Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi pada Tahun 2014 PTPN IV Kota Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN JUMLAHPRODUKSI PADA TAHUN 2014

PTPN IV KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:

AFRIDA YANTI 122101256

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : AFRIDA YANTI

NIM : 122101256

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI PADA TAHUN 2014 PTPN IV KOTA MEDAN

Tanggal : ... 2015 Dosen Pembimbing

Drs. Liasta Ginting M.Si

NIP : 195907131987031003

Tanggal : ... 2015 Ketua Program Studi

Diploma III Manajemen Keuangan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP : 197411232000122001

Tanggal : ... 2015 Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA NIP : 195604071980021001


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tanpa ada halangan suatu apapun. Shalawat berangkaikan salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat, karena dengan syafa’atnya kita dapat keluar dari alam jahiliyah ke alam yang penuh pendidikan seperti yang kita rasakan sekarang.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar untuk ke depannya penulis dapat menulis dengan lebih baik lagi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih penulis kepada:

1. Ucapan terima kasih penulis yang dispesialkan kepada kedua orang tua penulis, Bapak Alm. Mukhtar, dan Mama saya Hermina yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.EC, Ec, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan.


(4)

5. Bapak Drs. Liasta Ginting , M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan arahan bagi penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

7. Kepada Pegawai PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang telah memberikan informasi.

8. Kepada teman spesial saya Juan Haryadi yang selalu memberikan saya semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini terima kasih atas kesabaran dan kasih sayangnya selama ini.

9. Buat teman-teman saya (Dyta, Ernita, Sarah, Resty, Eliya, Siti dan Rahel) dan stambuk 2012 Manajemen Keuangan lainnya.

Medan, Juni 2015 Penulis

AFRIDA YANTI NIM : 122101256


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 5

B. Visi dan Misi ... 8

C. Makna Logo ... 10

D. Struktur Organisasi ... 12

E. Uraian Pekerjaan ... 14

BAB III PEMBAHASAN A. Jumlah Produksi ... 18

B. Jenis-jenis Jumlah Produksi ... 19

C. Tujuan Peningkatan Jumlah Produksi ... 21

D. Analisis Peningkatan Produksi ... 23

E. Langkah Strategi Peningkatan Jumlah Produksi... 24

F. Startegi Jumlah Produksi... 29

G. Trend Jumlah Produksi ... 31

BAB IV KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35


(6)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

3.1 Trend Produksi TBS... 32 3.2 Produksi Kelapa Sawit Kebun Sendiri... 33 3.3 Produktivitas Kelapa sawit... 34


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam menghadapi era kompetisi di dunia usaha yang ditandai dengan adanya persaingan yang semakin meningkat, setiap perusahaan dituntut untuk mempersiapkan diri secara matang. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai suatu konsep perencanaan yang strategis agar keberadaannya tetap diperhitungkan dalam dunia usaha. Konsep ini merupakan tahap yang mutlak dan penting untuk dilaksanakan karena mencakup tujuan yang akan direalisasikan dalam periode waktu tertentu dimasa mendatang. Perencanaan yang matang dapat digunakan sebagai cermin atau bahan evaluasi dalam menentukan perencanaan selanjutnya.

Salah satu tujuan terpenting yang hendak dicapai bagi suatu perusahaan adalah memperoleh laba atau profit yang semaksimal mungkin dengan cara menjual barang atau jasa dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta berusaha agar dapat tumbuh dan berkembang kearah yang lebih yang maju. Dengan adanya target terhadap pencapaian tujuan tersebut pimpinan perusahaan akan selalu mengarahkan kegiatan pada pencapaian tujuan dan dengan tujuan tersebut dengan pimpinan perusahaan akan lebih mudah menilai apakah hasil yang dicapai sudah sesuai atau tidak dengan rencana yang telah dibuat. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor pendorong peningkatan persaingan didunia usaha, ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang sejenis dengan produk yang inovatif dan berkualitas. Hal ini menjadi pemicu bagi setiap perusahaan untuk menujukkan kompetensinya. Masing-masing perusahaan memiliki cara dan metode sendiri untuk mengembangkan usahanya.


(9)

Hal ini bertujuan agar perusahaan mampu memenangkan kompetisi dan menguasai pasar. Semakin ketatnya persingan dalam bidang industri seperti sekarang ini, maka setiap perusahaan harus mempunyai manajemen yang baik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan menghadapi segala perubahan yang terjadi, salah salanya yang dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi, karena perkembangan ini sangat berpotensi untuk menimbulkan inovasi suatu produk yang berakibat kebutuhan masyarakat meningkat.

Disamping itu pula, bisnis sebuah organisasi perusahaan sudah pasti memiliki tujuan mencapai keuntungan yang bermanfaat bagi tumbuh kembang Organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu sudah tentu para pemimpin perusahaan akan selalu menggelontorkan banyak program dan agenda Kerja untuk mencapai target, baik terget di sisi hulu maupun sisi hilir. Target yang dimulai dari Pemasaran sampai dengan target Operasional, Efisiensi, Efektivitas dan Keungtungan Bersih (Net Profit), namun dalam penelitian ini peneliti hanya membahas Peningkatan Jumlah Produksi yang diterapkan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Peningkatan Jumlah Produksi merupakan salah satu target utama suatu perusahaan. Semakin tinggi laba yang didapatkan oleh perusahaan semakin besar pula peluang kerja dan pencapaian output maksimum dari pengunaan sumber daya tertentu.

