Langkah Strategi Peningkatan Jumlah Produksi

5. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi mempunyai dampak yang mendua terhadap permintaan faktor produksi. Dalam arti kemajuan teknologi dapat menambah atau mengurangi permintaan terhadap faktor produksi. Jika kemajuan teknologi meningkatkan produktivitas maka permintaan terhadap faktor produksi meningkat. Kemajuan teknologi yang bersifat padat modal meningkatkan produktivitas barang modal, sehingga permintaan terhadapnya meningkat. Sebaliknya, kemajuan tersebut menurunkan permintaan terhadap tenaga kerja, bila hubungan keduanya substitutif. Kemajuan teknologi dapat meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja, bila kemajuan tersebut meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

E. Langkah Strategi Peningkatan Jumlah Produksi

Beberapa langkah strategis yang dilakukan manajemen untuk menciptakan Peningkatan Jumlah Produksi yang Unggul agar tetap mampu bersaing di pasar guna mempertahankan pertumbuhan jangka panjang, tidak terbatas pada bisnis utama perusahaan bahkan melakukan beberapa langkah yang inovatif. a. Menghadapi kendala kelangkaan energi listrik nasional khususnya di Sumatera Utara pada awal Maret 2008, manajemen melakukan langkah strategis dengan membangun satu unit Power Plant yang berbahan baku Tandan Kosong Kelapa Sawit di Unit Pabatu. Power Plant tersebut mulai dioperasikan secara komersial pada bulan Oktober 2008. Dengan output listrik sebesar 3 Mega Watt, Power Plant ini mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik operasional Pabrik Pengolahan Inti Sawit PPIS sebesar ± 2,4 Mega Watt. Terhadap kelebihan daya listrik yang dihasilkan perusahaan telah Universitas Sumatera Utara melakukan kerjasama dengan PLN Wilayah Sumut yang bertindak sebagai offtaker. b. Mendirikan Pabrik Kompos Bio Smart di Dolok Ilir sebagai bahan substitusi pupuk pada Tanaman Belum Menghasilkan dan searah dengan program zero waste dalam penanganan limbah yang efektif dan efisien. c. Membangun Kebun Benih di Unit Kebun Adolina dalam upaya mengurangi ketergantungan perusahaan pada bibit unggul hasil produksi perusahaan lain. d. Menerapkan teknologi baru di bidang pengolahan, seperti : 1. Rencana penggantian rebusan sterilizer di PKS horizontal menjadi sistem vertikal yang lebih efisien. 2. Penggunaan mesin Splitter di PKS Pasir Mandoge dan Dolok Ilir yang berfungsi membelah tandan tanpa melukai brondolan sehingga uap rebusan dapat masuk ke seluruh rongga TBS dan waktu perebusan lebih singkat. e. Melanjutkan program pengembangan areal tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Madina yang lahannya telah tersedia, dan mulai merintis pengembangan areal di luar Sumatera Utara. Disamping itu, untuk mengaplikasikan tanggung jawab sosial. Pada PT. Perkebunan Nusantara IV, pencatatan dalam Analisis Pengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi Tahun 2014 Kota Medan adalah berdasarkan penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai untuk menghasilkan Peningkatan Jumlah Produksi. Adapun biaya dalam Peningkatan Jumlah Produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Biaya Bahan Baku Produksi Biaya Bahan Baku Produksi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk bahan yang diproses menjadi barang jadi. Bahan Baku yang digunakan dalam suatu Peningkatan Jumlah Produksi biasanya dikelompokkan atas bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Secara tidak langsung keseluruhan biaya Peningkatan Jumlah Produksi dalam persediaan bahan baku dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Biaya Transformasi Biaya Transformasi merupakan salah satu unsur biaya yang mudah diperhitungkansebagai harga pokok bahan baku produksi. Angkutan diperlukan untuk menambah harga pokok bahan baku yang dibeli. b. Biaya Penyimpanan Produksi Biaya Penyimpanan Produksi tidak diperhitungkan sebagai harga tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli tetapi diperlukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Setelah bahan baku yang dibeli tidak semua bahan baku itu diproduksi. Tetapi sebagian akan disimpan untuk produksi selanjutnya. Oleh karena itu, timbul suatu kegiatan penyimpanan yang menimbulkan biaya produksi bagi perusahaan yang bisa disebut dengan biaya penyimpanan. c. Biaya Akibat Persediaan Produksi Kesalahan dalam menentukan jumlah pembelian bahan baku bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan biaya produksi yang merupakan bahan tambahan yang seharusnya tidak dikeluarkan apabila kesalahan ini tidak terjadi. Biaya resiko Universitas Sumatera Utara kehabisanbahan baku untuk diproduksi sebelum waktunya. Besar kecilnya resiko kehabisan persediaan bahan baku tergantung pada: 1. Penaksiran yang tepat terhadap kebutuhan bahan baku yang akan digunakan 2. Kehabisan supplier yang menyediakan bahan baku kepada perusahaan yang membeli bahan baku tersebut. 3. Adapun biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan kehabisan persediaan bahan baku adalah Biaya pemesanan akibat pembelian mendadak, Biaya upah lembur, Biaya administrasi, Biaya angkutan dan Biaya yang berkaitan dengan kapasitas gudang yang merupakan penyimpanan bahan baku. 2. Biaya Tenaga Kerja produksi a. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan biaya utama yang untuk menghasilkan produk dan jasa tertentu dan secara langsung diidentifikasikan kepada produksi. Tanpa adanya tenaga kerja langsung maka proses produksi tidak akan berjalan. Sedangkan yang dimaksud dengan upah langsung adalah biaya memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi . Biaya ini dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, contohnya gaji untuk para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk yang dihasilkan. Komponen-komponen yang termasuk dalam upah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Gaji Pokok Gaji Poko adalah upah yang dibayarkan kepada buruh dengan suatu dasar tetentu dalam suatu periode yang ditentukan. Upah ini dapat dinyatakan perjam, perhari, perminggu, ataupun perbulan atau juga borongan. 2. Uang Lembur Uang Lembur adalah upah tambahan yang dibayarkan kepada buruh yang bekerja melebihi waktu jam kerja normal yang ditetapkan menurut undang-undang perburuhan. 3. Bonus Bonus adalah upah tambahan yang diberikan kepada buruh yang ditujukkan prestasi kerja yang melebihi yang telah ditentukan sebelunya. b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga Kerja tidak Langsung ini bersifat menunjsng jumlah proses produksi. Misalnya, mandor kepala gudang, penjaga-jaga malam dan sebagainya. Perusahaan juga memberikan upah insentif, dimana tujuannya adalah untuk mendorong produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan produk lebih banyak, meningkatkan penghasilan, dan bagi perusahaan untuk mendapatkan biaya per unit lebih rendah. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dari biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya tenaga kerja langsung atau semua Universitas Sumatera Utara biaya produksi tak langsung. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari bahan tidak langsung, tenaga kerja langsung dan biaya-biaya tidak langsung lainnya.

F. Strategi yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi