2.3. Proses Pengambilan Keputusan
Simon 1960 mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu: Kusrini, 2007
1. Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan
yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh Simon 1960 dapat digambarkan sebagai berikut :
Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna
menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Sistem Informasi Manajemen
Pengolahan Data Elektronik
Ilmu ManajemenOperation Research
Gambar 2.1. Fase Proses Pengambilan Keputusan INTELLIGENCE
DESIGN CHOICE
IMPLEMENTTATION
Universitas Sumatera Utara
2.4. Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan juga mempunyai karakteristik dan kapabilitas yang menjadi kunci dari sistem pendukung keputusan. Yaitu:
1. Dukungan untuk pengambil keputusan dengan menyertakan penilaian
manusia dan informasi terkomputerisasi. 2.
Dukungan untuk semua level manajerial. 3.
Dukungan untuk individu dan kelompok. 4.
Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial. Keputusan dapat dilakukan satu kali atau berulang kali.
5. Dukungan di semua fase proses pengambil keputusan: intelegensi, desain,
pilihan dan implementasi. 6.
Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambil keputusan. 7.
Adaptivitas sepanjang waktu. 8.
Kemudahan terhadap sistem user friendly . 9.
Peningkatan terhadap keefektifan pemgambil keputusan ketimbang pada efisiensinya.
10. Control penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilkan keputusan dalam memecahkan masalah. 11.
Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana.
12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambil
keputusan. 13.
Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe. 14.
Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik dan Kapabilitas dari sistem pendukung keputusan akan terlihat jelas dari gambar dibawah ini:
Gambar 2.2. Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dan kapabilitas kunci dari sistem pendukung keputusan tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik
dan lebih konsisten. Rosnani, 2014.
2.5. Algoritma