Semakin hemat atau semakin sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatan semakin efisien, prose yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat, Peningkatan Jumlah Produksi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang


(10)

lebih besar. Melihat permasalahan yang sering terjadi di dalam sebuah kelompok oraganisasi perusahaan, penulis tertarik unruk meneliti tentang Peningkatan Jumlah Produksi di dalam perusahaan. Dengan demikian penulis menetapkan judul “ ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENINGKATAN PRODUKSI PADA TAHUN 2014 PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV KOTA MEDAN’’.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang perlu dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh strategi terhadap peningkatan jumlah produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penelitian pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan adalah sebagai berikut.

1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat jumlah produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan pendidikan pada program D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(11)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Perusahaan

Sebagai bahan masukan dalam perusahaan, khususnya perusahaan perkebunan, pengamat, dan pihak-pihak terkait.

2. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan informasi bagi penulis mengenai Peningkatan Jumlah Produksi dalam perusahaan.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis khususnya tentang peningkatan jumlah produksi.


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara dalam bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara kronologis riwayat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut :

1. Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti Namblodse Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam (NV HVA) dan Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (NV RCMA) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19.

2. Tahun 1967, Tahap Regrouping I

Pada tahun 1967 sampai dengan 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN Serat.


(13)

3. Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX.

4. Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan

Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT Perkebunan I sampai dengan IX (Persero).

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

5. Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I sampai dengan XIV dan PT Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV.


(14)

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan Akta Pendirian No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8332.HT.01.01. Thn. 96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8675/1996, serta telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat I Sumatera Utara c.q. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Simalungun No. 001/BH.2.15/ IX/1996 tanggal 16 September 1996 dan telah diperbaharui dengan Nomor 07/BH/0215/VIII/01 tanggal 23 Agustus 2001.

Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, S.H. tanggal 26 September 2002, tentang tempat kedudukan Kantor Pusat (dari Bah Jambi Kabupaten Simalungun ke Medan) dan Modal Dasar Perusahaan (dari 425.000 lembar saham Prioritas dan 550.000 lembar Saham Biasa yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 975.000 lembar Saham). Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-20652.HT.01.04. TH.2002 tanggal 23 Oktober 2002.


(15)

Pada tahun 2008 telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan Akta No. 11 dari Notaris Sri Ismiyati, SH tanggal 4 Agustus 2008 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-60615.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

B. Visi Misi dan Tata Usaha

1. Visi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan.

2. Misi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) a. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif.

b. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

c. Meningkatkan laba secara berkesinambungan

d. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). e. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

f. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusat/daerah.


(16)

3. Tata Nilai PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki komitmen untuk menunjang tingginya integritas profesional dan melaksanakan Tata Nilai yang berbasis.

1. Proactivity (Proaktif)- Selalu sikaf proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.

2. Excellence (Terbaik)- Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai dengan kompetensi kita. 3. Team Work (Kerja Sama)- Selalu berusaha mengutamakan kerja sama tim,

agar mampu menghasilkan sinergi yang optimal bagi perusahaan.

4. Innovation (perubahan)- Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode baru dan produk baru

5. Responsibility (Tanggung Jawab)- Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil


(17)

C. Makna Logo Perusahaan

Adapun bentuk dari logo perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Kota Medan seperti 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

a. Bentuk pohon sebagai gambaran dari pohon/ buah apapun yang mendekati bentuk tumbuhan, digambarkan dengan tiga pelepah di atas, dua pelepah di bawah. Pelepah di atas adalah mengartikan tiga unit Perkebunan antara lain b. Perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan coklat, dan Perkebunan Teh.

Kemudian dua pelepah di bawah mengartikan wadah, disini yaitu yang mengelola komoditi kelapa sawit dan teh dalam hal ini yaitu PTPN IV.

c. Empat bidang lengkung di bawah merupakan landasan yang menunjang ketiga Unit diatasnya. Dibuat secara masif dan kokoh membawa pesan kuat, lengkungan yang mengarah ke kiri dan kekanan merupakan arah pengembangan/ pemasaran, selain mempresentasikan industri hilir PTPN IV.


(18)

Empat bidang lekung menganalogi angka 4 (empat) dari PTPN IV, maka disebutlah PTPN IV.

Secara keseluruhan, bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis lurus menuju atau memusat kesuatu titik, yang berarti ketajaman fokus usaha dalam mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama yang dilandaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Mengenai warna yang ada pada logo, selain sebagai lambang juga sebagai unsur estetis: Hijau pada bidang lekung, mengacu pada sifat tangan dingin, serta keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan karyawannya, juga sejuk dalam kerukunan kerja antar sesama karyawan dan atasan sehingga timbul keakraban timbal balik, dalam hal ini PTPN IV yang jernih dalam pola pikir dan keyakinan dalam hasil kerja.

Jingga pada wadah dan bentuk tiga pelepah, adalah semangat membara mempertahankan serta meningkatkan mutu produksi dalam merebut pasar dari para pesaing di tiga produk yang dipasarkan. Dengan tangan dingin serta keyakinan dan semangat kerja maka keberhasilan akan tercapai berkat Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta maka kita patut untuk mensyukurinya.


(19)

D. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV

Organisasi adalah struktur yang diciptakan untuk memungkinkan pelaksanaan kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan dilaksanakannya delegasi wewenang dan tanggung jawab serta berlangsungnya komunikasi dengan lancar dari bawahan ke atasan dan sebaliknya.Struktur organisasi merupakan suatu bentuk perwujudan yang menunjukkan hubungan antara fungsi wewenang dan tanggung jawab, yang berhubungan satu sama lain dari masing-masing pegawai yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi suatu perusahaan harus memungkinkan adanya koordinasi usaha diantara semua unit dan bagian untuk mengambil tindakan-tindakan yang dapat mencapai satu tujuan.Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.


