3.
Menggunakan diagram alir flowchart
2.6. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods
Fuzzy Multiple Attribute Deciosion Making FMADM adalah suatu metode yang
digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut
kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot
atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan
kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan sehingga beberapa faktor dalam proses
perangkingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan sebyektifitas
dari pengambil keputusan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
FMADM antara lain : Kusumadewi, 2006 1.
Simple Additive Weighting SAW 2.
Weighted Product WP 3.
ELECTRE 4.
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS 5.
Analytic Hierarchy Process AHP
Universitas Sumatera Utara
2.6.1. Algoritma Analytic Hierarcy Process AHP Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah, lalu
menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. AHP telah menarik minat banyak peneliti utamanya berdasarkan metode
perhitungan Matematika yang bagus dan faktanya bahwa dibutuhkan input data yang lebih mudah diperoleh. AHP merupakan alat pengambilan keputusan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks. AHP menggunakan struktur hirarki multi level, kriteria, subkriteria dan alternatif. Data yang bersangkutan
menggunakan perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan Pairwise Comparison.
Perbandingan ini digunakan untuk mendapatkan bobot pentingnya kriteria keputusan dan ukuran kinerja relatif dari alternatif dalam kriteria yang sudah
ditentukan. Jika perbandingan tidak konsisten, maka perbandingan ini menyediakan mekanisme untuk meningkatkan konsistensi. H Mann, 1995.
Metode Analytic Hierarchy Process AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor-faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP
menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai-nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis.
Penilaian dilakukan dengan membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya pada setiap kriteria sehingga didapat nilai kepentingan elemen dalam bentuk
pendapat yang bersifat kualitatif tersebut digunakan skala penilaian Saaty sehingga akan diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka kuantitatif hingga menghasilkan
siapa saja yang berhak dalam menerima bantuan beras miskin Raskin.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Prinsip Dasar AHP