(20)

(21)

E. Uraian Pekerjaan

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham adalah pimpinan tertinggi yang bisa membawahi Dewan Komisaris, Direktur Utama, Direktur serta setingkat lebih bawah. Tugas dan Wewenangnya adalah:

a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset perubahan dalam mencapai tujuan perusahaan.

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 177/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996 tentang Pengangkatan Komisaris Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV dan S.K. Menkeu RI No. No. 268 KMK.016/1996 tanggal 9 April 1996 tentang Pengangkatan Tambahan Anggota-anggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV, dengan susunan anggota Komisaris, sebagai berikut :

Komisaris Utama : Becelius Ruru, SH, LLM

Komisaris : M. Effendi Ritonga

: Dr. Ir. Ato Suprapto, MSc. : Ir. Badrun


(22)

Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris adalah: 1. Memberikan nasehat kepada pimpinan

2. Pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan 3. Mengawasi jalannya perusahaan

3. Anggota Direksi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 163/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996 tentang Pengangkatan Direktur

Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV dan S.K. Menkeu RI No. No. 254 KMK.016/1996 tanggal 8 April 1996 tentang Pengangkatan Tambahan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV, dengan susunan anggota Direksi sebagai berikut :

Direktur Utama : Drs. Zaini Taibin Direktur Produksi : Ir. H. Soehardjo

Direktur Keuangan : Drs. I. Wayan Tantra, Ak. MM Direktur SDM dan Umum : Drs. Sobana Suwarna, SK, Ak. Direktur Pemasaran : P.H. Napitupulu, SE

4. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan proses manajemen transformasi dalam rangka terwujudnya Sustainable Value dan Sustainable Growth.

b. Membangun Perusahaan yang berbasis pengetahuan (Knowledge Company). c. Mensukseskan pembangunan sarana dan prasarana Teknologi Informasi


(23)

d. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 900:2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 400:996 serta Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK).

e. Melaksanakan seluruh peraturan yang berlaku terhadap operasional perusahaan dalam rangka memenuhi kepatutan (etika bisnis dan kerja).

f. Mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

5. Direktur Produksi

Tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan upaya strategi dan kebijakan Bidang Produksi serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis (work system) Bidang produksi untuk mewujudkan Best Practices.

c. Mengendalikan biaya produksi serta investasi sarana/prasarana produksi pada tingkat yang efektif dan efisien.

d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan inovasi di Bidang Produksi. e. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional bidang

produksi.

f. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 900: 2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 400 : 996.

g. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistem Penilaian Karya (SPK) bagi SDM Bidang produksi.

h. Melaksanakan seluruh program Strategic Initiative Total Quality Management (TQM), Quest for Innovation.


(24)

6. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan upaya strategik dan kebijakan Bidang Keuangan/Akuntansi/ Pemasaran serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis(work system) Bidang Keuangan/Akuntansi/Pemasaran untuk mewujudkan The Best Total Cost. c. Memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Assets Management secara

berkesinambungan untuk menghindari erosi kapital.

e. Mengendalikan dan mengevaluasi biaya produksi melalui pemanfaatan Activity Based Costing (ABC) dengan sasaran harga pokok FOB ≤ 78 % dari nilai penjualan.

f. Memelihara Cash Reserve requirement sebesar 2 (dua) bulan kebutuhan dana operasional.

g. Menyediakan sumber dana bagi pengembangan perusahaan dan kebun masyarakat disekitar Unit Kerja.

h. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistim Penilaian Karya (SPK) bagi SDM Keuangan/Akuntansi/Pemasaran.


(25)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Jumlah Produksi

Analisis Peningkatan Jumlah Produksi dapat didefenisikan sebagai semua rincian yang dianalisis baik itu pengeluaran atau penjualan yang dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan produksi yang baik bagi perusahaan” (sukirno, 2005:208).

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi adalah usaha perusahaan yang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk medapatkan perubahan yang lebih baik dalam meningkatkan jumlah produksi, dalam menghasilkan barang dan jasa supaya (lebih) berguna untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia.

Kebutuhan yang semakin bertambah perlu diimbangi dengan peningkatan atau perluasan produksi, baik jumlah maupun mutunya. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah produksi Peningkatan mutu dan jumlah hasil produksi dapat dilakukan dengan cara indentifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rasionalisasi.

Menurut Sofyan Assauri ( 2005: 7) produksi didefinisikan sebagai berikut : “Peningkatan Jumlah Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills).


(26)

Sehingga dapat di simpulkan bahwa Peningkatan Jumlah Produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentran-formasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran. Luas produksi yang terlalu besar dapat berakibat pengeluaran biaya yang terlalu besar, pemakaian bahan baku yang besar pula dan akhirnya memberikan akibat akan merosotnya harga jual. Sedangkan luas produksi yang terlalu kecil mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi permintaan pasar atau pelanggan, sehingga pelanggan tersebut pindah ke produk perusahaan lain yang menjadi pesaing perusahaan tersebut.

B. Jenis-jenis Peningkatkan Jumlah Produksi

Jenis-jenis Peningkatkan jumlah produksi adalah sebagai berikut: 1. Intensifikasi

Intensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara meningkatkan kemampuan atau memaksimalkan produktivitas faktor-faktor produksi yang telah ada. Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara intenfisfikasi :

a. Meningkatkan kualitas kerja b. Memperbaiki cara berproduksi c. Peningkatan jam operasi mesin


(27)

2. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara menambah dan atau memperluas faktor -faktor produksi yang digunakan. Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara ekstensifikasi :

a. Mendirikan pabrik baru atau cabang-cabang pabrik atau perusahaan b. Penambahan jumlah armada angkutan

c. Membuka lahan pertanian baru. 3. Diversifikasi

Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis atau keanekaragaman hasil produksi. Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara diversifikasi :

a. Selain menghasilkan sawit juga memproduksi menjadi minyak sawit dan inti sawit

b. Perusahaan melakukan diversifikasi selain bertujuan untuk menambah jumlah hasil produksi juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan menutupi kerugian yang mungkin terjadi apabila salah atau sebagian hasil produksi ternyata tidak laku di pasar.

4. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah usaha meningkatkan mutu dan hasil produksi dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan mutu dan hasil produksi dengan cara rasionalisasi : a. Untuk menghemat tenaga kerja dan efektivitas produksi, maka digunakan

tenaga kerja mesin


(28)

5. Spesialisasi

Spesialisasi atau mengadakan pembagian kerja, yaitu masing-masing orang, golongan, dan daerah menghasilkan barang-barang yang sesuai dengan lapangan, bakat, keadaan daerah, iklim, dan kesuburan tanah. Dengan adanya pembagian kerja, hasil kerja dapat diperluas sehingga kerja akan lebih baik.

6. Menambah prasarana produksi

Membuat atau menambah prasarana produksi, seperti saluran atau bendungan untuk pengairan, jalan, dan jembatan atau memperlancar pengangkutan bahan-bahan baku dan perdagangan.

7. Memberi proteksi

Memberikan proteksi yaitu melindungi industri dalam negeri, misalnya dengan mengenakan pajak impor, pembatasan atau larangan terhadap masuknya barang-barang tertentu yang industri dalam negeri sudah dapat menghasilkan sendiri dalam jumlah yang mencukupi.

8. Mendorong usaha swasta

Mendorong usaha swasta khususnya golongan ekonomi lemah, dengan fasilitas kredit murah, penyederhanaan prosedurprmohonan izin, deregulasi, dan pelatihan atau kursus.

C. Tujuan Peningkatan Jumlah Produksi

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Di satu sisi sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan terbatas. Dengan demikian seorang manajer perlu merencanakan dan menghitung dengan cermat mutu dan kuantitas produk yang diproduksi dan dipasarkan, sehingga


(29)

diperoleh keuntungan yang maksimal. Dalam perusahaan semaksimal mungkin untuk meningkatkan atau berusaha mencari laba yang sangat besar untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam aturan surat instruksi (SI).

Tujuan Peningkatan Jumlah Produksi juga memenuhi kebutuhan manusia, Manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah dan tujuannya untuk mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.

Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan yang mengelolah barang dan jasa. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi, Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya. Mengganti barang-barang yang rusak karena dipakai atau karena bencana alam, Semua itu diganti dengan cara memproduksi barang yang baru untuk memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri dengan tujuan Meningkatkan kemakmuran, Memperluas lapangan usaha.


(30)

D. Analisis Peningkatan Produksi PTPN IV

Yang mempengaruhi meningkatnya produksi adalah sebagai berikut: 1. Harga Faktor Produksi

Yang dimaksud dengan harga faktor produksi adalah upah dan gaji untuk tenaga kerja atau sewa untuk barang modal dan tanah. Jika faktor produksi bersifat normal, makin murah harganya, makin besar jumlah yang diminta. Dalam kasus khusus, turunnya harga faktor produksi justru menurunkan jumlah yang diminta (inferior). Atau pada saat harganya naik, permintaannya justru meningkat (analogis barang Giffen).

2. Permintaan Terhadap Output

Permintaan Terhadap output adalah makin besar skala produksi, makin besar permintaan terhadap input. Kecuali input tersebut telah bersifat inferior (menurunkan jumlah yang diminta).

3. Permintaan Terhadap Faktor Produksi Lain

Misalnya, permintaan terhadap faktor produksi substitutif (mesin) meningkat, maka permintaan terhadap tenaga kerja menurun. Bila tenaga kerja dan mesin mempunyai hubungan komplemen, meningkatnya permintaan terhadap mesin meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja.

4. Harga Faktor Produksi Yang Lain

Pengaruh perubahan harga suatu faktor produksi terhadap permintaan faktor produksi lainnya sangat berkaitan dengan sifat hubungan antar faktor produksi. Permintaan terhadap suatu faktor produksi akan meningkat, bila harga faktor produksi substitusinya makin mahal. Permintaan terhadap faktor produksi akan menurun, jika harga faktor produksi komplemennya makin mahal.


(31)

5. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi mempunyai dampak yang mendua terhadap permintaan faktor produksi. Dalam arti kemajuan teknologi dapat menambah atau mengurangi permintaan terhadap faktor produksi. Jika kemajuan teknologi meningkatkan produktivitas maka permintaan terhadap faktor produksi meningkat. Kemajuan teknologi yang bersifat padat modal meningkatkan produktivitas barang modal, sehingga permintaan terhadapnya meningkat. Sebaliknya, kemajuan tersebut menurunkan permintaan terhadap tenaga kerja, bila hubungan keduanya substitutif. Kemajuan teknologi dapat meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja, bila kemajuan tersebut meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

E. Langkah Strategi Peningkatan Jumlah Produksi

Beberapa langkah strategis yang dilakukan manajemen untuk menciptakan Peningkatan Jumlah Produksi yang Unggul agar tetap mampu bersaing di pasar guna mempertahankan pertumbuhan jangka panjang, tidak terbatas pada bisnis utama perusahaan bahkan melakukan beberapa langkah yang inovatif.

a. Menghadapi kendala kelangkaan energi listrik nasional khususnya di

Sumatera Utara pada awal Maret 2008, manajemen melakukan langkah strategis dengan membangun satu unit Power Plant yang berbahan baku Tandan Kosong Kelapa Sawit di Unit Pabatu. Power Plant tersebut mulai dioperasikan secara komersial pada bulan Oktober 2008. Dengan output listrik sebesar 3 Mega Watt, Power Plant ini mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik operasional Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) sebesar ± 2,4 Mega Watt. Terhadap kelebihan daya listrik yang dihasilkan perusahaan telah


(32)

melakukan kerjasama dengan PLN Wilayah Sumut yang bertindak sebagai offtaker.

b. Mendirikan Pabrik Kompos Bio Smart di Dolok Ilir sebagai bahan substitusi pupuk pada Tanaman Belum Menghasilkan dan searah dengan program zero waste dalam penanganan limbah yang efektif dan efisien.

c. Membangun Kebun Benih di Unit Kebun Adolina dalam upaya mengurangi ketergantungan perusahaan pada bibit unggul hasil produksi perusahaan lain. d. Menerapkan teknologi baru di bidang pengolahan, seperti :

1. Rencana penggantian rebusan (sterilizer) di PKS horizontal menjadi sistem vertikal yang lebih efisien.

2. Penggunaan mesin Splitter di PKS Pasir Mandoge dan Dolok Ilir yang berfungsi membelah tandan tanpa melukai brondolan sehingga uap rebusan dapat masuk ke seluruh rongga TBS dan waktu perebusan lebih singkat.

e. Melanjutkan program pengembangan areal tanaman kelapa sawit di

Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Madina yang lahannya telah tersedia, dan mulai merintis pengembangan areal di luar Sumatera Utara. Disamping itu, untuk mengaplikasikan tanggung jawab sosial.

Pada PT. Perkebunan Nusantara IV, pencatatan dalam Analisis Pengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi Tahun 2014 Kota Medan adalah berdasarkan penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai untuk menghasilkan Peningkatan Jumlah Produksi. Adapun biaya dalam Peningkatan Jumlah Produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, antara lain:


(33)

1. Biaya Bahan Baku Produksi

Biaya Bahan Baku Produksi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk bahan yang diproses menjadi barang jadi. Bahan Baku yang digunakan dalam suatu Peningkatan Jumlah Produksi biasanya dikelompokkan atas bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Secara tidak langsung keseluruhan biaya Peningkatan Jumlah Produksi dalam persediaan bahan baku dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Biaya Transformasi

Biaya Transformasi merupakan salah satu unsur biaya yang mudah diperhitungkansebagai harga pokok bahan baku produksi. Angkutan diperlukan untuk menambah harga pokok bahan baku yang dibeli.

b. Biaya Penyimpanan Produksi

Biaya Penyimpanan Produksi tidak diperhitungkan sebagai harga tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli tetapi diperlukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Setelah bahan baku yang dibeli tidak semua bahan baku itu diproduksi. Tetapi sebagian akan disimpan untuk produksi selanjutnya. Oleh karena itu, timbul suatu kegiatan penyimpanan yang menimbulkan biaya produksi bagi perusahaan yang bisa disebut dengan biaya penyimpanan. c. Biaya Akibat Persediaan Produksi

Kesalahan dalam menentukan jumlah pembelian bahan baku bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan biaya produksi yang merupakan bahan tambahan yang seharusnya tidak dikeluarkan apabila kesalahan ini tidak terjadi. Biaya resiko


(34)

kehabisanbahan baku untuk diproduksi sebelum waktunya. Besar kecilnya resiko kehabisan persediaan bahan baku tergantung pada:

1. Penaksiran yang tepat terhadap kebutuhan bahan baku yang akan digunakan

2. Kehabisan supplier yang menyediakan bahan baku kepada perusahaan yang membeli bahan baku tersebut.

3. Adapun biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan kehabisan persediaan bahan baku adalah Biaya pemesanan akibat pembelian mendadak, Biaya upah lembur, Biaya administrasi, Biaya angkutan dan Biaya yang berkaitan dengan kapasitas gudang yang merupakan penyimpanan bahan baku.

2. Biaya Tenaga Kerja produksi

a. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan biaya utama yang untuk menghasilkan produk dan jasa tertentu dan secara langsung diidentifikasikan kepada produksi. Tanpa adanya tenaga kerja langsung maka proses produksi tidak akan berjalan. Sedangkan yang dimaksud dengan upah langsung adalah biaya memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi . Biaya ini dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, contohnya gaji untuk para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk yang dihasilkan.


(35)

1. Gaji Pokok

Gaji Poko adalah upah yang dibayarkan kepada buruh dengan suatu dasar tetentu dalam suatu periode yang ditentukan. Upah ini dapat dinyatakan perjam, perhari, perminggu, ataupun perbulan atau juga borongan.

2. Uang Lembur

Uang Lembur adalah upah tambahan yang dibayarkan kepada buruh yang bekerja melebihi waktu jam kerja normal yang ditetapkan menurut undang-undang perburuhan.

3. Bonus

Bonus adalah upah tambahan yang diberikan kepada buruh yang ditujukkan prestasi kerja yang melebihi yang telah ditentukan sebelunya.

b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga Kerja tidak Langsung ini bersifat menunjsng jumlah proses produksi. Misalnya, mandor kepala gudang, penjaga-jaga malam dan sebagainya. Perusahaan juga memberikan upah insentif, dimana tujuannya adalah untuk mendorong produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan produk lebih banyak, meningkatkan penghasilan, dan bagi perusahaan untuk mendapatkan biaya per unit lebih rendah.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dari biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya tenaga kerja langsung atau semua


(36)

biaya produksi tak langsung. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari bahan tidak langsung, tenaga kerja langsung dan biaya-biaya tidak langsung lainnya.

F. Strategi yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi

Hal-hal yang mempengaruhi peningkatan jumlah produksi pada PTPN IV Medan adalah sebagai berikut:

1. Strategi Menjaga Kualitas Tandan Buah Segar (TBS)

a. Menjaga kualitas tandan buah segar (TBS) merupakan salah satu strategi utama untuk meningkatkan jumlah produksi agar cepat panen atau mempercepat pengiriman TBS ke pabrik.

b. Start pengolahan TBS lebih awal c. Minimalkan restanTBS di PKS. 2. Strategi Desain Engineering PKS

a. Merupakan Pemilihan mesin-mesin PKS sebagai contoh pemilihan jenis sterilizer horizon

b. tal atau vertical, Karena keberhasilan pengolahan minyak kelapa sawit 60% ditentukan oleh kualitas perebusan, maka pemilihan jenis sterilizer harus mendapat perhatian khusus dan di kaji dengan benar. (Majalah Sawit Indonesia edisi Mei 2012:Pemilihan Jenis PKS).

c. Nilai investasi proyek pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit d. Informasi teknologi industri pengolahan minyak kelapa sawit


(37)

3. Strategi Performa Tinggi Mesin-Mesin Utama PKS a. Perebusan TBS optimal di sterilizer/ alat sterilisasi

b. Pemisahan berondolan dengan janjangan di dilakukan dengan maksimal c. Pencabikan daging buah

d. Pemisahan minyak di klarifikasi e. Pemisahan kernel di pabrik. 4. Strategi Kompetensi Karyawan

a. Perbaikan dan peningkatan pengetahuan, keahlian teknis melalui training b. Self learning/ belajar mandiri.

5. Strategi Standar Operasional Prosedur

a. Peningkatan supervisi proses pengolahan minyak kelapa sawit b. Laboratorium dan kontrol kualitas.

6. Strategi Total Pemeliharaan Produksi a. Peningkatan Fokus

b. Peningkatan Otonomi c. Pemeliharaan Direncanakan d. Pemeliharaan Kualitas e. Pelatihan dan Pendidikan f. Keselamatan dan Lingkungan g. Manajemen Material

Dalam perusahaan harus mempunyai target dalam pencapaian tingkat produksi yang sangat besar, untuk mencapai itu semua harus mempunyai usaha yang tinggi, skill/ keahlian dan bekerja sama dalam mengerjakan sesuatu hal yang berkaitan dengan meningkatkan jumlah produksi pada perusahaan. Dari 16 pabrik kelapa


(38)

sawit yaitu Bah jambi (BAJ), Dolok sinumba (DOS), Pasir mandoge (PAM), Gunung bayu (GUB), Mayang (MAY), Dolok ilir (DOI), Pabatu (PAB), Adolina (ADO), Air batu (ABA), Tinjoan (TIN), Sawit langkat (SAL), Pulo rejo (PUR), Beringin (BER), Ajamu (AJA), Sosa (OSA),dan Timur (TIM).

G. Trend Produksi TBS Pihak Ke III

Selisih peningkatan jumlah produksi pada pihak ke III Bagian Pembelian Bahan Baku PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dari tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.

Tabel 3.1 Trend Produksi TBS Pihak Ke III Bagian Bahan Baku

TAHUN REALISASI TBS PIHAK KE III (Kg)

TBS MINYAK SAWIT INTI SAWIT

2011 613,664,560 121,687,545 24,664,356

2012 663,977,200 128,237,362 25,897,919

2013 668,225,790 130,237,137 26,702,383

2014 738,195,332 145,830,545 29,123,354

Sumber: PTPN IV (Persero) Medan (2014) (diolah kembali)

Total perolehan pembelian TBS pihak ke III sebesar 663.977 ton, mengalami kenaikan 8,20% dibandingkan tahun 2011 sementara di tahun 2013 perolehan pembelian TBS pihak III sebesar 668.226 ton meningkat 0,16% dari tahun 2012, dan di tahun 2014 perolehan pembelian TBS meningkat drastis sebasar 738.195. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) melakukan langkah – langkah strategis diantaranya dengan mengunjungi langsung ke petani mengumpul maupun petani yang memiliki lahan kelapa sawit serta mengidentifikasi daerah-daerah yang menjadi sumber yang menjadi sumber


(39)

kelapa sawit untuk menjadi mitra pemasok TBS PT. Perkebunan Nusantara IV. Dilihat dari tren kenaikan perolehan pembelian TBS pihak III, PT Perebunan Nusantara IV mampu menjali hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan mitra pemasok dan petani.

Tabel 3.2 Produksi Kelapa Sawit Kebun Sendiri

Uraian Realisasi RKAP Realisasi

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Kelap Sawit

1. TBS 1.714.872 1.761.535 1.777.644 2. Minyak

Sawit 414.994 425.861 430.415

3. Inti sawit 80.164 82.851 83.905 JlhMinyak+Sawit 495.157 508.712 514.329

Rendemen:

1. M. Sawit 24,20 24,18 24,21

2. Inti sawit 4,67 4,70 4,72

Sumber : PTPN IV (Persero) Medan (2014) (diolah kembali)

Realisasi produksi TBS kebun sendiri tahun 2014 dibandingkan tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan sebesar 62.772 ton atau 3, 66% dan dibandingkan RKAP tahun 2014 berada diatas sebesar 16.109 ton atau 0, 91% (realisasi tahun 2014= 1.777.644 ton, RKAP tahun 2013= 1.761.535 ton, realisasi tahun 2012= 1.714.872 ton). Pencapaian produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS + IS) tahun 2013 dibandingkan tahun 2014 mengalalami peningkatan sebesar 19.607 ton atau 3, 87% dan dibandingkan RKAP tahun 2013 berada diatas sebesar 5.607 ton atau 1, 10%, hal ini disebabkan:


(40)

1. Penggali produksi dilaksanakan secara optimal dilapangan dengan memenuhi sarana panen dan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan saluran air.

2. Dilaksankan secara konsisten dan adanya tim evaluasi dalam peningkatan jumlah produksi dari Kantor Direksi yang turun ke kebun-kebun

3. Meningkatkan pengamanan produksi di lapangan sampai ke pabrik.

Berikut dapat dijelaskan jumlah produktivitas kelapa sawit pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Produktivitas Kelapa sawit (Kg/ Ha)

Uraian Realisasi 2012 RKAP 2013 Realisasi 2014 Kelapa Sawit

3. TBS 23.212,02 23.244,73 23.459,24 4. M.Sawit 5.617,25 5.619,54 5.680,11 5. Inti Sawit 1.085,06 1.093,28 1.107,26 Jumlah Minyak+Inti 6.702,31 6.712,82 6.787,37 Sumber:PT. Perkebunan Nusantara (Persero) IV Medan (2014)

Produktivitas minyak sawit dan inti sawit (MS + IS) tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 85,06 kg/ ha atau 1,27% dibandingkan tahun 2012 dan berada diatas RKAP tahun 2013 sebesar 74, 55 kg/ ha atau 1,11%. Disamping produksi kebun sendiri, perusahaan juga membeli produksi dari Pihak ke III, produksi kelapa sawit Pihak III tahun 2013 dan tahun 2012.


(41)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat membuat kesimpulan dan memberikan dan memberikan beberapa saran atas penelitian yang telah dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

1. Meningkatnya jumlah produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor dan strategi yang dimiliki oleh perusahaan

2. Peningkatan jumlah produksi TBS Pihak III dari tahun 2011 s/d 2014 dipengaruh oleh faktor serta strategi yang telah dilaksanakan

3. Realisasi produksi TBS kebun sendiri mengalami peningkatan disebabkan terlaksanya infrastruktur jalan, dilaksanakannya secara konsisten serta adanya tim evaluasi yang menangani peningkatan jumlah produksi

4. Usaha yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah produksi menjadi panutan bagi perusahaan dalam mengelolah TBS

5. Strategi yang dilaksanakan adalah sebagi salah satu dalam meningkatnya jumlag produksi pada perusahaan

6. Peningkatan jumlah produksi didasarkan oleh semangat oleh pekebun dalam menjaga kualitas TBS.

7. Produktivitas kelapa sawit mengalami peningkatan dalam dari tahun 2012 s/d 2014.


(42)

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian saya, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Strategi yang diciptakan harus bisa dilaksanakan dengan benar setiap tahunnya

2. Peningkatan jumlah produksi TBS pihak III pada tahun 2012 s/d 2014 jadi pelajaran pada tahun-tahun berikutnya.

3. Realisasi yang sudah tercapai dan meningkat jadi acuan di tahun-tahun berikutnya.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1990. Tujuan Utama Produksi, Jakarta: Mitra Wacana Media. Bangun, Wilson. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bandung, Jakarta: Refika Aditama. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah

Produksi, Jakarta: Graha Ilmu.

Http.www.brainly.com Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi. http:www.PTPN IV.co.id

Robert, Bruce 1994. Ekonomi Produksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sofyan, Assaury. 2000. Manajemen Produksi, Jakarta; FE-UI Press.

Sukirno, Sadono. 2005, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persedo.


(1)

sawit yaitu Bah jambi (BAJ), Dolok sinumba (DOS), Pasir mandoge (PAM), Gunung bayu (GUB), Mayang (MAY), Dolok ilir (DOI), Pabatu (PAB), Adolina (ADO), Air batu (ABA), Tinjoan (TIN), Sawit langkat (SAL), Pulo rejo (PUR), Beringin (BER), Ajamu (AJA), Sosa (OSA),dan Timur (TIM).

G. Trend Produksi TBS Pihak Ke III

Selisih peningkatan jumlah produksi pada pihak ke III Bagian Pembelian Bahan Baku PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dari tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.

Tabel 3.1 Trend Produksi TBS Pihak Ke III Bagian Bahan Baku

TAHUN REALISASI TBS PIHAK KE III (Kg) TBS MINYAK SAWIT INTI SAWIT 2011 613,664,560 121,687,545 24,664,356 2012 663,977,200 128,237,362 25,897,919 2013 668,225,790 130,237,137 26,702,383 2014 738,195,332 145,830,545 29,123,354 Sumber: PTPN IV (Persero) Medan (2014) (diolah kembali)

Total perolehan pembelian TBS pihak ke III sebesar 663.977 ton, mengalami kenaikan 8,20% dibandingkan tahun 2011 sementara di tahun 2013 perolehan pembelian TBS pihak III sebesar 668.226 ton meningkat 0,16% dari tahun 2012, dan di tahun 2014 perolehan pembelian TBS meningkat drastis sebasar 738.195. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) melakukan langkah – langkah strategis diantaranya dengan mengunjungi langsung ke petani mengumpul maupun petani yang memiliki lahan kelapa sawit serta mengidentifikasi daerah-daerah yang menjadi sumber yang menjadi sumber


(2)

kelapa sawit untuk menjadi mitra pemasok TBS PT. Perkebunan Nusantara IV. Dilihat dari tren kenaikan perolehan pembelian TBS pihak III, PT Perebunan Nusantara IV mampu menjali hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan mitra pemasok dan petani.

Tabel 3.2 Produksi Kelapa Sawit Kebun Sendiri

Uraian Realisasi RKAP Realisasi

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Kelap Sawit

1. TBS 1.714.872 1.761.535 1.777.644

2. Minyak

Sawit 414.994 425.861 430.415

3. Inti sawit 80.164 82.851 83.905

JlhMinyak+Sawit 495.157 508.712 514.329

Rendemen:

1. M. Sawit 24,20 24,18 24,21

2. Inti sawit 4,67 4,70 4,72

Sumber : PTPN IV (Persero) Medan (2014) (diolah kembali)

Realisasi produksi TBS kebun sendiri tahun 2014 dibandingkan tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan sebesar 62.772 ton atau 3, 66% dan dibandingkan RKAP tahun 2014 berada diatas sebesar 16.109 ton atau 0, 91% (realisasi tahun 2014= 1.777.644 ton, RKAP tahun 2013= 1.761.535 ton, realisasi tahun 2012= 1.714.872 ton). Pencapaian produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit (MS + IS) tahun 2013 dibandingkan tahun 2014 mengalalami peningkatan sebesar 19.607 ton atau 3, 87% dan dibandingkan RKAP tahun 2013 berada diatas sebesar 5.607 ton atau 1, 10%, hal ini disebabkan:


(3)

1. Penggali produksi dilaksanakan secara optimal dilapangan dengan memenuhi sarana panen dan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan saluran air.

2. Dilaksankan secara konsisten dan adanya tim evaluasi dalam peningkatan jumlah produksi dari Kantor Direksi yang turun ke kebun-kebun

3. Meningkatkan pengamanan produksi di lapangan sampai ke pabrik.

Berikut dapat dijelaskan jumlah produktivitas kelapa sawit pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Produktivitas Kelapa sawit (Kg/ Ha)

Uraian Realisasi 2012 RKAP 2013 Realisasi 2014 Kelapa Sawit

3. TBS 23.212,02 23.244,73 23.459,24

4. M.Sawit 5.617,25 5.619,54 5.680,11

5. Inti Sawit 1.085,06 1.093,28 1.107,26

Jumlah Minyak+Inti 6.702,31 6.712,82 6.787,37

Sumber:PT. Perkebunan Nusantara (Persero) IV Medan (2014)

Produktivitas minyak sawit dan inti sawit (MS + IS) tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 85,06 kg/ ha atau 1,27% dibandingkan tahun 2012 dan berada diatas RKAP tahun 2013 sebesar 74, 55 kg/ ha atau 1,11%. Disamping produksi kebun sendiri, perusahaan juga membeli produksi dari Pihak ke III, produksi kelapa sawit Pihak III tahun 2013 dan tahun 2012.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat membuat kesimpulan dan memberikan dan memberikan beberapa saran atas penelitian yang telah dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

1. Meningkatnya jumlah produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor dan strategi yang dimiliki oleh perusahaan

2. Peningkatan jumlah produksi TBS Pihak III dari tahun 2011 s/d 2014 dipengaruh oleh faktor serta strategi yang telah dilaksanakan

3. Realisasi produksi TBS kebun sendiri mengalami peningkatan disebabkan terlaksanya infrastruktur jalan, dilaksanakannya secara konsisten serta adanya tim evaluasi yang menangani peningkatan jumlah produksi

4. Usaha yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah produksi menjadi panutan bagi perusahaan dalam mengelolah TBS

5. Strategi yang dilaksanakan adalah sebagi salah satu dalam meningkatnya jumlag produksi pada perusahaan

6. Peningkatan jumlah produksi didasarkan oleh semangat oleh pekebun dalam menjaga kualitas TBS.

7. Produktivitas kelapa sawit mengalami peningkatan dalam dari tahun 2012 s/d 2014.


(5)

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian saya, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Strategi yang diciptakan harus bisa dilaksanakan dengan benar setiap tahunnya

2. Peningkatan jumlah produksi TBS pihak III pada tahun 2012 s/d 2014 jadi pelajaran pada tahun-tahun berikutnya.

3. Realisasi yang sudah tercapai dan meningkat jadi acuan di tahun-tahun berikutnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1990. Tujuan Utama Produksi, Jakarta: Mitra Wacana Media. Bangun, Wilson. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bandung, Jakarta: Refika Aditama. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah

Produksi, Jakarta: Graha Ilmu.

Http.www.brainly.com Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi. http:www.PTPN IV.co.id

Robert, Bruce 1994. Ekonomi Produksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sofyan, Assaury. 2000. Manajemen Produksi, Jakarta; FE-UI Press.

Sukirno, Sadono. 2005, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persedo.